Bernama lengkap Muhammad bin Abdurrahim bin Muhammad Shofiuddin al-Hindi (w. 715). Dia merupakan seorang ahli fiqih-ushul fiqih madzhab Syafi’i. Ulama kelahiran India ini memiliki karangan berudul al-Faid dalam bidang tauhid dan kitab Nihayatul Ushul Ila ‘Ilmi al-Ushul sebanyak tiga jilid dalam bidang ushul fiqih.
Meski ia seorang ahli fiqih dan ushul fiqih, ia juga dikenal memiliki tulisan yang sangat jelek. Saking jeleknya, teman-temannya, yang juga ahli fiqih, mengejeknya dengan mengatakan:
لايمكن أن يكون خط أردأ من خطك
Artinya, “Tak mungkin ada tulisan yang lebih jelek dari pada tulisanmu.”
Tentu hal itu membuat ia gelisah dan tidak terima kalau tulisannya dianggap sebagai tulisan terjelek yang pernah ada.
Suatu hari, di pasar, ia menemukan salinan buku dengan tulisan yang jelek, bahkan lebih jelek dari tulisannya. Melihat tulisan dalam buku itu, akhirnya ia punya kesempatan untuk membuktikan pada teman-temannya bahwa tulisannya bukanlah tulisan terjelek yang pernah ada.
Ia kemudian membeli buku tersebut dengan harga yang cukup mahal lalu membawanya pada teman-temannya. Lagi-lagi, saat menjumpai teman-temannya, ia selalu diejek karena tulisannya yang jelek. Dengan rasa kesal ia berkata,
قد وجدت أقبح من خطي، وبالغت في ثمنه حتى أتخلص من عيبكم
Artinya, “Saya telah menemukan (tulisan) yang lebih jelek daripada tulisan saya, dan membelinya dengan harga yang mahal sehingga saya bisa bebas dari ejekan kalian. Sekarang, kalian tidak boleh mengejek saya.”
Ia lalu memperlihatkan buku itu pada teman-temannya. Lembar demi lembar telah dibuka oleh teman-temanya. Sampai akhirnya mereka tiba-tiba tertawa. Bagaimana tidak, mereka menemukan nama Sofiyuddin al-Hindi diakhir buku. Sial, buku itu ternyata tulisannya sendiri saat masih muda. Ia malu karena gagal membuktikan kalau tulisannya bukanla yang terjelek yang pernah ada.
Kisah ini tertulis dalam kitab al-Adzkiya’ karya Ibnu Jauzi. Kitab yang memuat kisah-kisah orang cerdas.