(L. 6 Mei 1926 – W. 25 Nopember 2005)
Tokoh yang satu ini tidak hanya dikenal di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, tapi juga di seluruh Kalimantan Selatan. Guru Masrawan adalah seorang pendakwah yang digemari karena kisah-kisahnya menarik. Pesan ajaran agama Islam yang diajarkannya mudah dicerna oleh para pendengarnya. Tokoh ini sehari-harinya biasa dipanggil Guru Awan, anak dari Syarkawi dan Murdiah, lahir di Pajukungan tanggal 6 Mei 1926.
Pendidikan Masrawan dimulai dari Sekolah Rakyat Negeri di Pajukungan, setelah itu masuk Madrasah Muallimin 6 tahun di Barabai. Seiring dengan keinginannya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, ia sempat kuliah di Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin.
Riwayat pekerjaan urang Pajukungan ini, dimulai sebagai guru SMP Swasta di Kasarangan tahun 1960. Setelah itu ia menjadi Penyuluh Agama Islam. Mulai saat itulah ia belajar mengembangkan dakwah Islam dengan Metode Bakisah.
Tokoh ini sempat terjun ke dunia politik, dan mengantarkannya menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah selama tiga periode berturut-turut, yakni tahun 1981-1986, 1986-1991, dan 1991-1997. Jabatan sebagai Kepala Madrasah Mualllimin Barabai, tempat ia dulu menimba ilmu sempat dilakoni selama 10 tahun. Penugasan ke luar Negeri yang pernah dilakukannya yakni ke Arab Saudi adalah sebagai Tim Pembimbing Ibadah Haji (TPHI) Kalimantan Selatan Tahun 1997.
Dari perkawinannya dengan Nursihan binti H. Asnawi, tokoh yang suka humor ini dikaruniai lima orang anak, yaitu Mariana S.Pd, Fahmi, Sadaruddin, Taufiqurrahman, S.Pd., dan Rabibah. KH. Masrawan S., meninggal dunia pada tanggal 25 Nopember 2005 dan dimakamkan di Bawan Barabai. Tema-tema kisah yang bisa disampaikan oleh Guru Awan adalah yang sarat dengan pesan-pesan dakwah, atau nilai-nilai luhur akhlak dan ajaran-ajaran keislaman.
Sepeninggal Guru Awan, hingga saat ini ternyata sukar menemukan sosok ulama seperti beliau, terutama dalam bercerita (bakisah) yang dipadukan dengan materi dakwah. Memang banyak ulama yang mampu berbicara berjam-jam lamanya ketika memberikan ceramah agama. Namun tidak jarang apa yang disampaikan itu dalam beberapa saat berubah menjenuhkan, orang-orang pada bosan mendengarkannya; sebab tidak diselingi dengan humor-humor segar, kisah-kisah lucu dan bernuansakan ajaran Islam.
Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.