Sedang Membaca
Razan al-Najjar, Tenaga Medis yang Berkorban di Medan Perang

Dosen IAIN Salatiga Fakultas Usuluddin Adab Dan Humaniora.

Razan al-Najjar, Tenaga Medis yang Berkorban di Medan Perang

Razan Ashraf Al Najjar By Noviarifin Dcdg692 Pre

Perempuan yang mempunyai hati tulus membantu sesama, semangat juangnya dalam memerdekakan palestina, dan rasa kemanusiaannya yang tinggi sebut saja Razan al-Najjar, seseorang paramedis sukarelawan berumur 21 tahun dari Gaza, ia kerap difoto menggunakan seragam kedokteran putihnya dengan hijab berwarna- warni serta ekspresi ceria di mukanya dikala ia merambah dan terjun untuk ke medan beresiko dan  menyembuhkan yang terluka.

Najjar lahir serta dibesarkan di Khan Yunis, Gaza, di mana keluarganya tinggal dan mengungsi di kota tersebut. Bagi Najjar berjihad dalam medan perang bukan hanya menjadi peran untuk laki-laki saja tetapi perempuan juga harus semangat juangnya harus tinggi untuk membuktikan dan memainkan peran penting dalam masyarakat konservatif palestina.

Najjar lahir pada 11 September 1996 di Khuzaa, suatu desa pertanian di sebelah timur kota Khan Younis di Jalan Gaza selatan, dekat perbatasan dengan Israel. Ia merupakan anak tertua dari 6 bersaudara serta keluarga yang sulung dari 8 orang tinggal di suatu apartemen kepunyaan saudara di Khuzaa.

Najjar tidak masuk universitas, namun malah menuntaskan pelatihan paramedis 2 tahun di rumah sakit Nasser di Khan Younis. Dan  setelah itu Najjar memantapkan diri untuk menjadi  sukarelawan buat PMRS.

Kehidupan Awal

Najjar merupakan perempuan yang sangat perhatian kepada keluarganya, salah satunya yang Najjar pedulikan yaitu ayahnya, karena ayahnya lah yang bekerja keras untuk kehidupan Najjar sejak kecil. Ayah Najjar awal pertama kali bekerja di suatu tempat bisnis besi tua kemudian setelah itu pindah bekerja di mekanik sepeda motor.

Baca juga:  Sejarah Singkat Lahirnya Muslimat NU

Keluarga Najjar tinggal di suatu apartemen yang dipasok oleh saudara di Khuzaa, yang di daerah apartemen tersebut selalu di awasi oleh tentara Israel yang ditempatkan di atas perbatasan. Wilayah mereka mempunyai bilik beton setinggi 4 m (13 kaki) yang dipasang buat melindungi penduduk setempat dari kebakaran Israel.

Selama hidup di apartemen tersebut Najjar melihat 3 perang, ialah pada 2008- 2009, setelah itu Pilar Pembedahan Pertahanan Israel yang merupakan seseorang anak muda, berumur 16 tahun, serta tidak lama setelah itu konflik Israel- Gaza 2014 di mana lingkungannya sirna. Najjar  merasa sedih karena di lingkungannya dia merasakan sangat miskin untuk menguasai pembelajaran yang ada di universitasnya. Tetapi akhirnya ia belajar kaligrafi serta mengambil kursus dalam keperawatan.

Sebuah Pengorbanan

Najjar menjual perhiasan serta ponselnya untuk membeli pasokan kedokteran. Ia merupakan perempuan pertama  yang jadi sukarelawan selaku petugas kedokteran, menyembuhkan demonstran yang terluka oleh tentara Israel, walaupun mengidap luka- luka sendiri pada anggota tubuhnya.

