Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Musthofa Aqil Siroj mengungkap alasan umat Islam merasa bahagia karena kedatangan Ramadhan. Padahal, ibadah puasa yang dijalankan di dalamnya, terdapat banyak sekali larangan seperti tidak boleh makan dan minum di siang hari.
Kiai Musthofa kemudian mengutip sebuah hadits Nabi Muhammad yakni man fariha bi dukhuli Ramadhan jasadahu ‘alanniran. Barangsiapa yang berbahagia karena kedatangan bulan Ramadhan maka akan diselamatkan dari api neraka.
“Tapi senang apa, orang tidak makan dan minum kok senang? Kalimat senang di sini adalah senang sebab ketika berpuasa, kita sedang dipanggil wahai orang beriman. Kita sedang disebut sebagai orang yang beriman,” tuturnya dalam Pesantren Ramadhan Majelis Telkomsel Taqwa (MTT), pada Rabu (5/5).
Panggilan Allah secara khusus yang membuat bahagia umat Islam itu terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 183. Karena itu, karena telah diberi panggilan khusus maka dalam menjalankan ibadah puasa akan merasa sangat senang.
“Maka seberapa pun risiko, lemas, dan laparnya dalam berpuasa, saya akan senang karena dengan puasa saya dipanggil wahai orang iman, dan yang memanggil adalah Allah, panggilannya terdapat dalam Al-Quran,” tegas Pengasuh Pesantren KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat ini.
“Oleh karena itu, mari kita berdoa kepada Allah semoga kita puasa dan tambah meningkat ini berarti memanggil kita sampai hari kiamat dengan panggilan sebagai orang beriman. Ini adalah kebahagiaan kita. Itu jugalah agar kita la’allakum tattaqun (menjadi orang yang bertakwa),” imbuhnya.
Kini, hal yang mesti disyukuri adalah karena Ramadhan telah memasuki 10 hari terakhir. Para ulama memprediksi bahwa di akhir-akhir Ramadhan ini terdapat lailatul qadr, satu malam yang kebaikannya lebih baik dari 1000 malam.
“Alhamdulillah kita memasuki 10 hari yang ketiga. Dalam 10 hari yang ketiga ini sangat diharapkan dan diprediksi terdapatnya lailatul qadr, terutama dalam tanggal-tanggal ganjil,” ucap Kiai Musthofa.
Karena itu, ia mengajak dan mengimbau umat Islam agar meningkatkan kadar atau kualitas amal di detik-detik terakhir Ramadhan ini. Caranya dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah dan berusaha untuk lebih baik dari hari-hari yang telah lalu.
“Minimal dalam 10 hari yang terakhir ini kita lebih baik dari hari-hari sebelumnya, lebih taqarrub (mendekatkan) kepada Allah lagi, lebih memperbanyak amal lagi, dan lebih meningkatkan nilai dari amal itu sendiri. Sebab yang namanya amal ibadah itu harus ada peningkatan,” pungkasnya.