(L. diperkirakan 1925)
Qari yang satu ini bernama Kapten TNI H. Sjamsuri Arsjad, dilahirkan di Kampung Qadhi Barabai, pihak keluarga lupa tanggal dan tahun kelahirannya, dari pasangan H. M. Arsyad dan St. Aisyah. Latar belakang pendidikannya adalah Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah kemudian Sekolah Aliyah Pendidikan Ustadz di Gontor Ponorogo.
Selama hidup beristeri sebanyak tiga orang, tidak diketahui nama isterinya yang pertama dan yang kedua kecuali yang ketiga bernama Hj. Irawati Aswad (57). Dari tiga isterinya itu ia dianugerahi 8 orang anak, lima diantaranya tinggal di Banjarmasin Cuma tidak diketahui nama dan alamatnya. Ada 2 oarang yang berdomisili di Kecamatan Haruyan, juga tidak diketahui nama-namanya. Dan ada satu orang yang tinggal di Luk Besar Kelurahan Birayang bernama Rina Mastika Hersami, anak tunggal dari isteri ketiganya (Hj. Irawati Aswad).
Keahliannya di bidang seni baca Alquran adalah bidang lagu karena berkat kerajinannya belajar dan berlatih di tengah kesibukannya, di samping bimbingan dari sejumlah gurunya, meskipun siapa saja gurunya tidak ada yang bisa memberikan informasi. Yang jelas karier mantan Ketua/Anggota DPRD-GR Kabupaten Hulu Sungai Selatan ini dalam bidang seni baca Alquran tidak diragukan.
Suaranya yang lembut dan merdu, pernah mewakili Kalimantan Selatan mengikuti Haflah Tilawatil Qur’an pada Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) di Jakarta (1965) dan meraih prestasi sebagai pembaca Terbaik I, sehingga diikutsertakan mengelilingi dan berkinjung ke beberapa pulau di Indonesia, menghadiri undangan pengusaha dan pejabat setempat bagi kepentingan pengajian Alquran. Ia mendapatkan piagam penghargaan, di samping suara merdunya direkam bersama qari kebanggaan Kalimantan Selatan H. Gazali Rahman oleh LOKANANTA RECORDS dalam seri “Piringan Hitam”(1976).
Selain qari, H. Sjamsuri Arsjad juga sebagai Imam Militer Rawatan Rohani (1960) di Bataliyonnya. Di samping itu juga sebagai ulama yang menjadi khatib dan juru dakwah di berbagai tempet ibadah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dalam berbagai acara; selamatan pembangunan dan mendiami rumah, tasmiyahan (pemberian nama), pernikahan dan pada acara Peringatan Hari Besar Islam. Setelah mengalami sakit beberapa waktu, ia meninggal dunia dalam usia sekitar 73 tahun dan dikebumikan di daerah kelahirannya di Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.