Najjar menentang serta mau meyakinkan bahwa perempuan sanggup memainkan kedudukan aktif dalam warga konservatifnya.” Jadi seseorang kedokteran tidak cuma pekerjaan untuk seseorang laki- laki,” katanya dikala diwawancarai di suatu kamp pada Mei kemudian.” Ini buat perempuan pula.” Populasi Gazan sebagian besar sudah menolak tiap upaya masa kemudian terhadap Islamisasi yang ketat oleh penguasa strip, Hamas, namun pintu buat kesetaraan perempuan masih hanya  terbuka sebagian saja (dikutip dari al-Jazeera)

apabila mereka tidak mau menerima kita dengan beberapa opsi, mereka hendak dituntut buat menerima kita. Sebab kita memiliki kekuatan lebih dari pria lah,” kata Najjar. Ia mulai membuat banyak penampilan di media, membagikan citra untuk masyarakat Palestina untuk berkumpul untuk memandang perjuangan di Gaza.

Baca juga:  Mengambil Hikmah dari Kisah Hidup Mar’fuah, Perempuan Pejuang dari Sampang

Berita kematiannya merangsang keluhan di depan markas PBB serta Organisasi Kesehatan Dunia di Kota Gaza. Di Ramallah di Tepi Barat, para pekerja kemanusiaan, tokoh politik serta agama, diiringi dengan konvoi ambulan, berpartisipasi dalam prosesi pemakaman.

Para partisipan konvoi melantunkan slogan-slogan yang mengutuk pembunuhan Najjar serta menyerukan kepada komunitas internasional untuk lekas campur tangan untuk melindungi rakyat Palestina serta institusi kedokteran mereka.

Dokter Tarek Loubani, ditembak di kaki dekat pagar pemisah, di posisi di mana tidak terdapat keluhan, kebakaran ataupun asap, Bagi catatannya, satu jam setelah itu, Musa Abuhassanin, seseorang paramedis yang selalu membantunya tewas dengan tembakan ke dada dikala melaksanakan misi penyelamatan. Pada hari kematiannya 100 orang yang menampilkan masyarakat Palestina terluka, 40 ditembak oleh tembakan langsung para barisan Israel.

Najjar merupakan salah satu dari 5 paramedis yang beralih, serta sudah mengambil seluruh aksi penangkalan ini bagi kelompok lain, Faris al- Qidra, juga memperjuangkan dengan menggunakan sarung tangan bedah. Mereka berangkat untuk menyelamatkan seseorang laki- laki yang memohon dorongan sehabis dipukul di wajah oleh tabung gas air mata, dekat 20 m dari Najjar. Akun lain melaporkan jarak 100 m dari perbatasan. 3 tembakan terdengar. Seseorang saudara, Ibrahim al- Najjar, merupakan salah satu dari mereka yang membawanya ke ambulans yang menunggu. Tidak lama setelah itu, seseorang perempuan Amerika kelahiran Boston yang bertugas di IDF dituduh palsu di media sosial selaku penembak ampuh.

Baca juga:  Melawan Penindasan Perempuan lewat Tulisan

Meninggal Dunia

Dekat 25 tenaga kedokteran Gaza serta responden awal yang menolong orang-orang yang terluka sepanjang keluhan perbatasan, sudah terluka ataupun terbunuh oleh penembak ampuh Israel. Pada 2018, satu jam setelah itu, Musa Abuhassanin, seseorang paramedis yang tiba membantunya tewas dengan tembakan ke dada dikala melaksanakan misi penyelamatan lain. Pada hari kematiannya 100 orang yang menampilkan masyarakat Palestina terluka, 40 ditembak oleh tembakan langsung Israel

seseorang penembak ampuh tentara Israel menembak serta menewaskan Najjar dikala dia melakukan tugas medisnya. Tetapi setelah kematiannya, ia terus menginspirasi keberanian serta kekuatan nya untuk menyemangati para perempuan, dan dari ketulusan Najjar untuk membantu sesama dan semangat juangnya dalam memerdekakan Palestina, serta rasa kemanusiaanya yang tingg tersebut sosok Razan Najjar yang syahid akhirnya mendapat julukan sebagai “Malaikat Belas Kasih”.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top