Sedang Membaca
Cara Gus Dur Membuat Humor: “Belanja” dari Gus Mus
Hamzah Sahal
Penulis Kolom

Founder Alif.ID. Menulis dua buku humor; Humor Ngaji Kaum Santri (2004) dan Ulama Bercanda Santri Tertawa (2020), dan buku lainnya

Cara Gus Dur Membuat Humor: “Belanja” dari Gus Mus

Dalam salah satu humor tentang pemimpin yang jatuh ke sungai dan kemudian ditemukan oleh seorang yang sedang mancing, Gus Dur mengaku bahwa humor itu dari “buku Barat”. Bisa jadi pengakuan Gus Dur itu hanya menyamarkan, bisa jadi benar.

Dalam kata pengantar Mati Ketawa Cara Rusia, Gus Dur memang menunjukkan humor-humor yang berkembang di Eropa, dan lain-lain, temanya macam-macam, mulai dari bahasa, politik, dan tentu saja agama. Dalam esai yang cukup panjang itu, Gus Dur “memamerkan” keluasan wawasannya dengan sangat baik (maaf, sepatutnya saya tidak menilai Gus Dur). Seorang pakar humor bernama Tri Agus Susanto mengaku bahwa buku Mati Ketawa Cara Rusia plus pengantarnya Gus Dur itu, adalah buku yang paling berpengaruh dalam hidupnya.

Cara lain yang dilakukan Gus Dur dalam memproduksi humor adalah bertanya kepada teman-temannya. Dalam bahasa Jawa disebut kula’an (belanja untuk “dijual”). Pada suatu kesempatan, Gus Mus pernah bercerita begini:

Suatu kali Gus Dur bertandang ke Rembang, di Pesantren Leteh (di pesantren ini, ada dua kiai yang “nasab” punya humor, Gus Mus dan kakaknya, almarhum Kiai Cholil Bisri. Dua kiai kita ini pandai sekali melontarkan humor-humor pesantren dan agama karena punya ayahanda yang juga gemar lelulcon: Kiai Bisri Mustofa. Almarhum Kiai Bisri fasih sekali melontarkan humor secara lisan ataupun tulisan). Kata Gus Mus, selain bicara-bicara yang serius, Gus Dur selalu bertanya yang remeh-temeh: ada humor baru tidak?

Baca juga:  Tengku Zulkarnain Menangis Dengar Kisah Amal Saleh Gus Dur

“Waahh.. Banyak.. wani piro?” jawab Gus Mus sambil terkekeh-kekeh. Wani piro ini tambahan saya..hahaha.. Maaf Gus..

“Yaaa kita barterlah…” kata Gus Dur…. (tambahan saya juga)

Sesampai di Jakarta, kata Gus Mus, Gus Dur telepon saya. Gus Mus tergopoh-gopoh menerima telepon. “Ada apa Gus Dur telepon pagi-pagi, kan kemarin dari sini?” gumam Gus Mus.

“Ada apa, Gus?” tanya Gus Mus.

“Saya punya humor baru..” jawab Gus Dur.

“Tentang apa? Lucu gak?” kejar Gus Mus yang kecewa, karena awalnya mengira akan ada pembicaraan penting.

Lantas Gus Dur bercerita ke sana ke mari, tentang seorang kiai kampung yang kesusahan menyelesaikan masalah umatnya dalam pencoblosan pemilu. Di akhir cerita, Gus Dur tertawa terbahak-bahak. Tapi tiba-tiba dia mengerem tawanya dan bertanya kepada Gus Mus: “Loh kok Sampean ndak tertawa?”

“Gimana Sampean ini… Itu kan humor dari saya kemarin…” ujar Gus Mus yang akhirnya tertawa juga.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
3
Ingin Tahu
1
Senang
3
Terhibur
11
Terinspirasi
1
Terkejut
2
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top