Hilful Fudhul
Penulis Kolom

Mahasiswa Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Pimpinan Alumni Pondok Pesantren Darul Furqan Kota Bima

Nabi Nuh dalam Catatan Naskah Silsilah Bima

Sejarah Nabi Nuh sangatlah masyhur di kalangan umat beragama, terutama Islam dan agama Kristen. Lebih utama lagi kisah peristiwa banjir bandang yang menenggelamkan kaum yang tidak taat atas ajaran yang dibawa oleh Nuh. Kisah ini terekam oleh dua kitab suci Alquran dan Alkitab.

Bumi dipenuhi oleh air bah yang membuat seluruh manusia berdosa telah mati. Diperkirakan bumi tenggelam selama 150 hari, dan mulai surut secara perlahan selama 224 hari. 

Bagian yang paling saya suka dari kisah ini adalah, ketika Allah mengikat janji dengan Nuh. Anda dapat membayang bagaimana istimewanya Nuh di mata Allah. Allah mengikat perjanjian dengan Nuh bahwa tidak akan membinasakan manusia untuk kedua kalinya dan memberi pelangi sebagai tanda perjanjian (Kejadian 8:20, 22; 9:9-11 ; 9;12-17, Yesaya 54:9, 10).

Sementara itu, Nabi Nuh dalam kitab suci Alquran juga mengisahkan peristiwa banjir bandang yang menimpa bumi, seperti ini:

“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang zalim itu, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.” (QS. Hud : 37).

“Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya didalam bahtera, dan kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).” (QS. Al-A’raf : 64).

Baca juga:  Nasihat Imam Ja'far ash-Shadiq kepada Abu Hanifah

Kisah Nabi Nuh memiliki perhatian khusus bagi beberapa kalangan terutama mengenai informasi banjir bandang yang melanda bumi, kemudian Nabi Nuh diperintahkan oleh Allah Swt untuk membuat bahtera kapal dengan maksud untuk menyelamatkan umat yang beriman karena akan turun banjir bandang yang menenggelamkan umat yang tidak mengikuti perintah Nuh. Pada informasi mengenai banjir ini terdapat beberapa informasi seperti yang tergambar dalam beberapa kitab suci.

Tak jarang spekulasi mengenai penyebaran manusia pasca terjadinya banjir seringkali menjadi perbincangan, terutama mengenai gen umat manusia yang berasal dari nabi Nuh. Habib luthfi Bin Yahya dalam sebuah pengajian menyebutkan bahwa Nabi Nuh menurunkan empat suku besar, yaitu Arya, Smith, Babylonia, dan Barbar kemudian suku ini menempati tempatnya masing-masing dan melahirkan sebuah bangsa.

Di negeri ini sendiri, memiliki cerita mengenai keturunan Nabi Nuh yang sampai ke Nusantara, terdapat catatan naskah klasik dari kerajaan Bima yang memuat informasi mengenai silsilah raja-raja Bima. Naskah itu ditulis ulang ketika era Sultan Hasanudin (1695-1731), naskah itu menceritakan kejadian besar yang menimpa kaum Nabi Nuh, banjir Nuh membawa kaum nabi Nuh yang sampai ke Bima.

Dalam kisah yang terdapat dalam naskah Bima tertulis nama ‘Lakare’ yang berasal dari kaum Nabi Nuh terbawa hanyut oleh banjir hingga ke Bima kemudian menetap sampai beranak pinak, Lakare ditulis dalam naskah silsilah Bima :

Baca juga:  Rasulullah pun Mengusap Air Mata Istrinya

“………Inilah turun temurun dari pada bangsa yang bernama Lakare yang dibawa oleh papan kapal Nabi Allah Nuh, maka ialah memperbinikan anak Ncuhi Ngoco (Mbojo) yang bernama putri Sangsa Indra Dewi, maka memperanakkan Putri Indra Dewi Nuriah, maka diperistrikan oleh Ncuhi Patalawu yang bernama Maharaja Wattah Cakawacah, maka memperanakkan ayahnya oleh Mantau Me’e Same’e.”

Informasi dari naskah ini, menyebutkan bangsa ‘Lakare’ sebagai bangsa dari nabi Nuh yang menurunkan seluruh raja-raja Bima yang berkuasa dari sejak zaman kerajaan sampai berubah menjadi kesultanan. Uniknya dalam naskah ini, seakan memberi penguatan akan peradaban Nusantara yang teramat tua. Karena selain nabi Adam, Nabi Nuh merupakan nabi yang menurunkan berbagai suku besar yang tersebar diberbagai belahan dunia.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
4
Senang
1
Terhibur
1
Terinspirasi
2
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top