(1900-1971)
KH. Usman adalah putera dari H. Abubakar dan Hj. Zamrut. Beliau dilahirkan di Barabai sekitar tahun 1900. Pendidikan yang pernah beliau dapatkan adalah Madrasah Ibtidaiyah di Barabai, kemudian dilanjutkan mengaji kitab dengan sisten salafiyah di Martapura, dan akhirnya mengaji ke tanah suci Mekkah.
Dengan latar belakang pendidikan tersebut, beliau selanjutnya dipercaya menjadi guru agama pada beberapa madrasah atau perguruan Islam di daerah Hulu Sungai Tengah. KH. Usman juga sempat diangkat menjadi kepala Kantor Urusan Agama. Pada waktu itu beliau dipanggil dengan sebutan H. Usman Mufti. Beliau sempat pula menjadi Dosen IAIN Antasari di Barabai hingga tahun 1966.
Kipah KH. Usman pada masa pergerakan antara lain pernah menjadi anggota Syarikat Islam (SI), Ketua pengurus Musyawaratuthalibin di Barabai (sebuah organisasi keagamaan yang bergerak di bidang dakwah dan pendidikan). Disamping itu turut mendirikan organisasi Persatuan Perguruan Islam (PPI) di daerah Hulu Sungai. Sesudah proklamasi kemerdekaan, KH. Usman bersama tokoh pergerakan di daerah Barabai dan sekitarnya mengambil sikap mendukung proklamasi kemerdekaan, serta bergabung dengan para pejuang yang membela Negara Kesatuan Repulik Indonesia. Ia ikut menggalang kekuatan rakyat untuk menghadapi penjajah Belanda/NICA yang datang kembali ke Hulu Sungai setelah Jepang menyerah.
Sebagai konsekuensi logis dari sikapnya itu, KH. Usman sempat dua kali merasakan masuk penjara. Prinsip perjuangan yang tidak bisa ditawar-tawar ialah anti penjajahan, yakni tidak mau dijajah. Hidup bermartabat dalam kemerdekaan merupakan prinsip hidup yang ia pegang teguh. KH. Usman sempat membuat karya tulis berjudul Bimbingan Manasik Haji dan Umrah.
Dari perkawinannya dengan Hj. Hafsah dan Hj. Intan, beliau dikaruniai 15 orang anak, yaitu H. Muchtar Usman, H. Ahmad Zaki Usman, H. Abd. Rahman Usman, Hj. Afisah, Mahfuz Usman, H. Abd. Mugni Usman, H. Abdullah Usman, H.M. Taha Usman, Hj. Fauziah Usman, H.M. Farid Usman, Hj. Aisyah Usman, H. Sjachruddin Usman, Hj. Norwedad, Hj. R. Fatimah, dan Najat Tabassum.
Tokoh ulama, sosok berpengaruh, pemimpin umat serta masyarakat, juga perintis kemerdekaan itu telah meninggal dunia pada tanggal 13 Nopember 1971. Jenazah beliau dimakamkan di pemakaman keluarga H. Ahmad Aqil jalan Trikesuma Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.