Adab Khataman
Menurut Syaikh al-Kurdi dalam kitab Tanwîr al-Qulûb fi Mu’amalati ‘Allamil Ghuyûb menyebutkan 8 adab khataman, yaitu:
- Suci dari hadats dan najis.
- Di ruangan khusus, sunyi dari keramaian manusia.
- Khusyu’ dan hadir hati kepada Allâh Swt., seolah-olah dalam mengabdikan diri kepada-Nya. Jika anda tidak melihat-Nya, maka Dia melihat anda.
- Peserta yang hadir harus seizin Syaikh .
- Pintu ditutup, Karena menurut hadits yang diriwayatkan al-Hakim dari Ya’la bin Syidad:
بَيْنَمَا أَنَا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: هَلْ فِىْكُمْ غَرِىْبٌ، ىَعْنِى الْكِتَابُ، فَقُلْنَا: لَا ىَا رَسُوْلَ اللهِ، فَأَمَرَ بِغَلْقِ الْبَابِ، وَ قَالَ: اِرْفَعُوْا اَيْدِيَكُمْ
Tatkala aku berada di sisi Rasullullah Saw, tiba-tiba beliau bertanya: ”adakah orang asing diantara kamu? Kami menjawab: Tidak ada, Rasûlullâh Saw., Lantas beliau memerintahkan supaya pintu ditutup dan bersabda: “Angkat tangan kamu”.
دَخَلَ رَسُوْلُ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَيْتَ هُوَ وَاُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ, وَ بِلَالٌ وَ عُثْمَانَ بْنُ طَلْحَةَ فَاَغْلَقُوْا عَلَيْهِمْ فَلَمَّا فَتَحَهَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُنْتُ اَوَّلَ مَنْ وَلِجَ فَلَقَيْتُ بِلَالًا فَسَأَلْتُهُ هَلْ صَلَّى فِيْهِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نَعَمْ صَلَّى بَيْنَ الْعَمُوْدَيْنِ الْيَمَانِيَّيْنِ
Rasûlullâh Saw., telah memasuki ka’bah bersama dengan Usamah bin Zaid, bilal, Utsman bin Thalhah. Mereka menutupkan pintu. Tatkala mereka membukanya, sayalah orang pertama masuk, ku jumpai bilal dan kutanyakan: apakah Rasûlullâh Saw, shalatnya di dalamnya? Bilal menjawab: “benar, dianara dua tiang arah Yaman”.
- Memejamkan pelupuk mata dari permulaan sampai akhir.
- Berusaha sungguh-sungguh melenyapkan lintasan dan getaran dalam hati, sehingga tidak sampai lalai dari mengingat Allâh Swt.
- Duduk tawarruk, kebalikan dari duduk tawarruk dalam shalat.
Prosesi Khataman
Prosesi khataman biasanya dilaksanakan oleh mursyid atau murid senior, dalam posisi duduk berjama’ah shalat, maka mulailah membaca berbagai bacaan. Menurut KH. Ramli Tamim dalam kitabnya Tsamrat al-Fikriyyah, bahwa proses khataman dimulai sebagai berikut:
- al-Fatihah, ke hadirat Nabi Saw, beserta keluarga dan sahabatnya.
- al-Fatihah, untuk para Nabi dan Rasul, para Malaikat al-Muqarrabin, para Syuhadâ’. Para Shalihin, setiap keluarga, setiap sahabat, dan kepada arwah bapak kita Adam As., dan ibu kita Hawâ’. Dan semua keturunan dan keduanya sampai hari kiamat.
- al-Fatihah, kepada arwahnya Khulafâ’ al-Râsyidîn (Abu Bakar al-Shiddiq r.a, Umar, Ustman, Ali), semua sahabat awal dan ahkir, para Thabi’in, Tabi’it Tabi’in dan semua yang mengikuti kebaikan mereka sampai hari kiamat.
- al-Fatihah, untuk arwah para imam Mujtahid dan para pengikutnya, para `ulamâ’ dan pembimbing, para Qari’, para Mukhlisin, para imam hadits, mufassir, semua tokoh-tokoh sufi yang ahli tharîqah, para wali baik laki-laki maupun perempuan, Kaum muslimin dan muslimat dari seluruh penjuru dunia.
- al-Fatihah, untuk semua arwah Syaikh tharîqah Qâdiriyah wa al-Naqsyabandiyah, khususnya Shulthân al-Auliyâ’ Syaikh Abdul Qâdir al-Jilani, Abul Qâsim al-Junaidi, Sirri Saqathi, Ma’ruf ibn Fairuz al-Karkhi, Habib al-Ajami, Hasan al-Bashri, Ja’far Shâdiq, Abu Yazid al-Basthami, Yusuf al-Hamadani, Burhanuddin an-Naqsyabandi, as-Sirhindi. Berikut nenek moyang dan keturunan mereka, ahli silsilah mereka dan orang yang mengambil ilmu dari mereka.
- al-Fatihah, kepada arwah orang tua kita dan Syaikh-Syaikh kita, keluarga kita yang yang telah mati, orang yang berbuat baik kepada kita, dan orang yang mempunyai hak dari kita, orang yang mewasiati kita, dan orang yang kita wasiati, serta orang yang mendo’akan baik kepada kita.
- al-Fatihah, kepada arwah semua mu’minin-mu’minat, muslimin-muslimat yang masih hidup maupun yang sudah mati di sebelah barat maupun di sebelah timur, di belahan kanan dan kiri dunia, dan dari seluruh penjuru dunia, semua keturunan Adam As., sampai kiamat.