Tradisi apangajih (mengaji) merupakan salah satu tradisi yang telah mendarah daging bagi orang Madura. Entah sejak abad ke berapa tradisi ini ada, itu belakangan. Yang jelas, tradisi apangajih tetap lestari dan mengakar kuat hingga kini. Tentu saja, hal tersebut tidak lepas dari potret orang-orang Pulau Garam ini yang tersohor relijius dan taat beragama.
Apangajih adalah tradisi mengaji alquran. Lumrahnya, membaca surat Yasin dan surat-surat tertentu dalam al-Qur’an. Mengaji dan apangajih, memiliki arti yang sama. Sebab, mengaji adalah membaca al-Qur’an. Dan apangajih juga demikian.
Hanya saja, kalau mengaji, lazimnya itu pasca maghrib bagi anak-anak ke langgar bersama guru ngaji. Sedangkan apangajih, adalah lebih umum. Mulai dari anak-anak, sampai orang tua. Dan apangajih, waktu pelaksanaannya tidak wajib selesai adzan maghrib. Bisa jadi pagi hari, siang hari, hingga malam hari, sesuai situasi dan kondisi. Dan bila selesai mengaji, sama seperti umumnya: adalah diakhiri dengan doa-doa dan makan bersama.
Setidaknya, ada 11 hal yang penulis tahu mengapa orang Madura mengaji (apangajih).
#1. Bila mau membangun rumah
Bagi orang Madura, ketika mau menggusur rumah untuk membuat rumah baru, maka mengaji di rumah yang mau dibongkar itu seakan menjadi kewajiban mutlak yang harus dilaksanakan. Jika tidak, maka dicap sebagai orang yang berani melawan keselamatan.
Artinya, salah satu tujuan apangajih bagi orang Madura selain agar pembongkaran rumah berjalan lancar, pun juga agar selamat. Sebab, tak jarang rumah yang dibongkar itu, orang-orang yang membongkar dihinggapi petaka. Mulai dari jatuh, luka parah terkena paku, dll. Bagi orang Madura, rumah itu sakral, jangan sembarang digusur. Bahkan, bila rumah baru itu telah jadi, rasanya kurang afdol jika tidak apangajih.
#2. Bila lulusan/wisuda
Lulusan yang dimaksud adalah lulusan sekolah dan kampus. Maksudnya, bila anak-anak itu lulus SD atau MI, MA atau SMK sampai mau lulus S1 (menjelang hari wisuda), maka orang tuanya akan mengundang sanak famili dan tetangga terdekatnya untuk mengajikan anak itu. Hal itu sebagai simbolis bagi orang Madura, bahwa anak tersebut telah mengenyam ilmu pendidikan. Maka kudu di-apangaji-kan agar supaya ilmunya melekat, berkah dan bermanfaat untuk orang lain.
#3 Bila mau buat dan beli toko (usaha)
Mau buat toko ataupun mau beli toko seperti toko kelontong, sembako, dll, bagi orang Madura harus mengaji terlebih dahulu. Agar apa? Supaya toko itu bisa lancar didatangi pelanggan. Selain itu, agar toko tersebut bisa menolong mereka ke jalan keberkahan. Artinya, selain agar bisa meraup untung banyak, bagi orang Madura tak menyenangkan bila tidak berkah walaupun hasil uang jualannya banyak. Sepak terjal agar lebih berkah, adalah apangajih.
#4 Bila mau merantau
Bagi orang Madura, jangankan mau merantau ke luar negeri, maupun ke luar Madura, mau merantau di daerah Madura saja (beda kabupaten dan semacamnya) mayoritas ya, harus apangajih terlebih dahulu.
#5 Bila mau ikut event atau olahraga di ajang bergengsi
Selain harus beli jamu dan bikin ramuan sendiri ala Madura agar stamina kuat dan tahan banting saat ikut event olahraga atau kejuaraan bergengsi seperti volly, sepak bola, futsal ataupun kasti, maka apangajih adalah hal yang tak boleh ditinggalkan. Tentu saja agar selamat dan menang. Apalagi olahraga kasti. Yang memang rentan membuat pemainnya linglung (adu dukun), cedera sebab benturan keras, berkelahi, bolanya terlihat jadi beberapa butir, dll., maka agar terhindar dari hal yang tak diinginkan itu, salah satunya adalah mengaji dan berdoa kepada Allah agar selamat.
#6 Bila selesai beli kendaraan
Jangankan baru membeli kendaraan yang mahal, yang murah sekalipun, bagi orang Madura harus apangajih. Agar kendaraan itu tidak mudah rusak. Agar sang pengendara selamat dari jatuh, tabrakan, dan kronologi tak diinginkan bersama kendaraan barunya itu.
#7 Bila selesai beli sapi kontes
Sapi kontes (sapeh pajhengan) atau sape sono: adalah sapi berharga bagi orang Madura. Harganya sangat mahal. Mulai dari 20-60 juta. Dan cara memberi makan pun sangat berbeda dengan sapi pembajak sawah. Lebih khusus dan telaten. Mengapa harus apangajih? Agar sapi itu jodoh, agar selamat dan membawa keberkahan bagi orangnya.
#8 Bila barang berharga hilang lalu ditemukan, dan butuh suatu keajaiban
Bila orang Madura kehilangan sesuatu yang amat berharga, tak jarang bilang, “asal barang itu ditemukan lagi, saya mengaji mengundang tetangga.” Jangankan barang hilang, butuh panas saat musim tembakau untuk menjemurnya agar tembakau itu kering, mereka kadang bilang demikian. Hanya saja, soal butuh terik matahari ini, lazimnya, dari pihak keluarga saja yang mengaji.
#9 Bila anaknya khatam al-qur’an di langgar
Ini memang lebih kompleks. Artinya, jika orang tuanya tidak mau apangajih (mengajikan anaknya) bila anaknya khatam al quran di langgar (budaya ngaji habis maghrib), itu kesannya kurang sah anaknya khatam al quran.
#10 Bila ada perempuan hamil
Bila usia kandungan perempuan hamil menginjak 4 bulan dan 7 bulan, itu apangajih. Pasalnya, apangajih bagi orang hamil di Madura, adalah hal yang urgensi. Tujuannya, agar bayinya selamat, lahir tidak cacat, agar jadi anak yang soleh-solehah, serta ibunya bila melahirkan agar sehat dan selamat.
#11 Bila anaknya mau mondok
Bagi orang tua di Madura, bila mau memondokkan anaknya, apangajih juga menjadi hal yang tidak boleh dilewatkan. Tujuannya, agar anaknya betah di pondok, agar memperoleh ilmu yang barokah dan manfaat, dan agar bisa mengabdi dengan setulus hati.