Ada beberapa kitab yang jadi kegiatan rutin khataman kitab di bulan Ramadan. Untuk tahun ini, salah satunya adalah kitab Hadiyyah al-Arus karangan Alwi bin Hamid bin Muhammad bin Syihabuddin.
Kitab ini saya sebut sebagai risalah singkat karena hanya berisi 36 halaman. Dengan delapan bab pembahasan, kitab ini sangat cocok untuk dijadikan kitab khataman di bulan Ramadan. Di Ma’had Aly Nurul Jadid sendiri, setidaknya butuh waktu delapan hari untuk mengkhatamkannya. Dengan kisaran waktu satu jam setiap pertemuan dan pembahasan yang cukup santai.
Tema-tema yang dibahas dalam kitab ini, sebagaimana yang ada di dalam isinya (selain muqoddimah tentunya) adalah sebagaimana berikut :
- Motivasi untuk menikah
- Kritertia istri yang sholihah
- Etika-etika zifaf (penggiringan mempelai istri ke rumah suaminya)
- Apa yang harus dilakukan suami ketika masuk di dalam rumahnya (keluarganya)
- Pesta pernikahan
- Hal-hal yang halal bagi suami kepada istrinya
- Hak-hak istri yang wajib dipenuhi suami
- Hak-hak suami yang wajib dipenuhi istri
- Salah kaprah kita tentang pernikahan
Bagi saya pribadi, yang menarik dari kitab ini adalah bab terakhir yang menjelaskan salah kaprah praktik pernikahan dan hal-hal yang berkaitan dengannya di masyakat. Ada beberapa poin yang jadi sorotan pengarang. Diantaranya adalah mempersilahkan kerabat suami (atau siapapun yang tidak diberi izin masuk oleh suami) itu masuk ke dalam rumah mereka.
Sebagaian manusia atau kalangan menganggap enteng perkara ini, yakni mempersilahkan keluarga atau kerabat suami masuk ke dalam rumah padahal tidak mendapat izin dari suami. Mereka beranggapan bahwa kerabat adalah juga bagian keluarga yang satu, maka tidak perlu mengamalkan agama secara tegas.
Padahal, hak suami itu lebih tinggi daripada hak siapapun bagi istri. Dalam hadits Nabi Muhammad SAW. telah diterangkan bahwa kunci masuk surga bagi perempuan itu ada empat yang salah satunya adalah mentaati suami.
اذا صلت المرأة خمسها وصامت شهرها وحفظت فرجها واطاعت زوجها قيل لها ادخلى الجنة من أي ابواب الجنة شئت
Artinya, “Apabila seorang perempuan menjaga sholat lima waktunya, puasa di bulan ramadhan, menjaga kemaluannya dan mentaati suaminya. Maka dikatakan bagi nya, “masuklah surga dari pintu manapun”).
Selain itu, yang menjadi keunggulan dari kitab ini adalah penulisan menggunakan nomer, paragraf serta penggunaaan tebal-tipis pada beberapa kalimat menjadikan kitab ini semakin sistematis dan membuat pembaca nyaman untuk belajar.
Sayangnya, dalam kitab ini tidak diterangkan lebih lajut kapan dan siapa pengarang ini lebih lanjut. Meskipun begitu, hemat penulis kitab ini layak menjadi risalah singkat bagi siapa saja yang hendak melaksanakan pernikahan dan membangun rumah tangga. Meskipun pembahasannya sekilas terlihat mendasar, tapi pembahasa di dalam kitab ini sangat perlu diingat-ingat dan direfleksikan bagi yang hendak maupun yang sedang menjalani rumah tangga.
Sekian. Terimakasih.