Suatu hari Nasruddin Hoja meminta istrinya untuk memasak “halwa”. Halwa sejenis kue yang dimasak kemudian dipanggang. Kue yang populer di Timur Tengah dan Asia Selatan ini menjadi sajian saat Idul Fitri. Halwa dibuat dari adonan kacang, tepung semolina, tepung beras, dan tepung maizena. Yang paling terkenal adalah Halva yang terbuat dari tepung semolina.
Nasruddin sudah menyiapkan semua bahan untuk membuat halwa. Istrinya tinggal masak dan memanggangnya saja.
Nasruddin sedang banyak uang waktu itu, jadi dia beli bahan untuk membuat halwa dengan porsi besar. Begitu dihidangkan oleh istrinya, Nasruddin langsung memakan hampir semuanya.
Di malam harinya, ketika mereka di tempat tidur, tetiba Nasruddin terbangun dan membangunkan istrinya. “Aku baru saja memiliki ilham yang keren deh, Bu.”
“Apa itu?” tanya istrinya
“Bawalah sisa halwa, dan aku akan memberitahumu.”
Istri Nasruddin lalu bangkit dan membawakan halwa untuk Nasruddin. Langsunglah halwa ini dihabiskan oleh Nasruddin.
“Sekarang,” kata istri Nasruddin, “Aku tidak akan bisa tidur sampai kamu cerita ilhammu itu.”
“Hmm, ilham yang keren itu,” kata Nasrudin, “adalah ini: “Jangan tidur tanpa menghabiskan semua halwa yang telah dimasak hari ini.”
(Diadaptasi dari The Pleasantries of the Incredible Mulla Nasrudin karya Idries Shah, edisi 2015)