Sedang Membaca
Aldi Taher, Fenomena Artis Hijrah, dan Ustadz Seleb
M. Bagus Irawan
Penulis Kolom

Editor buku "Menolak Wahabi (Sahifa, 2015) dan "Kritik Salafai Wahabi" (Sahifa, 2017)

Aldi Taher, Fenomena Artis Hijrah, dan Ustadz Seleb

Nama Aldi Taher Jadi Trending Banjir Kr 62f7cf

Insaflah wahai manusia//Jika dirimu bernoda. Sepenggal lirik lagu ‘Keagungan Tuhan’ yang ditulis pada 1964 oleh Abdul Malik Buzaid dan pertama kali dinyanyikan Ida Laila melalui Lokananta Records kemudian dipopulerkan kembali oleh grup band Gigi pada tahun 2005. Penggunaan kata insaf memang booming, term insaf-lah yang populer untuk perubahan sikap dan tingkah laku seseorang yang semula buruk menjadi baik. Namun sejak satu dekade terakhir, terjadi aleniasi penggunaan term insaf yang bertransformasi menjadi hijrah. Kalau dahulu biasa dipakai perkataan, “Alhamdulillah sekarang saya sudah insaf atau taubat,” maka sekarang berubah menjadi “Alhamdulillah sekarang saya sudah hijrah.”

Di Indonesia, belakangan muncul suatu gerakan yang diinisasi oleh sekelompok muslim milineal yang bertransformasi dengan melakukan perubahan rohani. Gerakan keagamaan berupa hijrah menjadi salah satu bentuk pertaubatan atau keinsafan dari gaya hidup yang penuh maksiat atau tidak baik menuju kehidupan yang Islami. (Rochimah, 2018). Artinya ada perluasan makna hijrah yang dimaknai dengan insaf atau taubat. Hal ini tentunya tidak sesai pemaknaan dalam Al-Qur’an dan hadits banyak memuat kata hijrah. Di mana pakar tafsir, Prof. Quraisy Shihab—menerjemahkan kata hijrah tersebut sebagai perpindahan dari satu tempat yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan ajaran Islam berpindah (hijrah) kepada suatu negeri yang bisa leluasa melaksanakan ajaran Islam. Dengan demikian, kata hijrah itu pada dasarnya berarti migrasi untuk menyelamatkan keimanan menuju tempat yang bisa mengembangkan dakwah Islam.

Pamor gerakan hijrah semakin melejit seiring dengan dakwah para ustadz seleb serta dipopulerkan oleh sejumlah artis yang di samping melakukannya juga mendakwahkannya. Tiba-tiba saja para artis yang sudah hijrah berlomba-lomba menjadi pendakwah gerakan hijrah. Banyak sekali artis yang berhijrah dari style kehidupannya yang glamor, hedon, stylis dengan pakaian yang terbuka dan pergaulan bebas kemudian berubah dengan tampilan yang religius; sebagian ada yang berjanggut, berjidat hitam, celana ‘ngatung’, ada pula yang bersorban dan berjubah, dan mengganti nama lamanya yang dianggap jahiliah menjadi nama islami. Para artis itu membuat sejumlah kajian dan gerakan dakwah yang berorientasi mengajak hijrah generasi muda di Indonesia dari kehidupan yang penuh kemaksiatan, menjadi lebih dekat dengan Islam. Fenomena ini menunjukkan kembalinya spirit menuju pemurnian Islam ini akibat permasalahan krisis identitas dalam aspek religiustitas individu dalam kehidupannya.

Baca juga:  Siapa Sosok Haji Hisyam, Arsitek Pendidikan Muhammadiyah itu?

Fenomena hijrah para artis kemudian membentuk sebuah komodifikasi Islam. Di mana, karena mereka sudah berhijrah dari rutinitas pekerjaan yang dianggap maksiat, baik sebagai artis sinetron, model, penyanyi dan lainnya maka mereka beralih pekerjaan dengan membuka pelbagai usaha yang berkenaan dengan life style islami maupun aktif menjadi pendakwah. Para selebriti ini terbukti sukses membuka pelbagai usaha seperti fashion islami, katering islami, travel umroh dan haji, snack halal dan lainnya. Uniknya, kehijrahan mereka seringkali menimbulkan gesekan dengan umat Islam lain, karena pelbagai pernyataan mereka menyulut kontroversi, semisal pernyataan Teuku Wisnu yang menyebut bacaan al-Qur’an tak sampai ke ahli kubur dan lainnya. Begitupun pernyataan Arie Untung seputar bom bunuh diri, fikih dan riba yang viral di media sosial.

