Sedang Membaca
Mengenal Kitab Pesantren (22): Kitab Wirid Penangkal Corona Karya Kiai Muslih Mranggen
Moh. Salapudin
Penulis Kolom

Penulis Lepas. Ustadz di Pondok Pesantren Futuhiyah Mranggen Demak

Mengenal Kitab Pesantren (22): Kitab Wirid Penangkal Corona Karya Kiai Muslih Mranggen

9ef7e57c 76fc 453a B75f C23672a6500d

Menghadapi Covid-19, sudah semestinya kita melakukan dua ikhtiar sekaligus: Ikhtiar lahir dan ikhtiar batin. Ikhtiar lahir kita lakukan dengan mematuhi standar medis yang telah ditetapkan, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan melakukan social distancing. Sedangkan ikhtiar batin kita lakukan dengan banyak berdoa dan mendekatkan diri pada Allah.

Mengamalkan kitab “Nasru Al-Fajr Fit Tawasuli bi Ahli Badrin” anggitan Kiai Muslih Mranggen (1914-1981), atau sekadar membawanya di dalam saku baju atau tas bila terpaksa kita harus keluar, adalah salah satu ikhtiar batin yang bisa kita lakukan. Mengapa?

Kiai Muslih sendiri menyatakan dalam pengantar kitab tersebut bahwa beliau menyusun kitab wirid ini lantaran pada saat itu banyak masyarakat susah karena banyaknya cobaan seperti hama tikus, angin puting beliung, banjir, dan sebagainya. Covid-19 sendiri adalah cobaan yang bahkan daya rusaknya melebihi banjir dan puting beliung. Salah satu yang bisa menenangkan situasi demikian, dalam pandangan Kiai Muslih, adalah memperbanyak doa atau zikir. Dan salah satu doa yang “maqbul” adalah doa dengan bertawasul pada Ahli Badr (sahabat Nabi yang ikut Perang Badar).

Ada 356 nama sahabat yang ditulis dalam kitab “Nasru Al-Fajr” dimulai dari Abu Bakar Shidiq, Umar bin Khathab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib sampai Yazid bin Khidzam dan Yazid bin Mundzir. Keseluruhan nama Ahli Badr itu (yang kemudian disebut Asma Ahli Badr) diawali dengan “Ayat Penjagaan” seperti akhir Ayat Kursi (wala ya’uduhu hifdzuhuma wa huwa al-aliyyu al-adzim).

Baca juga:  Fikih Kuliner: Aisyul Bahri, Kitab Ulama Batang yang Hilang

Setelah menyebut “Ayat Penjagaan”, kemudian bertawasul kepada Nabi Muhammad SAW, dan dilanjutkan dengan membaca Asma Ahli Badr. Sebelum bertawasul, seperti dianjurkan Kiai Muslih, seseorang harus (1) suci dari hadas kecil dan hadas besar (2) memiliki niat yang baik (3) niat mencari berkah dan bertawasul pada Ahli Badr (4) ikhlas (5) membaca “sayyidina” sebelum nama sahabat disebut dan “radliyallahu anhu” setelahnya (6) melanggengkan pembacaannya setiap pagi dan sore (7) sebelum membaca Asma Badr terlebih dahulu mengirim al-fatihah untuk Nabi, keluarga, dan sahabatnya, khususnya yang ikut Perang Badar baik dari kalangan Muhajirin maupun Anshor.

Dalam kitab 74 halaman ini, Kiai Muslih menulis tujuh kisah faidah bertawasul dengan Ahli Badr yang bersumber dari kitab “Rof’i Al-Qadri fit Tawassuli bi Ahli Badrin” karya Syaikh Ali Abdirrohman Al-Azhari. Salah satu kisah itu diceritakan oleh Imam Zaid bin Uqail.

Dikisahkan di suatu negeri ada satu jalan yang “sangat angker” karena banyaknya hewan buas dan begal. Bila ada yang melewati jalan itu, maka ia akan berakhir tragis meski bersama banyak rombongan.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki bersama budaknya melewati jalan tersebut sembari mulutnya sibuk membaca “Asma Badr”. Ia selamat, padahal sebelumnya ada sepuluh pedagang yang dibunuh oleh para begal di sana.

Baca juga:  Pesantren Cemoro, Naskah, dan Sebuah Titik Temu

Ketika ditanya mengapa ia selamat, laki-laki itu menjawab, “Saya masuk jalan tersebut bersama pasukan yang dibarengi oleh Rasulullah.”

Ayah Zaid (Uqail) bertanya, “Siapa pasukan itu? Kok ada Rasulullah.”

“Pasukan itu adalah Ahli Badr,” jawabnya.

Menurut kesaksian para begal, ketika mereka hendak membegal laki-laki itu, tiba-tiba angin bertiup sangat kencang. Suara pedang bersahutan dan mereka seolah melihat pasukan berkuda lengkap dengan tombak di tangannya. Karena itulah mereka lari tunggang langgang.

Untuk mengamalkan kitab ini memang harus dengan ijazah (panduan dari guru), namun hanya dengan membawanya, kita sudah bisa memperoleh faidahnya. Kitab ini hanya dicetak dan diedarkan oleh Pondok Pesantren Futuhiyyah yang beralamat di Jl. Suburan Mranggen Demak, Jawa Tengah.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
2
Ingin Tahu
0
Senang
1
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
0
Scroll To Top