Sedang Membaca
Manifestasi Asmaul Husna di Zaman Modern: Ar-Rahman dan Ar-Rahim

Penulis bisa disapa via IG: rosyidahusn

Manifestasi Asmaul Husna di Zaman Modern: Ar-Rahman dan Ar-Rahim

Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang terbaik dan agung, sesuai dengan sifat-sifat Allah. Diantara 99 Asmaul Husna ada namaNya Ar-rahman yang artinya Maha Pengasih dan Ar-rahim yang artinya Allah Maha Penyayang. Maha Pengasih dan Penyayang maksudnya adalah Dialah Tuhan yang kasih-sayangnya tiada terbilang.

Ar-rahman artinya Tuhan yang kasih sayangnya untuk semua hamba-Nya walau karihal kafirun, Meskipun hambanya itu orang kafir, orang musyrik, munafik, dzolim dan lain sebagainya, tetap disayang oleh Allah.

Ar-rahim berkaitan dengan sifat rahimiyah yang menggambarkan Tuhan Sang Maha Pemurah, yang sifat kasih sayang-Nya Dia wujudkan dalam memberi balasan kepada setiap orang yang berusaha, aktif berbuat dan mencipta, mewujudkan segala potensi dalam dirinya dan kekayaan yang tersedia dalam alam semesta untuk kebaikan diri, sesama dan seluruh makhluk alam semesata.

Mengutip Haidar Bagir dalam bukunya Islam Tuhan Islam Manusia, bahwa semua makhluk di alam semesta ini termasuk manusia diciptakan atas dasar sifat ar-Rahman dan ar-RahimNya yang dapat tercermin (bertajalli) dalam diri. Mestilah kita yang juga dikaruniai akal budi dan hati nurani, di dunia ini senantiasa memancarkan sifat pengasih dan penyayang baik kepada sesama manusia, sesama mahluk hidup dan alam semesta.

Adanya sifat rahmaniyah dan rahimiyah Ilahi, seharusnya kita sungguh-sungguh dalam berusaha menjaga dan memelihara alam sebagai anugerah Tuhan, yakni melestarikan tanpa merusaknya, berusaha hidup berguna bagi diri sendiri, sesama, dan makhluk seluruh penjuru semesta, kapan pun dan dimana pun berada. Sebab keseimbangan antara alam dengan makhluk hidup akan berdampak pada keselarasan serta kesejahteraan hidup kita.

Baca juga:  Imam Al-Ghazali: Esensi Cinta, Klasifikasi, dan Yang Berhak Menerimanya

Manifestasi Sifat Ar-rahman dan Ar-rahim ke dalam Kehidupan Modern

Sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, kita memerlukan bantuan manusia lain. Oleh sebab itu, maka hubungan antara sesama umat manusia harus selalu terjalin dengan baik dan harmonis. Hubungan antar manusia harus diatur dengan dasar cinta kasih, sikap saling menghargai, saling menghormati dan saling membinmbing satu sama lain.

Allah memberi amanat kita sebagai khalifah fi al-ardh yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Untuk itu kita juga dituntut menjaga keseimbangan alam. Dengan tidak mengekploitasi alam secara berlebih dan hal paling terkecil tidak merusak alam disekitarnya. Sesungguhnya kita dan alam berasal dari Yang Satu. Ketika kita merusak alam, sebetulnya kita telah merusak diri kita sendiri, sebagaimana contohnya ketika kita menebang pohon, sebetulnya kita telah mengurangi jatah oksigen, juga meniadakan cadangan air lebih jauh lagi, sama artinya dengan meniadakan paru-paru dunia.

Akibat pengaruh kehidupan manusia yang direkoki kemajuan IPTEK dan budaya global di zaman modern in, maka dewasa ini bumi kita sudah kian rusak akibat ulah kita sendiri. Bencana lingkungan yang semakin sering terjadi di tanah air akibat kesalahan kita sendiri yang bahkan menimbulkan bencana dan bahaya untuk diri kita. Semua peristiwa itu semestinya memerlukan refleksi dan tindakan yang konkrit dalam jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu berupa sebuah gerakan penyelamatan lingkungan yang komprehensif. Hal itu diperlukan kontribusi kita sebagai manusia yang diberikan amanah penuh untuk menjaga harmoni jagat raya.

Baca juga:  Ngaji Suluk Sunan Muria (3): Memaknai Tapa Ngeli Sunan Muria dalam Pandangan Tasawuf Falsafi

Jika kita menginginkan kenyamanan dalam hidup, maka lingkungan harus selalu dijaga dengan perhatian intensif dan penuh cinta.  Kita memang boleh mengolah kekayaan alam namun seperlunya saja dengan memperhatikan beberapa cataan penting yang tidak dapat diabaikan, bertindak secara bertanggung jawab, memikirkan masa depan generasi mendatang, dan mengembangkan sikap konservatif.

Jika kita terus menerus apatis dan tidak mau peduli lagi dengan lingkungan, maka keseimbangan alam akan terganggu dan ekosistem akan menjadi rusak. Padahal lingkungan harus selalu dijaga kerapiannya, keserasiannya dan kelestariannya. Jika kita mampu memelihara lingkungan dengan baik, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan dari manefestasi sifat ar-Rahman dan ar-RahimNya.

Karena manusia adalah satu-satunya mahluk penuh keluhuran, keadilan, kebijaksanaan dan kasih sayang yang menjadi tumpuan harmoni jagat raya. Keberadaan kita sebagai manusia jelas adalah suatu pengharapan dari seluruh mahluk untuk menjadikan alam semesta senantiasa dalam keseimbangannya.

Untuk menjaga harmonisasi dengan sesama, lingkungan dan alam semesta, maka sudah merupakan tugas kita sebagai makhluk yang memiliki kelebihan untuk selalu memelihara, merawat, melindungi alam sekitar dengan segenap kesadaran tentang ar-Rahman ar-RahimNya yang meliputi segala hal. Seperti inilah manusia yang layak disebut khalifah atau wakilNya di muka bumi dalam menebarkan rahmat kepada semesta alam (rahmatan lil ’alamin).[]

Baca juga:  Gus Ulil: Cara Melihat Nabi di Zaman Akhir
Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
2
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top