Pada saat film R21 AKA Restoring Solidarity diputar di Pembukaan Madani International Film Festival 2023, 7 Oktober 2023 di Epicentrum XXI Jakarta, terjadi eskalasi konflik antara Palestina dan Israel. Kelompok HAMAS secara terorganisir menyerang pasukan Israel, dan Israel membalas dengan bom dan serangan besar ke Gaza. Acara pembukaan festival film pun menjadi sangat kontekstual.
Film tersebut mengisahkan orang-orang Jepang yang mendukung pembebasan dan kemerdekaan rakyat Palestina. Cara dukungannya adalah mendokumentasikan berbagai peristiwa konflik ke dalam bentuk reel-reel, sejak awal konflik. Mereka kemudian menjaga dan merawat arsip-arsip tersebut, bahkan menjadi materi program literasi politik bagi anak muda Jepang.
R21 AKA Restoring Solidarity karya sutradara Palestina, Mohanad Yaqubi, adalah bagian dari program Country Focus: Palestine Madani 2023. Tiga karya Mohanad diputar di sana. Dua film lain adalah Off Frame AKA Revolution Until Victory dan No Exit pada Minggu, 8 Oktober 2023 pukul 14.00 WIB di Teater Sjuman Djaja, Gedung Trisno Soemardjo Taman Ismail Marzuki.
Pemutaran film diikuti bincang dengan sutradara, Mohanad. Ia pun memberikan pernyataan pribadi tentang eskalasi konflik di Gaza, tempat ibunya kini tinggal.
Madani memilih fokus pada Palestina, sebagai salah satu respon terhadap konflik kemanusiaan dan politik di Palestina yang meningkat selama setahun terakhir. Di negeri Palestina yang mengalami okupasi, konflik adalah keadaan sehari-hari dan bahkan terasa “normal”.
Dalam keadaan demikian pun, masih terjadi peningkatan suhu konflik yang lebih besar pada 7 Oktober 2023. Di tengah kabar itu, Mohanad dalam malam pembukaan Madani memberi pandangan mengenai arti membuat film bagi dirinya.
“Kita terlanjur terbiasa memandang film atau sinema sebagai seni dan medium yang khas Barat. Tapi, festival ini, yang didedikasikan untuk mengangkat film-film bertema dunia Islam, turut membantu membuat kita memandang-ulang, apa itu film? Bagaimanakah film bisa menciptakan imaji-imaji orang Palestina, misalnya, dari sudut pandang mereka sendiri,” kata Mohanad.
Buhul, Simbol Solidaritas
Menurut salah seorang Festival Board Madani Film Festival 2023, Ekky Imanjaya, R21 AKA Restoring Solidarity sangat pas diputar sebagai film pembuka di Festival Film Madani tahun ini. Sebab, film tersebut sangat sesuai dengan tema, Buhul.
“Buhul kita artikan sebagai simbol solidaritas dan ikatan persaudaraan dan kemanusiaan. Mohanad dengan telaten melihat film-film dokumenter lama ini dan menjahitnya menjadi satu tema besar,” papar Ekky.
Menurut Ekky, judul “Restoring Solidarity” bisa ditafsirkan dengan berbagai makna. Bisa bermakna merestorasi film-film lama yang berisi mengenai solidaritas. Bisa juga merestorasi dan menghidupkan kembali solidaritas atas Palestina—lepas dari ikatan agama, bangsa, dan ideologi.
“Kejadian di Gaza kemarin, yang bersamaan dengan pembukaan festival (dengan film yang dengan kuat terkait dengan kejadian tersebut), menjadikan tema “Buhul” sangat relevan. Kehadiran sutradaranya, Mohanad Yaqubi, yang rumahnya dan ibunya di Gaza itu, mempertegas hal itu,” jelas Ekky yang juga Ketua Komite Film Dewan Kesenian Jakarta 2020–2023 dan dosen film di Universitas Binus.
Ekky melanjutkan, film-film Mohanad yang diputar merupakan ketekunan dan perjuangan merawat serta menjaga memori dan sejarah panjang perjuangan Palestina, yang –mengutip salah satu subjek di film itu– bergerak berdasarkan cinta, bukan benci.
“Kejadian sekarang menguatkan pidato Yaser Arafat di film itu: dari pengungsi menjadi pejuang kemerdekaan,” tandasnya.
Enam Tahun IFF
Madani IFF adalah festival film berskala internasional yang bertujuan menggambarkan kehidupan kaum Muslim di berbagai belahan dunia, baik Muslim sebagai mayoritas maupun minoritas. Tahun ini, Madani IFF memasuki tahun keenam dan akan dilaksanakan pada 7—12 Oktober 2023.
Tema Buhul, yang berarti simpul atau ikatan, di Madani IFF tahun ini dihubungkan dengan makna solidaritas. “Buhul adalah bagian dari keseharian budaya maritim. Kapal dan perahu selalu memerlukan tali dengan ikatan yang fleksibel namun kuat untuk menghadapi ketidakpastian gelombang. Madani IFF menawarkan bagaimana menguatkan kembali Buhul antar sesama manusia, dengan Tuhan, dan dengan alam,” kata Sugar Nadia, Direktur IFF.
Madani IFF 2023 didukung oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI dan Dewan Kesenian Jakarta.
Tahun ini festival akan digelar di beberapa tempat, yaitu area Taman Ismail Marzuki Jakarta: Madani Misbar, ruang terbuka yang dibangun di halaman Teater Besar, Teater Asrul Sani dan Teater Sjuman Djaya di lantai empat Gedung Trisno Soemardjo Taman Ismail Marzuki, Epicentrum XXI, Metropole XXI, dan Binus University Alam Sutera.
Sebanyak 1.707 film berpartisipasi dalam open submission film yang dibuka sejak Mei-Juli 2023, dan film-film tersebut diseleksi oleh tim juri yang terdiri dari para profesional. Alhasil, Madani IFF 2023 menyajikan 75 film dari 26 negara, dan 16 pembicara diskusi dari dalam dan luar negeri.