Sedang Membaca
Ini Beberapa Ilmu Tak Berguna yang Jadi Fitnah Akhir Zaman
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Ini Beberapa Ilmu Tak Berguna yang Jadi Fitnah Akhir Zaman

Pengasuh Pondok Pesantren Zain Al-Makki Bogor, Jawa Barat, KH Ahmad Busyairi menjelaskan bahwa Nabi Muhammad pernah mengingatkan umat tentang keberadaan ilmu yang tidak berguna. Sebagai seorang guru, Rasulullah menerangkan kepada murid-muridnya agar mampu memilah mana ilmu yang bermanfaat dan tidak.

Dalam hadits dari Sayyidina Zaid bin Arkam yang diriwayatkan Imam Muslim, Nai Muhammad mengajarkan sebuah doa untuk menghindar dari ilmu yang tidak bermanfaat. Do aitu adalah Allahumma inni a’uzubika min ‘ilmin laa yanfa’ (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat).

“Karena pada hakikatnya tidaklah dikatakan ilmu kecuali sesuatu yang memang sepatutnya ada kandungan manfaat di dalamnya,” jelas Kiai Busyairi dalam Pesantren Digital Majelis Telkomsel Taqwa (MTT) bertajuk Rasulullah sebagai Guru Mulia pada 28 Oktober 2021, diakses dari Kanal Youtube MTT, pada Kamis (4/11/2021).

“Ilmu yang mungkin tidak bermanfaat karena kontennya, karena kandungan isinya, mungkin juga tidak bermanfaat karena tidak diamalkan. Mungkin juga tidak bermanfaat karena disalahgunakan. Ilmu sihir misalnya,” imbuhnya.

Di dalam hadits Nabi yang terdapat dalam Kitab At-Targhib wa Tarhib karya Imam Al-Mundziri, Sayyidina Umar pernah bertanya kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib tentang tanda-tanda fitnah akhir zaman.

Kemudian Sayyidina Ali menjawab beberapa hal. Pertama, idzaa tufuqqiha li ghairiddin yakni seseorang yang mempelajari agama tetapi bukan untuk kepentingan agama. Kedua, tu’ullima li ghairi amal yaitu seseorang yang mempelajari ilmu tetapi bukan untuk diamalkan. Ketiga, seseorang yang belajar ilmu akhirat tetapi digunakan untuk mendapatkan dunia.

Baca juga:  Yi Kung Yi San dan Ide-Ide Gila

“Tiga indikasi ini adalah tanda munculnya fitnah di akhir zaman. Belajar, bukan untuk diamalkan. Mungkin untuk status, identitas, atau semata untuk mendapatkan popularitas. Jadi cukup dengan status, identitas, pujian, popularitas, tanpa melangkah pada amal. Nabi mengingatkan kita agar memohon perlindungan kepada Allah dari jenis ilmu seumpama ini. Karena ini akan menjadi musibah di hari kiamat ini,” terang Kiai Busyairi.

Tugas-tugas Nabi Muhammad
Kiai Busyairi menjelaskan bahwa terdapat banyak status atau identitas yang melekat pada diri Nabi Muhammad. Antara lain sebagai pemimpin umat manusia pada zamannya, sehingga Nabi Muhammad menjadi suri teladan dan sosok ideal dalam segala sesuatu yang berhubungan dengan kemaslahatan manusia.

“Dalam konteks yang lebih kecil di keluarga, Nabi adalah contoh seorang ayah paling istimewa. Nabi juga sosok seorang suami ideal. Di lingkungan sekitar, Nabi seorang tetangga yang santun dan peduli. Rasul dalam konteks lebih luas adalah pemimpin spiritual. Beliaulah yang menjadi khatib dan imam di dalam shalat. Beliaulah yang memberi wejangan kepada umat,” terangnya.

Pada konteks pembelaan dan penjagaan negara, Rasulullah selalu tampil sebagai panglima pasukan dan ahli strategi perang sehingga benar-benar menjadi sosok sempurna yang diutus oleh Allah kepada umat manusia.

Bahkan, Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah menulis satu kitab berjudul Ar-Rasulul Muallim. Di dalam kitab itu, Abu Ghuddah menuliskan berbagai kisah Nabi Muhammad sebagai guru yang mulia.

Baca juga:  Gamis Nabi Muhammad untuk Seorang Munafik

“Adapun konteks yang kecil dari sekian banyak status, beliau adalah sosok sebagai guru. Karena memang tugas dan fungsi seorang nabi adalah membimbing dan mengarahkan umat,” pungkas Kiai Busyairi.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top