Sedang Membaca
Tentang Simbol dan Relasi Kuasa
Rojif Mualim
Penulis Kolom

Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta.

Tentang Simbol dan Relasi Kuasa

Simbol-simbol, dengan segala bentuk dan keindahannya, kerap kali menjadi representasi mendalam atas budaya, sejarah, termasuk identitas sebuah masyarakat. Kerap kali, kita begitu terpesona oleh keelokan atas simbol itu. Bahkan, acapkali, kita pun lupa tentang semua makna terdalam di balik keindahan yang tampak itu, adakah relasi yang kompleks antara kekuasaan dan kekerasan tidak.

Bahwa perwujudan relasi kekuasaan dan kekerasan pada era kini, nyatanya tidak lagi tampil dalam ruang konkret yang melibatkan aktivitas fisik. Keduanya beroperasi dalam sebuah ruang representasi yang menjadikan sumber daya simbol sebagai kekuatan abstrak untuk menciptakan kebenaran. Melalui representasi, sebuah realitas yang sebelumnya tidak dapat dihindarkan bisa direpresentasikan Kembali melalui mobilitas sistem simbol, entah itu bahasa, wacana, gambar, dan semacamnya.

Fauzi Fashri (2014) dalam Bukunya yang berjudul “Pierre Bourdieu; menyingkap Kuasa Simbol” mengatakan, seiring dengan globalisasi teknologi dan informasi, wujud kekuasaan dan kekerasan mengalami perubahan secara radikal. Keduanya hadir dalam sebuah ruang yang seolah-olah tidak terjadi apa-apa atau seakan-akan kosong dari segala kepentingan. Kekuasaan dan kekerasan dipikirkan sebagai suatu entitas yang terpisah dari mana kekuasaan sepertinya tak bersinggungan dengan kekerasan dan begitupun sebaliknya.

Sadar atau tidak, bahwa faktanya setiap periode politik dulu hingga kini selalu diwarnai dengan berbagai simbol, baik dari yang mencerminkan nilai, ideologi, serta tujuan dari pihak-pihak terlibat. Sebab, simbol-simbol ini, saya kira memang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan suksesnya politik mereka, membawa makna mendalam, serta memberikan tuangan narasi yang dapat memengaruhi persepsi masyarakat.

Baca juga:  Di Manakah Nabi Khidr As Berada?

Bagaimana pun, memang simbol-simbol itu, juga dapat menjadi sarana yang begitu efektif untuk membangun dan mengkomunikasikan atas varian kekuasaan mereka. Oleh sebab itu, perlu kiranya, kita sebagai masyarakat kini yang telah penuh dengan pengalaman dan pengetahuan, maka penting untuk tetap sadar atas apa makna terdalam di balik berbagai penggunaan simbol-simbol itu.

Adakah hal-hal yang tersembunyi yang perlu kita lihat secara seksama atas agenda kekuasaan yang mungkin tidak bertujuan positif, menjadi alat untuk memanipulasi opini publik, memperkuat struktur kekuasaan yang ada, atau bahkan untuk meredam oposisi. Terlebih dalam kehidupan sosial, wujud kekuasaan seringkali terpatri dalam gagasan politik formal seperti negara, dan kekerasan diidentikkan dengan aktivitas fisik yang merugikan.

Pertama-tama, mari kita coba telaah bersama atas penggunaan simbol dalam wilayah politik. Misalnya, simbol nasional, bendera, atau lambang keagamaan yang mereka gunakan telah diadopsi oleh mereka para penguasa untuk membangun narasi kebangsaan atau legitimasi politik atau bagaimana. Dengan kata lain, bahwa menjadi lazim bagi setiap orde politik untuk menciptakan sistem simbol yang mencerminkan kekhasan kekuasaannya.

