Perjalanan bangsa Indonesia tak bisa begitu saja dilepaskan dari sosok bernama ‘Kiai’. Bahkan, kemerdekaan bangsa Indonesia pun berkat andil dari para kiai. Kiai yang waktu itu ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia diantaranya adalah Pangeran Diponegoro, KH Hasyim Asyari, KH Ahmad Dahlan, KH Wahid Hasyim, dan lain-lain. Tak bisa dipungkiri bahwa peran mereka sangat penting, mulai dari berperang melawan penjajah hingga merumuskan dasar negara dan bentuk negara.
Sebelum lebih jauh membahas tentang ‘Kiai’, penulis paparkan dulu tentang pengertian ‘Kiai’. Dijelaskan oleh Zamakhsyari Dhofier dalam bukunya berjudul Tradisi Pesantren; Studi tentang Pandangan Hidup Kiai, perkataan kiai menurut asal usulnya dalam bahasa Jawa dipakai untuk tiga jenis gelar yang saling berbeda:
Pertama, sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat, seperti “Kiai Garuda Kencana” dipakai untuk sebutan Kereta Emas yang ada di Kraton Yogyakarta. Kedua, gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya. Ketiga, gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang memiliki atau yang menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santri. Selain gelar kiai, ia juga disebut dengan orang alim (orang yang memiliki pengetahuan keislaman secara mendalam).
Dahulu, para Kiai rela berjuang, berkorban harta hingga nyawa mereka pertaruhkan semata-mata demi tercapainya kemaslahatan umat. Kiai ingin bangsa Indonesia terlepas dari penjajahan dan masyarakat bisa kembali hidup nyaman, aman dan sejahtera. Begitu totalitas perjuangan para tokoh agama pada saat itu.
Peran Kiai yang turut serta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia hanyalah satu dari sekian banyak tugas dan peran Kiai dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Mereka juga memiliki peran sebagai pembimbing umat untuk menuju ke jalan yang benar, mendidik para santri di Pesantren, hingga membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Dan yang paling penting peran Kiai adalah melahirkan generasi berikutnya lewat santri-santri yang mereka asuh.
Kiai tidak hanya mengajarkan keilmuannya di Pesantren-Pesantren, tapi juga terjun langsung ke masyarakat, melalui pengajian-pengajian. Salah satu Kiai yang perannya sangat penting dalam kehidupan di masyarakat adalah Kiai Kampung. Pada dasarnya, istilah Kiai Kampung ini disematkan bagi Kiai yang lingkup dakwahnya hanya di desa tempat ia tinggal/menetap. Sosok Kiai adalah orang yang diyakini penduduk desa mempunyai otoritas yang sangat besar dan kharismatik
Sama seperti Kiai-Kiai pada umumnya, Kiai kampung juga merupakan sosok orang yang berilmu atau pemuka agama. Selain itu, ia juga bisa sebagai pemimpin yang bertugas untuk membina, mengayomi, dan membimbing umat Islam baik dalam masalah-masalah agama maupun masalah sehari-hari, dari sisi keagamaan atau sosial kemasyarakatan.
Di desa-desa umumnya yang berada di tanah Jawa, sosok Kiai menerima penghormatan yang tinggi dari masyarakat dibandingkan dengan elite lokal yang lain, seperti para pengusaha batik kaya. Masyarakat begitu menghormati orang yang menyandang status ‘Kiai’, karena bagaimanapun Kiai kampung punya peran yang sangat besar dalam pembentukan karakter masyarakat.
Selain guru, Kiai kampung lah yang mengajarkan nilai-nilai agama kepada masyarakat. Dari mulai belajar Alif, Ba, Ta’ sampai kepada pelajaran aqidah dan akhlak. Sejak dulu sampai sekarang, Kiai Kampung tetap istiqamah dalam menjalankan tugasnya sebagai penjaga moral masyarakat. Mereka tidak pernah goyah tekadnya untuk tetap membina masyarakat dalam kondisi apapun.
Kiai Kampung biasanya juga berperan sebagai guru TPQ atau ada juga yang memiliki pesantren kecil, dimana sang Kiai sendiri lah sebagai pengasuh pondok. Kiai Kampung mendidik kita agar menjadi anak yang sholih, sholihah dan menjadi generasi yang cerdas. Kita bisa membaca Al-quran juga berkat Kiai Kampung. Saat masih kecil, kita mengaji ‘turutan’ kepada Kiai Kampung. Kita belajar dari dasar, mengenal huruf hijaiyah sampai kita benar-benar bisa membaca Alquran dengan fasih. Selain itu, kita bisa mengerti tata cara wudhu yang benar, mengetahui rukun Islam dan rukun Iman juga karena Kiai Kampung.
Dalam salah satu ceramahnya, Habib Muhammad Luthfi bin Yahya pernah mengatakan bahwa kita jangan sampai menyepelekan Kiai Kampung. Sebab, menurutnya, perjuangan para ulama dan kiai kampung mengajarkan Islam rahmatan lil alamin tidak mengenal lelah. Sosok Kiai kampung juga lah yang mengenalkan kita pada para aulia, habaib dan tokoh pejuang bangsa di Indonesia.
Kiai Kampung akan selalu mengingatkan dan menegur umatnya jika berbuat salah atau melanggar aturan agama, karena itu sudah menjadi salah satu tugas dari seorang Kiai. Al Quran surat Ali Imrah ayat 104 menyebutkan,
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang mengajak kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang beruntung” (QS Ali Imran: 104).
Di samping sebagai guru agama, Kiai Kampung adalah seorang imam dan sekaligus tokoh masyarakat Islam setempat. Mereka yang biasanya dipercaya masyarakat untuk memimpin sholat berjamaah di masjid atau mushola. Mereka juga yang kadang diminta masyarakat untuk memimpin acara seperti tahlilan, ziarah, dan lain-lain. Artinya, tidak ada jarak antara seorang Kiai dengan masyarakat entah itu miskin atau kaya.
Kiai yang berbaur langsung dengan masyarakat semacam ini adalah sosok yang mempunyai peran penting dalam masyarakat yang dijadikan sebagai tempat bertanya berbagai masalah. Masyarakat yang memiliki masalah dalam hidupnya tak jarang menemui sang Kiai untuk mencarikan solusi terhadap masalah yang dihadapinya. Jadi, keberadaan Kiai kampung benar-benar sangat penting dan berarti bagi masyarakat.
Tidak mengherankan bilamana sosok Kiai disegani karena benar-benar membimbing akhlak dalam masyarakat. Mereka dengan ikhlas mentransfer ilmunya kepada orang yang membutuhkan, dan mereka siap kapan pun bila masyarakat mengundang untuk mengisi sebuah acara, entah hajatan nikah, sunatan dan lain sebagainya.
Keberadaan kiai kampung adalah merawat semangat kebersamaan agar kohesi dan dinamika masyarakat pedesaan tetap berada dalam bingkai nilai-nilai agama dan moral masyarakat. Kiai kampung juga diyakini memiliki pengaruh besar dalam mencegah berkembangnya paham radikalisme di Indonesia.
Jadi sudah semestinya kita berterima kasih kepada Kiai Kampung. Berkat jasa merekalah kita bisa memahami Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Dan berkat nasihat-nasihat para Kiai lah, masyarakat bisa hidup dengan aman, nyaman dan terbebas dari jurang kebodohan.