(L. diperkirakan 1923)
Tokoh pejuang sekaligus ulama ini adalah KH. Muhammad Rafi’ie. Urang Kambat Selatan, Kecamatan Pandawan Hulu Sungai Tengah, anak dari H. Ismail dan Siti Hadijah, membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan. Masa muda Muhammad Rafi’ie dihabiskannya di lingkungan Persatuan Perguruan Islam (PPI).
Pada zaman revolusi, sewaktu merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI dari tangan Belanda/NICA. Beliau ditokohkan menjadi pemimpin pejuang di Desa Kambat. Nama beliau masih diingat dan dikenang hingga saat ini, karena peristiwa Kambat Selatan. Peristiwa itu terjadi dalam tahun 1948.
Pada malam itu para pejuang sedang berunding untuk melakukan penyerangan terhadap pasukan Militer Belanda yang ada di Desa Jatuh. Sekitar pukul 03. 00 pagi para pejuang dikejutkan oleh bunyi tembakan. Para pejuang berlarian menyelamatkan diri sambil melakukan perlawanan.
Melihat keadaan yang tidak menguntungkan itu, KH. Muhammad Rafi’ie segera memerintahkan anak buahnya untuk mundur dan menyelamatkan diri. Dalam kontak senjata itu, hampir tidak ada perlawanan yang berarti dari pihak pejuang. Malah 5 orang pejuang gugur sebagai syuhada dan dimakamkan di Kelampaian, Kambat Selatan.
Karena tidak berhasil menangkap KH. Rafi’ie, pasukan Belanda membakar rumah beliau. Terakhir diketahui, orang yang bernama Rahmat ternyata adalah penyusup yang sengaja dipasang oleh Belanda untuk meringkus KH. Muhammad Rafi’ie malam itu. Ditempat pelariannya, KH. Muhammad Rafi’ie mulai menyusun kekuatan baru dan berencana akan menggempur militer Belanda yang ada di daerah Pandawan.
Setelah revolusi selesai, KH. Muhammad Rafi’ie menjadi kepala desa Kambat Selatan dan kemudian menjadi Pegawai Kantor Departemen Agama. Ia sempat menduduki jabatan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pandawan dan Kecamatan Labuan Amas Selatan. Karier beliau terakhir sebagai Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Hulu Sungai Tengah, sesudah itu pensiun.
Tokoh pejuang yang juga ulama ini, tetap meneruskan perjuangannya mengisi kemerdekaan melalui kegiatan ormas Islam. Ia sempat mempelopori pembangunan empat buah masjid dan empat buah Madrasah di Kambat Selatan.
KH. Muhammad Rafi’ie dan isterinya Hj. Yuhanah, dikaruniai lima orang anak, yakni Rijiliansyah, Mulyani, Raihani, Hasniyati, dan Sirajuddin. KH. Muhammad Rafi’ie berpulang kerahmatullah pada tanggal 12 Maret 1996 dikebumikan di Kambat Selatan.
Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.