Sedang Membaca
Khutbah Jumat: Perilaku Korupsi dan Bahan Bakar Api Neraka
Noor Sholeh
Penulis Kolom

Penulis pernah mengajar di SMKN 2 Jepara, dan mengabdi di Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Kabupaten Jepara. Pernah juga diamanahi menjadi Ketua MWC NU Kota Jepara. Kolom Khutbah Jumat adalah kumpulan naskah-naskah yang pernah disampaikan oleh almarhum dalam mimbar Jumat. Naskah itu kini diketik ulang supaya bermanfaat dan menjadi amal jariyah yang terus mengalir. Lahu-alfaatihah..

Khutbah Jumat: Perilaku Korupsi dan Bahan Bakar Api Neraka

Hadirin yang berbahagia

Fenomena pelanggaran terhadap perintah Allah kini sudah nampak sekali dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di negara kita. Kita tahu dan lihat bersama-sama melalui berita di media cetak dan elektronik, bagaimana praktik korupsi dilakukan secara berjamaah oleh para pesohor dan pejabat di negeri ini. Dua pejabat Kementerian diangkut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas praktik kejahatan yang dilakukan olehnya.

Praktik korupsi yang dilakukan oleh para pesohor dan pejabat di negeri ini sudah pada level yang sangat memprihatinkan. Mereka mengambil hak-hak warga untuk hidup sejahtera dengan memperkaya diri sendiri ataupun golongan mereka. Bayangkan, bantuan sosial yang seharusnya didistribusikan kepada warga yang membutuhkan, apalagi disituasi pandemi seperti sekarang, malah dikorupsi. Na’udzubillahhi min dzalik.

Dengan melihat fenomena ini, muncul pertanyaan dibenak kami, apakah pantas orang yang korupsi dan merugikan bangsa tersebut, kita percaya lagi untuk menjadi suri tauladan kita? menjadi pemimpin-pemimpin kita?

Hadirin yang berbahagia

Peringatan hari anti korupsi sedunia baru saja kemarin diperingati, pada 9 Desember. Banyak slogan-slogan yang mengajak kita untuk meninggalkan praktik tersebut. Berani jujur itu hebat, mungkin sebuah kata yang mudah untuk diucapkan. Namun pada praktiknya hal ini sangat susah untuk dilakukan, bukan? mengapa demikian? Karena manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki nafsu dan memiliki keinginan.

Baca juga:  Al Aminah, Masjid Terapung di Teluk Lampung

Namun, apabila kita selalu berpegang teguh pada agama dan yakin bahwa setiap gerak kehidupan kita selalu diawasi oleh Allah, maka tentunya kita dapat mengontrol perilaku mana yang baik dan perilaku mana yang buruk. Kita bisa menilai mana perilaku yang maslahat dan madharat. Korupsi jelas madharat, kejahatan yang sangat luar biasa (extra ordinary crime), karena menyengsarakan banyak orang. Maka ketahuilah, bahwa bahan bakar api neraka itu adalah orang orang yang melakukan maksiat kepada Allah, yakni orang-orang yang melakukan perbuatan yang dilarang oleh-Nya.

Hal ini termaktub dalam QS : At- Tahrim : 6

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Dari ayat ini kita juga dapat mengambil hikmah untuk selalu mengingatkan kepada keluarga kita, anak-anak kita untuk menjauhi siksa api neraka dengan mendidik mereka untuk selalu ingat kepada Allah SWT dengan menjauhi praktik-praktik yang dilarang oleh Allah. Keturunan-keturunan kita hendaklah dididik dengan nilai-nilai kejujuran, sehingga ketika tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini dipegang olehnya ia mampu menjaga integritasnya sebagai orang yang jujur, bersih dari sifat serakah dan korup.

Baca juga:  Langgar Pusaka; Masjid Kuno Peninggalan Islam Wetu Telu di Lombok Timur

Hadirin yang berbahagia

Segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini akan kita pertanggungjawabkan besok di hari akhir. Mungkin kita bisa membuat rekayasa pertanggungjawaban di dunia. Namun di akhirat nanti kita tidak bisa merekayasa pertanggungjawaban di sisi Allah SWT. Kita tidak memiliki daya karena mulut kita tidak bisa berbicara bohong seperti semasa kita hidup di dunia. Tangan kitalah yang akan berbicara dengan disaksikan oleh kedua kaki kita. Hal ini sudah diingatkan oleh Allah SWT sebagaimana firman Nya dalam QS Yasiin : 65

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”

Di akhir khutbah ini, marilah kita bersama sama berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk selalu meninggalkan perbuatan buruk dan selalu menyebarkan perilaku-perilaku yang baik sehingga tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kita akan jauh dari praktik korupsi. Dan, negara ini menjadi negeri yang makmur, sejahtera rakyatnya, amanah pemimpinnya, berkah hidupnya, sehingga menjadi teladan bagi bangsa-bangsa lain. Amin yaa rabbal ‘alamin.

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top