Sedang Membaca
Sangu Haji yang Wajib Dibawa oleh Para Tamu Allah

Alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta ini berdomisili di Jakarta dan kini menjadi founder Ibuku Content Creator.

Sangu Haji yang Wajib Dibawa oleh Para Tamu Allah

Img 20220608 133226 434

Labbaik Allahumma Labbaik.

Jika akhir pekan teman-teman saat ini dipenuhi oleh undangan walimatussafar hajj, maka artinya kita sudah memasuki pekan keberangkatan jamaah haji Indonesia 2023 baik gelombang satu yang akan tiba di Kota Madinatul Munawwarah maupun gelombang dua yang akan tiba di Kota Makkah al-Mukarramah.

Tahun ini jama’ah yang berangkat ke tanah suci tentunya berbeda seperti saat haji pandemi yang kuotanya hanya separuh dari keberangkatan tahun ini. Tahun ini jumlah kuota haji Indonesia berjumlah 221.000 yang terdiri dari jamaah haji reguler sebanyak 203.320 dan 17.680 jama’ah khusus.

Kita harus turut berbangga karena Indonesia masuk sebagai negara dengan jumlah jamaah terbanyak setelah Pakistan, Bangladesh, dan India. Namun di sisi lain juga harus siaga karena haji tahun ini merupakan haji yang paling banyak jama’ah haji lansia jika dibandingkan dengan haji pada tahun sebelumnya.

Seperti yang kita ketahui, ada sangu atau bekal yang tentunya wajib dibawa oleh para tamu Allah agar dapat melaksanakan rukun, wajib, sunah haji maupun umrah, sehingga ketika kembali ke tanah air mendapatkan predikat mabrur/mabrurah.

Sangu ini pun sangat saya fikirkan sewaktu akan menjadi jamaah haji pandemi tahun lalu. Semoga beberapa sangu ini pun telah dipersiapkan oleh para jama’ah haji Indonesia.

Niat Ibadah Haji Karena Allah Ta’ala

Sangu yang pertama adalah tentunya niat berhaji. Jangan sampai sudah lama-lama kita menanti keberangkatan haji, sudah banyak biaya yang harus dikeluarkan, tetapi kita lupa tidak meluruskan niat untuk beribadah haji menunaikan rukun Islam yang kelima karena Allah Ta’ala.

Baca juga:  Ilmuwan Besar dalam Dunia Islam (6): Al-Biruni, Mencipta Teori Sains hingga Menulis Sejarah Hindu

Perbanyak Bekal Ilmu Manasik Haji dan Ilmu Agama Islam

Sangu yang kedua adalah perbanyak bekal ilmu manasik haji dan ilmu agama islam agar dapat melaksanakan rukun, wajib, sunah ibadah haji dengan seoptimal mungkin. Oleh karena itu, ketika ada kesempatan manasik haji, maka gunakan semaksimal mungkin kesempatan manasik dengan baik.

Bertanya kepada pembimbing manasik haji ketika tidak mengetahui hal yang kurang dipahami. Namun ketika hal tersebut tidak memungkinkan, kita pun tetap bisa bertanya kepada petugas pembimbing haji saat di Haramain manakala mendapatkan kesulitan.

Misal sewaktu saya harus menjadi badal untuk almarhumah Ibu saat melempar batu kerikil di Jamarat Mina. Waktu itu saya kebingungan sekali tidak tergambar seperti apa proses membadali beliau. Apalagi saya dan ibu merupakan haji reguler non-KBIH atau haji mandiri reguler, artinya kami tidak ada pendamping khusus dari KBIH.

Namun karena Kemenag RI telah memfasilitasi jamaah haji dengan kehadiran petugas pembimbing haji, maka saya pun bertanya berkali-kali kepada petugas dan akhirnya dapat melaksanakan lempar jumrah dengan sebaik mungkin.

