Sedang Membaca
Peran Budak Afrika dalam Penyebaran Islam di Amerika
Muhammad Aswar
Penulis Kolom

Penulis lepas. Mukim di Yogyakarta.

Peran Budak Afrika dalam Penyebaran Islam di Amerika

Di antara tumpukan koleksi buku Georgia State University Library di negara bagian Atlanta, Amerika Serikat, seorang pengunjung dengan iseng membuka buku-buku dari koleksi sejarah Amerika. Di tengah tumpukan itu, ia melihat sebuah tulisan tangan dalam bahasa Arab, yang awalnya dikira ditulis sebagai sebuah catatan perjalanan.

Catatan itu, tulisan tangan berbahasa Arab itu, yang telah lama menjadi koleksi perpustakaan dan diabaikan begitu saja. Ternyata, beberapa waktu kemudian, menjadi salah satu rujukan utama dalam pembahasan sejarah Islam di Amerika.

Catatan itu sangat sederhana. Hanya berjumlah 13 halaman, ditulis dalam bahasa Arab dengan model kaligrafi Maghribi (Afrika Utara). Mulai masuk ke perpustakaan tersebut sebagai koleksi dari perpustakaan pribadi Francis Robert Goulding. Sampai tahun 1931, catatan itu masih tersimpan tanpa ada yang mencoba membukanya. Mengapa?

Sebab memang kajian Timur Tengah belumlah lebih diutamakan ketimbang ilmu ekonomi.

Hingga pada suatu ketika, sang pengunjung menemukannya. Catatan itu menjadi kejanggalan tersendiri bagi sejarah Amerika. Sejarah umum masih mencatat bahwa Islam masuk di Amerika barulah 100 tahun terakhir, lewat imigran Timur Tengah dan Asia Selatan. Namun, Francis Robert Goulding hidup jauh sebelum itu.

Karena keterbatasan akses, catatan itu dibawa ke Universitas Al-Azhar Kairo. Di sana, para ilmuan mendapatkan kesimpulan bahwa catatan itu bukanlah sebuah catatan harian, tetapi merupakan sebuah salinan dari kitab fikih madzhab Maliki yang ditulis oleh Abu Zayd al-Qairawani di Tunisia pada tahun 900-an. “Al-Risalah li Ibni Abi Zayd,” begitu nama kitabnya.

Baca juga:  Membaca Risalah Ulama-ulama Jomblo

Salinan itu ditulis oleh seorang budak muslim Afrika yang dibawa ke Amerika di zaman penjajahan eropa, Bilali Muhammad. Ia terdidik dalam kehidupan intelektual yang mumpuni, mampu berbahasa Fula sekaligus Arab. Namun, karena kemalangannya, ia ditangkap lalu diangkut ke Amerika sebagai budak.

Ia lahir dari suku Fulbe yang mendiami Timbo (sekaran Guinea) sekitar tahun 1770. Dilahirkan dari keluarga muslim yang terhormat dan memiliki akses untuk mempelajari agama Islam. Ia tidak hanya menguasai bahasa Arab, tetapi juga hadis, syari’ah, dan tafsir.

Bagaimana ia bisa tertangkap dan dijadikan budak, tak ada yang tahu. Namun yang jelas, ia telah diculik dan disandera di Carribean, dan pada 1802, ia telah tiba di Pulau Sapelo, yang berdekatan dengan Georgia.

Sesampainya di Pulau Sapelo, ia lalu dibeli oleh Thomas Spalding, seorang Kristen yang lentur. Ia mempekerjakan budaknya tidak lebih dari enam jam perhari. Juga, ia memberikan kelonggaran bagi para mereka untuk menjalani aktivitas masing-masing.

Spalding merupakan sosok yang sangat sulit ditemukan di masa perbudakan. Di bawah kekuasaannya, Bilali masih bisa terus menjalani kehidupannya sebagai muslim. Bahkan, ditengarai Bilali sampai bisa mendirikan musala. Musala itu dianggap sebagai rumah ibadah Islam pertama di Amerika.

Baca juga:  Ibnu Hazm: Ulama Kaya, Tangguh, dan Temperamental

Karena memiliki kecakapan yang baik dalam bidang agama, Bilali menduduki posisi yang penting di antara budak Afrika. Terutama, ketika perang antara Amerika dan Inggris di tahun 1812, Spalding dan keluarganya meninggalkan Pulau Sapelo dan memercayakan Bilali untuk mengurusi perkebunannya. Bilali sempat diberikan 80 buah senapan untuk menjaganya.

Bilali akhirnya mampu mempertahankan tanah tersebut. Menjadi salah satu penguasa tanah, Bilali mulai melakukan pengajaran agama Islam yang intents di Pulau Sapelo, melakukan interaksi dengan para pemikir Amerika di zaman itu. Hingga sebelum wafatnya di tahun 1857, ia menyerahkan salinan kitab al-Risalah li Ibni Abi Zaid kepada penulis Francis Robert Goulding. Dari tangan Goulding, tulisan itu lalu menjadi koleksi perpustakaan Georgia.

Bilali Muhammad menjadi salah satu bukti tentang penyebaran agama Islam di Amerika, yang seperti kita pelajari dalam sejarah, Amerika adalah negeri yang dibangun oleh para budak. Begitu juga sejarah Islam di sana. Kitab al-Risalah li Ibni Abi Zaid sendiri merupakan kitab yang masuk dalam kurikulum pengajaran Islam di Afrika pada waktu Bilali masih berada di sana.

Mengapa Bilali baru dikenali, begitu juga dengan sejarah Islam di Amerika? Dikarenakan adanya perubahan besar-besaran budak Afrika di abad ke-19, di mana sebagian dari mereka mulai memeluk Kristen.

Baca juga:  Relasi Mengejutkan Islamisme vis-à-vis Komunisme Timur Tengah

Satu abad sebelumnya, sekitar 12 juta budak Afrika datang ke Amerika. Mereka mayoritas berasal dari Afrika Utara (Maghribi), yang pada waktu itu dikuasai oleh Mali dan Songhai, yang keduanya merupakan kerajaan Islam.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
1
Senang
1
Terhibur
1
Terinspirasi
1
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top