Sedang Membaca
Tujuh Perangkap Iblis Menurut Syekh Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jili
Hosiyanto Ilyas
Penulis Kolom

Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Miftahul Ulum Bangkalan. Pernah menimba ilmu di Ponpes Attaroqqi Karongan Sampang. Pegiat Bahtsul Masail LBM NU.

Tujuh Perangkap Iblis Menurut Syekh Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jili

Fie2lc4vuaysi57

Syekh Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jili dalam karyanya Al-Insan Al-Kamil Fi Ma’rifati Awakhir Wal Awail (Juz, 2, Hlm. 267) menjabarkan tentang profil Iblis, setelah itu, beliau menjabarkan berbagai madzahir (penampakan) Iblis dan juga perangkat Iblis untuk menjerat manusia.

Penampakan Iblis dan perangkapnya banyak sekali, tidak terhitung jumlahnya. Iblis diberi kekuasaan oleh Allah SWT untuk menjerumuskan manusia ke jalan kesesatan. Syekh Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jili meringkas perangkap Iblis untuk menggoda manusia atas tujuh tingkatan. Beliau menegaskan:

واعلم أن إبليس له في الوجود تسعة وتسعون مظهرا على عدد أسماء الله تعالى الحسنى. وله تنوعات في تلك المظاهر لا يحصي عدها ويطول علينا استيفاء شرح مظاهره جميعها، فلنكتف منها على سبع مظاهر هي أمهات جميع تلك المظاهر.

Dan ketahuilah sesungguhnya wujud Iblis menampakkan dengan sembilan puluh sembilan seperti jumlah asmaul husna. Dan Iblis memiliki bermacam-macam atau variasi dalam penampakannya itu, yang tidak bisa diringkas hitungannya, dan lama bagiku untuk menjelaskan penampakan secara keseluruhannya. Maka aku mencukupkan untuk penjelasan penampakan Iblis dengan tujuh penampakan, karena yang tujuh merupakan pokok dari segala penampakan.

Adapun tujuh perangkap Iblis untuk menjerat manusia sebagai berikut:

Pertama, dunia dan isinya. Seperti, cakrawala, bintang, bahan pokok, dan lain sebagainya. Dengan dunia dan isinya Iblis menggoda orang kafir dan musyrik, sehingga mereka tidak bisa berfikir dengan jernih, Iblis membutakan hati mereka, Iblis menunjukkan rahasia-rahasia perbintangan dan kemewahan dunia, sehingga mereka menyembah benda-benda yang ada di dunia ini.

Baca juga:  Bercermin, Semuanya karena Kemurahan Allah

 

Kedua, tabiat, syahwat, dan kelezatan. Iblis menipu orang islam yang bodoh dengan kecintaan kepada kepuasan syahwat dan kelezatan dunia. Sehingga mereka berusaha mencari harta sebanyak mungkin untuk dinakmatinya. Saking cintanya kepada kenikmatan dunia, ia rela melakukan apa saja, bahkan menjual agamanya.

Ketiga, dengan amal kebaikan. Iblis menggoda untuk beramal baik, selanjutnya Iblis menggoda untuk ujub atau bangga diri, setelah ujub dengan kebaikan terkadang ia sulit menerima nasihat dari orang lain. Setelah itu Iblis membisikkan, “Istirahatlah jangan terlalu banyak beribadah”. Akhirnya ia malas beribadah dan selalu meremehkan orang lain.

Keempat, niat dan keutamaan amal. Iblis menggoda para syuhada’ supaya niatnya rusak, jika niatnya sudah rusak maka amalpun ikut rusak. Iblis membisikkan kepada orang yang berbuat kebaikan, “Perbaiki amalmu,kamu dilihat orang lain, jadilah contoh bagi orang lain”. Dan Iblis menggoda dengan kebaikan, ia menggoda supaya seseorang banyak membaca al-Qur’an setelah banyak membaca al-Qur’an Iblis membisikkan supaya menunaikan haji, akhirnya ia mencari harta untuk menunaikan haji, sedangkan kebiasaan membaca al-Qur’an ia tinggalkan karena ia sibuk mencari harta. Orang yang terlalu sibuk dengan mencari harta akan mewariskan kekikiran, su’udzan, dan tidak bisa berlapang dada.

Kelima, ilmu yang dimiliki ulama. Orang yang mempunyai ilmu terkadang tertipu oleh bisikan Iblis, mereka mengetahui berbagai dalil dan mereka mengikuti hawa nafsunya, contohnya, ia bermadzhab Hanafi tetapi mengawini wanita mengikuti madzhab Daud Ad-Dzahiri, atau menikahi wanita tampa wali mengikuti madzhab Hanafi sedangkan ia bermadzhab Syafii.

Baca juga:  Munajat Ulama Nusantara (1)

Keenam, kebiasaan untuk hidup enak dan santai. Seorang murid (orang yang menuju Allah) terkadang senang hidup enak dan bersantai diri, sehingga menurun semangatnya dan kecintaannya untuk beribadah.

Ketujuh, pengetahuan tentang ketuhanan. Waliyullah dan ahli makrifat tidak luput dari tipu daya Iblis, kecuali Allah menjaga dan melindungi mereka. Iblis berbisik kepada mereka, “Allah adalah hakikat dari segala yang wujud dan engkau termasuk wujud Allah”. Lalu mereka menjawab, “Benar kami adalah wujud Allah”. Setelah itu mereka tidak lagi berbuat kebajikan, Iblis berbisik kembali, “Lakukanlah apa saja yang engkau sukai.” Lalu mereka berbuat kemaksiatan berzina, mencuri, dan mabuk-mabukan. Dan sebagian dari mereka ada yang mengaku sudah ittihad (menyatu dengan Allah) dan bahkan ada yang mengaku tuhan.

Wallahu A’lam Bissawab.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
2
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top