Untuk menggerakkan gairah berkesenian para seniman di era pandemi Covid-19, Makara Art Center Universitas Indonesia (MAC-UI) bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia akan menyelenggarakan Apresiasi dan Gelar Seni Nusantara.
Dalam kegiatan ini akan dipergelarkan kesenian tradisional dari beberapa daerah secara daring, serta akan ditampilkan apresiasi oleh para ahli dalam bentuk komentar dan analisis. “Acara ini merupakan perpaduan antara seni dan edukasi,” kata Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid. “Apresiasi ini dilakukan agar masyarakat mengetahui sejarah dan nilai-nilai yang ada dalam seni tradisi yang ada di beberapa daerah. Sebagai lembaga akademik, Universitas Indonesia melalui Makara Art Center sangat tepat menyelenggarakan acara ini,” demikian lanjut Dirjen Kebudayaan.
Ada tujuh kesenian daerah yang akan digelar dan diapresiasi, yaitu Dalupa dari Aceh, Randai dari Sumatera Barat, Mamanda dari Kalimantan Selatan, Kondobuleng dari Sulawesi Selatan, Sarandaro dari Papua Barat, Tarling dari Jawa Barat dan Ludruk dari Jawa Timur. Kegiatan ini akan diselenggarakan secara rutin setiap sepuluh hari. Episode pertama pergelaran ini akan dilaksanakan pada 1 Oktober 2020 pukul 19.00 WIB. Episode selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 10, 20 dan 30 bulan Oktober dan November.
Menurut Ngatawi Al-Zastrouw, Kepala MAC-UI, kegiatan ini merupakan upaya untuk memberikan ruang ekspresi berkesenian bagi para seniman yang sudah lebih lima bulan tidak pentas karena wabah pandemi Covid-19. “Kondisi pandemi memang telah menghentikan aktivitas seni yang berdampak kondisi ekonomi para seniman.
Melalui kegiatan ini, para seniman tradisional akan memiliki ruang untuk menampilkan kreasi seni mereka, sehingga diharapkan akan tumbuh gairah berkesenian yang berdampak pada peningkatan ekonomi” demikian Zastrouw menjelaskan. Selan itu Zastrouw juga menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud kepedulian UI pada seni tradisi dan bagian dari misi pengabdian masyarakat. “Melalui acara ini kita bisa menjadikan seni sebagai sumber ilmu pengetahuan,” lanjutnya.
Secara psikologis acara ini juga bisa menjadi kanalisasi untuk melepas kejenuhan masyarakat karena menghadapi wabah Covid-19. Hal ini disampaikan oleh Niniek L. Karim, psikolog yang juga menjadi Wakil Kepala MAC UI. “Kita perlu memberikan informasi dan membangun suasana yang membahagiakan untuk merelaksasi ketegangan psikologis yang dirasakan masyarakat. Kesenian dan hiburan adalah cara efektif untuk meredakan ketegangan psikologis. Melalui acara ini kita ingin mengajak masyarakat kembali tenang dan riang,” demikian penjelasan Niniek.
Pada episode pertama yang akan diselenggarakan pada 1 Oktober 2020 pukul 19.00 WIB, akan ditampilkan seni Dalupa dari Aceh. Dalupa merupakan jenis teater tradisional yang ada di daerah pantai Barat Aceh. Disebut “Dalupa” karena orang yang memainkannya memakai topeng sehingga terkesan menyamar. Secara harfiah “Dalupa” bermakna “samaran” atau “menyamar”.
Kisah Dalupa terkait dengan proses islamisasi di Aceh, baik yang dilakukan oleh tokoh Sidar Singh yang berasal dari India maupun Teungku Sabé. Sebagai narasumber akan hadir para seniman Dalupa untuk memberikan testimoni dan bercerita mengenai kesenian tersebut. Kemudian hadir sebagai pembahas adalah para ahli dari Universitas Indonesia. Acara ini bisa diikuti secara daring melalui kanal youtube MAC-UI dan Direktorat Jenderal Kebudayaan serta zoom.