Di bawah ini adalah kisah Syekh Dzun Nun al-Mishri ketika meminta nasehat atau petunjuk kepada wanita yang tekun dalam menjalankan ibadahnya.
Kisah ini diabadikan oleh Syekh Syu’aib bin Abdullah dalam karyanya Al-Raudh Al-Faiq Fi Al-Mawaizh Wa Al-Raqaiq Juz, 1, Hlm. 197. Adapun kisahnya sebagai berikut:
Syekh Dzun Nun al-Mishri mendengar kabar bahwa di suatu daerah ada wanita yang tekun beribadah. Syekh Dzun Nun al-Mishri berkeinginan untuk menemuinya. Ketika bertemu dengan wanita itu, Syekh Dzun Nun al-Mushri baru percaya bahwa wanita itu tekun dalam beribadah. Anehnya, wanita itu tinggal bersama para biarawati.
Ketika siang wanita itu berpuasa, dan ketika malam ia menggunakan seluruh waktunya untuk beribadah. Saat menjelang malam, Syekh Dzun Nun al-Mishri mendengar ungkakapan wanita itu:
سيدي لا ينام، ولا ينبغى له المنام، فكيف الجارية لا تنام، والمخدوم لا ينام، لا وعزتك وجلالك ليس لي فى هذه اليلة منام
Tuhanku tidak tidur, dan memang tidak pernah tidur, lalu bagaimana pelayanannya mau tidur, sedangkan yang dia layani tidak tidur, demi keagungan dan kemulyaan-Mu, malam ini aku tidak akan tidur.
Ketika pagi hari, Syekh Dzun Nun al-Mishri mengucapkan salam, lalu wanita itu menjawabnya. Syekh Dzun Nun al-Mishri berkata, “Kenapa kamu tinggal disini? Tempat ini adalah tempatnya orang-orang beragama Nasrani”. Wanita itu menimpalinya, “Wahai Dzun Nun! Jaga perkataanmu, perkataanmu itu menyakitkan, sedangkan kamu adalah orang yang terpandang, jangan ada dalam angan-anganmu dan tujuanmu kecuali Allah”.
Syekh Dzun Nun al-Mishri berkata, “Apakah kamu khusuk melakukan ibadah di tempat ini”. Wanita itu menjawab, “Hatiku sudah dipenuhi dengan sifat kelembutan dari Allah, tujuanku hanya mencintai Allah, tidak ada tempat di hatiku selain Allah, dan jasadku tidak akan berkeringat kecuali dipenuhi kemakrifatan kepada Allah, bagaimana mungkin aku tidak senang berzikir kepada Allah”.
Selanjutnya Syekh Dzun Nun al-Mishri meminta nasehat atau petunjuk kepada wanita itu, Syekh Dzun Nun al-Mishri berkata, “Tunjukkanlah jalan supaya aku bisa dekat dengan Allah, demi Allah! Dosaku bagaikan lautan yang menenggelamkan”.
Wanita itu menjawab, “Wahai Dzun Nun! Tingkatkan ketaqwaanmu, akhirat sebagai tujuanmu, bersikaplah zuhud dan wara’ buanglah kecintaanmu kepada dunia, dan berjalanlah di jalannya orang-orang yang takut kepada Allah, tinggalkan jalannya pelaku dosa, bila itu dilakukan, maka penghalang antara dirimu dengan Allah akan terbuka”.
Ungkapan wanita itu membekas dalam lubuk hati Syekh Dzun Nun al-Mishri. Sehingga Syekh Dzun Nun al-Mishri rajin beribadah, ia selalu mendekatkan diri kepada Allah. Wallahu A’lam Bissawab.