Pandemi global Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) hingga Jumat (20/03/2020) 09.39 GMT, telah menjangkiti 246.824 orang di 182 negara, dengan jumlah korban meninggal dunia 10.064 orang dan 88.510 orang dinyatakan sembuh dari Virus Corona (Worldometers).
Di Indonesia sendiri, jumlah kasus positif virus Corona ada 369, dengan jumlah pasien sembuh dari Covid-19 ada 17 orang. Sementara pasien positif virus Corona yang meninggal dunia berjumlah 32 orang.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, mengatakan bahwa angka itu masih dinamis dan bisa meningkat cepat. Namun, dia berharap tidak ada lagi kasus meninggal dunia.
“Beberapa kasus meninggal bentang usia 45-65 tahun. Ada 1 kasus meninggal dunia 37 tahun. Jika diperhatikan, faktor lain memiliki penyakit pendahulu, sebagian besar diabetes, hipertensi, jantung kronis, paru obstruktif menahun,” papar Yuri, seperti dikutip Detik.com.
Adapun pasien positif Corona tersebar di 16 provinsi, yakni: DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bali, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Sumatera Utara.
Sesuai Undang-Undang Bencana Nomor 24/2007, pandemik/wabah virus Corona ditetapkan Pemerintah sebagai Bencana Nasional. Pemerintah pun menetapkan status bencana Covid-19 menjadi 91 hari hingga 29 Mei 2020 (Tirto.id).
Pemerintah mengimbau agar semua pihak baik di pusat maupun daerah, termasuk masyarakat diharapkan untuk berpartisipasi mencegah penyebaran virus Corona.
Sebagai upaya mencegah penyebaran virus Corona, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah membentuk Satgas NU Peduli Cegah Covid-19 dan menggelar sosialisasi serta penerapan SOP Covid-19 pada Jumat (13/03) di Gedung PBNU, Jakarta Pusat.
Pada kegiatan itu, diresmikan pula Posko NU Peduli Covid-19, screening, penyemprotan disinfektan, dan penerapan standardisasi protokol pencegahan virus Corona.
Koordinator Satgas NU Peduli Cegah Covid-19, dr. Makki Zamzami, menyatakan bahwa pihaknya mengupayakan agar warga NU dan masyarakat secara luas dapat memahami tentang Covid-19 dan bisa mencegahnya agar tidak terinfeksi virus Corona, sehingga tidak panik dalam meresponsnya.
“Oleh karena itu, beberapa protokoler terutama dari NU yang amaliyahnya banyak, seperti Tahlilan, Maulidan, dan lain-lain wajib dari kita untuk memberitahukan informasi dan membuat SOP di setiap kegiatan-kegiatan, terutama di kantor-kantor NU,” ucap Makki, seperti dilansir NU Online.
SOP NU Cegah Covid-19 itu, kata Makki, nantinya disosialisasikan juga kepada kepengurusan NU baik di tingkat wilayah (provinsi) maupun cabang (kabupaten/kota). Selain kantor-kantor NU, SOP juga diberlakukan di klinik-klinik, pesantren atau lembaga pendidikan, dan masjid yang berafiliasi dengan NU.
“Kemudian bagaimana standar pengadaan acara besar di lingkungan NU, kemudian evakuasi untuk posko-posko yang ada di PCNU. Jadi nanti setiap PCNU atau PWNU itu kita ada posko,” imbuh Sekretaris Satgas NU Cegah Covid-19, Surotul Ilmiyah.
Posko cabang itu, lanjut Surotul, bertugas untuk melakukan koordinasi dengan Puskesmas setempat maupun rumah sakit rujukan, baik rumah sakit NU atau rumah sakit yang direkomendasikan pemerintah setempat.
Kemudian, Satgas NU Peduli Cegah Covid-19, melalui lembaga filantropi NU Care-LAZISNU, menggalang partisipasi masyarakat umum untuk pengadaan thermal scanner, hand sanitizer, sabun cuci tangan, masker, dan kegiatan penyemprotan disinfektan serta edukasi pencegahan virus Corona di lingkungan masyarakat. Penggalangan itu dilakukan melalui crowdfunding NUcare.id via tautan ini
Satgas NU Peduli juga melayani pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19 selama 24 jam di Posko NU Peduli, atau bisa juga didapatkan informasi dan konsultasi melalui WhatsApp di nomor 0813 8979 8679 dan media sosial Twitter dan Instagram @nupedulicovid19.
Bagi masyarakat yang hendak turut berkontribusi menjadi relawan, Satgas NU Peduli juga membuka pendafatara via tautan ini