Ilmu agama islam lainnya adalah salah satunya bab bersuci. Saat haji, kemungkinan bertayamum akan kita temui lebih sering daripada saat menjalani aktivitas sehari-hari seperti di dalam pesawat maupun keadaan darurat lainnya. Saat melaksanakan haji pandemi tahun lalu, saya sempat menemukan masih banyak jama’ah yang kesulitan melaksanakan tayamum dengan tertib dan benar.

Baca juga:  Agama, Kolektivitas Spiritual, dan Kemaslahatan yang Abadi

Memang, di dalam Islam sendiri terdapat dalil bertaqwa semampu yang kita bisa dalam surah at-Taghabun ayat 16 yang berbunyi:

Fattaqullāha mastaṭa‘tum wasma‘ū wa aṭī‘ū wa anfiqū khairal li’anfusikum, wa may yūqa syuḥḥa nafsihī fa ulā’ika humul-mufliḥūn(a).Artinya: Bertakwalah kamu kepada Allah sekuat kemampuanmu! Dengarkanlah, taatlah, dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu! Siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Namun tentu, dengan mempelajari ilmu agama dengan baik, hal tersebut menjadi ikhtiar kita untuk bertakwa sekuat kemampuan kita setelah berusaha mempelajarinya.

Sehat Jasmani dan Rohani

Sangu haji yang keempat yang wajib dipersiapkan adalah kesehatan fisik dan mental. Hal tersebut dikarenakan saat melaksanakan ibadah haji, kita akan banyak melakukan aktivitas fisik dan tentunya akan ada ujian yang kita alami secara personal sebagai pengalaman spiritual kita selama beribadah di Haramain yang kelak menempa kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi nantinya setelah kembali ke tanah air.

Oleh sebab itu, kesehatan jasmani dan rohani sangat penting bagi kita dan bisa kita latih dengan cara rutin berolahraga maupun membaca istighfar dan salawat.

Sangu Riyal dan Uang Jokowi

Sangu yang terakhir adalah sangu riyal dan uang jokowi atau uang rupiah secukupnya untuk menunjang aktivitas kita selama beribadah di Haramain. Mata uang Indonesia saat ini memiliki sebutan uang jokowi di tanah suci dan mata uang kita dapat menjadi alat tukar yang sah oleh pedagang di Haramain.

Baca juga:  Sajian Khusus: Islam di Tengah-Tengah Masyarakat Banjar

Sangu yang satu ini bisa kita manfaatkan untuk membayar dam karena mayoritas jama’ah haji Indonesia melaksanakan haji Tamattu’. Selain itu, sangu tersebut juga bisa kita manfaatkan untuk berulang kali umrah selama ada di Makkah.

Manfaat lainnya tentu dengan sangu tersebut, kita bisa waqaf al-Qur’an, sedekah di Haramain, dan aktivitas baik lainnya. Jadi sangu tersebut tidak selalu tentang oleh-oleh apalagi jika mengingat kapasitas koper yang disediakan oleh penyelenggara haji terbatas.

Yang paling penting lagi adalah karena sangu atau sebaik-baiknya bekal adalah taqwa sebagaimana dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 197:

Al-ḥajju asyhurum ma‘lūmāt(un), faman faraḍa fīhinnal-ḥajja falā rafaṡa wa lā fusūqa wa lā jidāla fil-ḥajj(i), wa mā taf‘alū min khairiy ya‘lamhullāh(u), wa tazawwadū fa’inna khairaz-zādit-taqwā, wattaqūni yā ulil-albāb(i).

Artinya: (Musim) haji itu (berlangsung pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi.58) Siapa yang mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, janganlah berbuat rafaṡ,59) berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala kebaikan yang kamu kerjakan (pasti) Allah mengetahuinya. Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.

Nah itu dia sangu haji yang wajib dibawa oleh para tamu Allah. Semoga bermanfaat dan kelak ibadah hajinya mendapatkan predikat mabrur/mabrurah. Wallahu a’lam bisshowab.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top