Dari Jamaah Tabligh hingga Tren Hijrah ala Salafi

Kalau ditelaah lebih lanjut, keputusan hijrah para artis tersebut dipengaruhi oleh dakwah para ustadz dari dua kelompok agama yakni Jamaah Tabligh dan Salafi. Kelompok Jamaah Tabligh yang berhasil mengajak hijrah para musisi kondang Indonesia seperti Sakti So7 yang mengganti nama dengan Salman al-Jugjawy, Derry Sulaiman, Yukie Pas Band serta Reza NOAH, penampilan mereka pun sangat mencolok dengan memakai jubah lalu melakukan khuruj atau dakwah dari masjid ke masjid, mimbar ke mimbar dan memanaatkan media sosial. Hal ini sesuai visi-misi kelompoknya untuk mengajak sebanyak mungkin orang Islam untuk lebih dekat dengan Allah dengan shalat jamaah dan ketaatan lainnya. Derry Sulaiman yang kini akrab dengan panggilan ustadz, memiliki akun religiOne yang memiliki jutaan subsribers, mampu menyulap kepopuleran YouTube di Indonesia sebagai alat dakwah sehingga banyak generasi milenial lebih mengenal dakwah islamnya.

Baca juga:  Gus Dur dan Privilese

Lain halnya dengan gerakan hijrah artis lainnya seperti Teuku Wisnu, Arie Untung, Dude Herlino, Mario Irwinsyah dan sederet artis lainnya berguru dari para ustadz dari kalangan Salafi seperti Felix Siauw, Hanan Attaki, Salim A Fillah, Oemar Mita, Khalid Basalamah, Syafiq Riza Basalamah, Adi Hidayat dan lainnya dan menggelar pelbagai even gerakan hijrah yang menyasar generasi muda seperti Hijrah Fest, Shift Movement, Pemuda Hijrah, dan banyak lainnya. Di setiap pagelaran bertema hijrah tersebut dikumpulkan kawula muda yang beritikad untuk hijrah serta diisi dengan ceramah agama yang disampaikan sederet ustadz Salafi tersebut, lalu dipungkasi dengan penggalangan dana amal untuk Palestina maupun ajang ta’aruf.

Gerakan-gerakan hijrah semacam ini ramai disesaki kawula muda sebagai gerakan perwujudan jati diri sekaligus identitas keagamaan yang dianggap paling benar dan sedang tren. Lebih-lebih di tengah era disrupsi dan post-truth, anak-anak muda yang tidak memiliki bekal pengetahuan agama kuat akan lebih suka mengikuti ceramah ustadz-ustadz Salafi yang bertransformasi dengan apik dan menyampaikan agama dari satu sudut pandang penghakiman yang tegas. Di mana cara ber-Islam harus diwujudkan dengan gerakan aksi yang berwujud perubahan pakaian religius, meninggalkan bank yang riba, tidak ada pacaran, gerakan subuh berjamaah, gerakan one day one juz, serta pandangan politik yang tegas.

Baca juga:  Wayang: Politik dan Liminalitas Reflektif

Fenomena Aldi Taher

Uniknya di tengah tren gerakan hijrah sederet artis tersebut, terselip aksi hijrah seorang Aldi Taher yang penuh kelucuan dan sarat kontroversi. Ia yang ditengarai sudah tidak laku di televisi melakukan ‘pansos’ mengubah citra dirinya sebagai ustadz. Ia rutin mengunggah postingan tadarus al-Qur’an (banyak dikritik karena bacaannya banyak yang salah), shalat berjamaah di masjid, serta berdakwah dengan menyindir artis-artis lainnya seperti tegurannya pada DJ Dinar Candy yang berpakaian kurang bahan dan mempertontonkan auratnya. Serta tegurannya pada Deddy Corbuzier yang memposting ‘Podcast Maksiat’ karena bintang tamunya yang berbaju sexy dan menggoda iman. Padahal saat ketiganya dipertemukan di Podcast tersebut, Aldi Taher menerima honor yang diberikan Dinar dari uang pribadinya. Di balik aksi Aldi yang diniatinya sebagai dakwah tersebut, terselip parodi lagu dan dibawakan dengan tarian jenaka yang mengundang gelak tawa. Seperti parodi lagu berjudul Nissa Sabyan, yang siap ia jadikan istri kedua, karena bagi Aldi Taher poligami itu berkah dan melapangkan rezeki.

Akhirnya, fenomena hijrah para artis di Indonesia bisa dimaknai banyak hal, pertama sebagai sebuah bentuk kesadaran pentingnya agama Islam sebagai pedoman kehidupan yang paling sahih. Kedua, gerakan hijrah mereka juga bisa diartikan sebagai aksi perwujudan identitas muslim serta perpanjangan tangan aksi dakwah kelompok jamaah tabligh dan salafi serta menyuarakan pilihan politiknya. Ketiga, tren hijrah dijadikan komodifikasi Islam untuk branding jaringan bisnis mereka serta klien perusahaan yang meng-endorse mereka. Keempat, hijrah dimaknai sebagai cara mencari popularitas atau ‘pansos’, seperti kelakuan Aldi Taher yang mengubah citranya lebih religius, agar disorot media, dipekerjakan di televisi, agar mendapat sponsorship sehingga mendapatkan gaji untuk kebutuhan rumah tangganya. Wallahu A’lam.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top