Sebab, bagaimana pun, di satu sisi, itu semua dapat menjadi sarana efektif dan kuat untuk menggalang persatuan serta membangun identitas nasional. Tetapi, di sisi lain, penggunaan berbagai simbol itu dapat juga berfungsi untuk menutupi berbagai tindakan represif, bahkan penyalahgunaan kekuasaan yang sebenarnya.

Baca juga:  Mengapa Pesantren Cenderung Menutup-nutupi Jika Terpapar Covid-19?

Contohnya konkretnya, misalnya lambang keagamaan yang kerap kali diadopsi oleh beberapa pemilik kepentingan, sering menjadi instrumen untuk mengontrol serta melanggengkan memanipulasi kepercayaan terhadap masyarakat. Bagaimana pun simbol keagamaan dapat dengan mudah menciptakan citra baik bahwa penguasa memiliki dukungan ilahi, sehingga berbagai tindakan represif yang dilakukan oleh mereka menjadi lebih sulit untuk diterima atau dipertanyakan oleh masyarakat.

Di dalam konteks kekerasan saja, simbol-simbol seringkali menjadi alat legitimasi. Misalnya, dalam kasus konflik etnis atau pun politik, acapkali simbol-simbol kelompok tertentu difungsikan untuk memprovokasi atau merendahkan kelompok yang lain. Bendera kelompok, simbol kelompok tertentu yang dianggap sebagai musuh kerap kali menjadi sumber lahirnya ketegangan dan konflik.

Namun, perlu juga diingat, bahwa simbol-simbol itu bukanlah sebuah entitas hidup yang memiliki kekuatan sendiri. Kekuatan simbol terletak pada bagaimana masyarakat mengartikannya, serta menggunakannya sebagai sarana untuk mengkomunikasikan kekuasaan dalam hal kebaikan bukan dalam penguatan dalam hal kekerasan.

Artinya, bahwa perwujudan relasi kekuasaan dan kekerasan dilihat sebagai peristiwa yang melibatkan entitas-entitas fisik, seperti tubuh para aktor, sarana-prasarana fisik, institusi, dan lainnya. Kekuasaan dan kekerasan masih diandaikan sebagai suatu interaksi yang terjadi dalam sebuah ruang konkret dengan sumber daya yang konkret pula. (Fauzi fashri: 2014) Oleh karena itu, peran masyarakat dalam mengkritisasi dan menginterpretasikan atas simbol itu begitu sangat penting.

Baca juga:  Maqashid al-Syariah dan Metode Dakwah Paling Jitu untuk Milenial

Penting kiranya kita semua untuk mengakui, bahwa tidak semua simbol memiliki konotasi negatif atau bermuatan kekerasan. Bagaimana pun, banyak juga simbol yang digunakan sebagai alat untuk ekspresi atas budaya, perlawanan, dan juga tentang solidaritas. Namun, penting, bahwa kita juga perlu tetap waspada terhadap berbagai kemungkinan yang bakal lahir terhadap penyalahgunaan berbagai simbol itu dalam kepentingan politik atau kekuasaan.

Sebagai pungkasan, sekali lagi, bahwa  di balik seluruh simbol yang tampak, ada relasi yang kompleks antara kekuasaan dan kekerasan. Sebagai masyarakat begitu penting dan menjadi sebuah keharusan agar tetap terus menggali makna di balik berbagai simbol itu, terlebih simbol yang acap kali dianggap sepele.

Saya kira ini bukan hanya tugas elit atau pemangku kekuasaan, tetapi juga menjadi sebuah tanggung jawab kita Bersama, baik sebagai individu maupun kolektif untuk membaca dan menginterpretasikan berbagai simbol itu dengan kritis. Hanya dengan kesadaran, pemahaman masyarakat yang mendalam, kita dapat terhindar dan terselamatkan oleh penyalahgunaan berbagai simbol itu, sehingga dapat memastikan bahwa kekuasaan yang diwakili oleh berbagai simbol itu membawa dampak positif bagi masyarakat kita kini.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
2
Ingin Tahu
1
Senang
1
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top