Sedang Membaca
Secara Daring, Jaringan GUSDURian Selenggarakan Temu Nasional 2020: Menggerakkan Masyarakat, Memperkuat Indonesia
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Secara Daring, Jaringan GUSDURian Selenggarakan Temu Nasional 2020: Menggerakkan Masyarakat, Memperkuat Indonesia

Poster Utama

Jaringan GUSDURian menyelenggarakan Temu Nasional Penggerak GUSDURian (TUNAS) tahun 2020 dengan tema “Menggerakkan Masyarakat, Meneguhkan Indonesia”. TUNAS adalah even dua tahunan yang rutin diselenggarakan oleh Jaringan GUSDURian sejak tahun 2014. Kegiatan ini mempertemukan penggerak dari seluruh dunia. Pada tahun ini TUNAS diselenggarakan secara daring karena kondisi pandemi Covid-19.

Rangkaian kegiatan ini diselenggarakan selama sepuluh hari, mulai 7 Desember hingga 16 Desember 2020. Kegiatan diawali dengan pembukaan yang akan diisi dengan orasi kebangsaan dari Koordinator Jaringan GUSDURian Alissa Wahid. Alissa Wahid akan menyampaikan refleksinya atas gerakan Jaringan GUSDURian yang diinisiasi oleh keluarga, sahabat, dan pengikut Gus Dur pada tahun 2010 lalu, setahun setelah Gus Dur wafat.

Di tahun kesepuluh, Jaringan GUSDURian tumbuh menjadi jaringan yang cukup besar. Saat ini terdapat kurang lebih 130 komunitas yang bergabung dengan Jaringan GUSDURian, baik di dalam atau pun luar negeri. Di luar Indonesia terdapat lima komunitas, yaitu di Kuala Lumpur (Malaysia), Bangkok (Thailand), Iran, Jeddah (Arab Saudi), dan United Kingdom. Komunitas yang tergabung dalam Jaringan GUSDURian berupaya untuk melanjutkan perjuangan Gus Dur di berbagai bidang non-politik praktis.

Selain itu, ada pula pembacaan puisi oleh ‘Sang Clurit Emas’ D. Zawawi Imron, salah seorang kiai budayawan yang juga sahabat Gus Dur. Zawawi Imron akan membacakan puisi khusus untuk momentum TUNAS 2020 ini.

Baca juga:  Habib Ali Abdurrahman Al-Habsyi Sebutkan Keistimewaan Ramadan

Setelah pembukaan, rangkaian dilanjutkan dengan forum isu strategis seperti:  negara dan agama, demokrasi dan kewargaan, lingkungan dan sumber daya alam, hukum dan HAM, pribumisasi Islam, ekosistem pendidikan, ekonomi kerakyatan, regresi demokrasi dan transisi digital, serta isu kesejahteraan masyarakat. Ada pula panggung budaya, ruang berbagi, ruang inspirasi, konferensi pers, dan penutupan yang dibarengkan dengan Haul Gus Dur pada tanggal 16 Desember 2020 mendatang.

Mukhibullah Ahmad selaku ketua panitia menyebut bahwa TUNAS 2020 diselenggarakan karena kebutuhan penyelarasan arah gerak Jaringan GUSDURian. Meski tidak bisa bertatap muka, dengan hadirnya teknologi memudahkan para penggerak untuk bertemu di ruang virtual.

“Hal yang terpenting kita bisa tetap bersilaturrahmi meski belum bisa bertatap muka secara langsung,” ujar Mukhibullah. “Saya sangat mengapresiasi dukungan dan antusiasme berbagai pihak atas terselenggaranya rangkaian kegiatan ini,” sambungnya. Ia menjelaskan, hingga hari ini, jumlah pendaftar di berbagai kegiatan TUNAS sudah lebih dari seribu orang yang terdiri dari penggerak aktif mau pun masyarakat umum.

“Kami juga memfasilitasi tayangan langsung (live streaming) melalui Facebook bagi masyarakat yang belum sempat mendaftar atau yang di daerahnya mengalami kendala sinyal,” ujarnya.

Ia berharap rangkaian TUNAS 2020 ini berjalan dengan sukses dan lancar serta mendatangkan manfaat bagi bangsa Indonesia.

Baca juga:  Kiai Marzuki Mustamar: Agama Alat Menggapai Ridha Allah

“Gus Dur sudah meneladankan, saatnya kita melanjutkan,” pungkasnya.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top