Sedang Membaca
Kisah Sufi Unik (37): Abu Bakar al-Furghani Bersama Burung dan Kucing
Mukhammad Lutfi
Penulis Kolom

Alumnus Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Kisah Sufi Unik (37): Abu Bakar al-Furghani Bersama Burung dan Kucing

Abu Bakar al-Furghani, nama aslinya Muhammad bin Musa al-Wasiṭi, sementara Abu Bakar adalah kuniyahnya. Ibnu Mulqan menginformasikan bahwa al-Wasiṭi di belakang nama Muhammad bin Musa dinisbatkan pada daerah asalnya di kawasan wāsiṭi-l-ʻiraq (Irak bagian tengah), sementara al-Furghani dinisbatkan pada tempat hijrahnya di Fergana, sebuah desa di kawasan Khurasan, maka dari itu, Abu Bakar al-Furghani juga dikenal dengan Ibnu al-Furghani.

Catatan Fariduddin al-ʻAtthar menginformasikan, bahwa, Abu Bakar al-Furghani meninggal sekitar setelah tahun 320 Hijriyah. Ia meninggal setelah bermukim di Merv dan meninggal di sana, akan tetapi ia cukup lama tinggal di wāsiṭi-l-ʻiraq, hingga ia dikenal juga dengan al-Wasiṭi. Masih dalam catatan Fariduddin al-ʻAtthar, bahwa Abu Bakar al-Furghani bersahabat dan berguru pula kepada Imam Junaid dan Ahmad al-Nuri.

Salah satu quote sufistik Abu Bakar al-Furghani yang tercatat dalam kitab Hilyah Abu Nuaʻim sebagai berikut:

الحُبُّ يُوْجِبُ شَوْقًا وَالشَّوْقُ يُوْجِبُ أُنْسًا فَمَنْ فَقَدَ الشَّوْقَ والأُنْسَ فَلْيَعْلَمْ أَنَّهُ غَيْرُ مُحِبٍّ

Cinta mengakibatkan kerinduan, dan kerinduan mengakibatkan kesenangan. Barang siapa tidak memiliki kerinduan dan kesenangan, maka ketahuilah bahwa dia bukanlah pecinta.”

Terkait kisah Abu Bakar al-Furghani bersama burung dan kucing, kisahnya dituturkan Fariduddin al-ʻAtthar dalam Tażkirat al-Auliyaʼ, berikut kisahnya;

Baca juga:  Allah, Rahim, dan Kasih Sayang

Suatu ketika, karena urusan yang begitu penting Abu Bakar al-Furghani pergi ke kebun, dikatakan urusan penting itu terkait dengan keperluan agama. Sesampainya di kebun, tiba-tiba ada seekor burung yang menghampirinya, Abu Bakar al-Furghani lantas menjulurkan tangannya dan menangkap burung itu. Saat Abu Bakar al-Furghani berhasil menangkap burung itu, tiba-tiba ada burung lain yang menghampirinya lagi, kali ini  burung lain itu terbang tepat di atas Abu Bakar al-Furghani.

Mendapati peristiwa itu, Abu Bakar al-Furghani lantas bertanya-tanya, “Apakah burung di tanganku ini anak dari burung yang terbang di kepalaku? Atau keduanya merupakan teman saja?” tanya Abu Bakar al-Furghani dalam hati.

Kendati dalam hatinya penuh pertanyaan ihwal burung itu, nyatanya Abu Bakar al-Furghani tetap saja mendekap burung yang ada di dalam genggamannya itu. Ia pun lantas memeliharanya. Selang beberapa waktu kemudian burung yang ia tangkap lalu mati, Abu Bakar al-Furghani menyesal karena telah menangkapnya.

Sepeninggal burung itu mati, Abu Bakar al-Furghani didera penyakit selama satu tahun. Hingga pada suatu ketika ia bermimpi bertemu nabi Muhammad Saw. Dalam mimpinya Abu Bakar al-Furghani mengadu kepada nabi Muhammad.

“Wahai Nabi, sudah setahun ini aku salat dengan keadaan duduk, aku tak mampu lagi berdiri, serta fisikku kini kian melemah, sekujur tubuhku sakit semua,” keluh Abu Bakar al-Furghani kepada nabi Muhammad.

Baca juga:  Menilik Kajian Tasawuf di Pesantren Maulana Rumi

“Sebab dari sakitmu itu, tak lain karena burung yang dulu kau tangkap dan lalu mati telah mengadu kepada Allah, kini tak ada lagi ampun bagimu,” ucap nabi Muhammad.

Abu Bakar al-Furghani merasa bingung dengan isyarat mimpi itu, apa benar burung itu mengadu kepada Allah. Mimpi itu selalu saja terngiang-ngiang di kepala Abu Bakar al-Furghani.

Di saat yang lain, rumah Abu Bakar al-Furghani ditempati kucing yang hamil. Kucing itu lantas melahirkan anaknya, sedang Abu Bakar al-Furghani masih terkapar dalam keadaan sakit.

Tiba-tiba suatu hari ada ular yang ingin memangsa anak kucing yang ada di rumah Abu Bakar al-Furghani, kebetulan induk dari anak kucing itu sedang pergi. Anak kucing itu sudah hampir ditelan sang ular, namun anak kucing itu berusaha mengeluarkan dirinya dari rongga mulut ular. Abu Bakar al-Furghani tak mampu berbuat apa-apa, namun di dekatnya ada sebilah tongkat. Abu Bakar al-Furghani lantas memukulkan tongkat itu kepada ular, sang ular lantas melepaskan anak kucing itu dan lantas melarikan diri.

Selepas peristiwa itu,tubuh Abu Bakar al-Furghani yang dulunya sakit seketika sembuh, ia pun kini mampu menjalankan salat dengan berdiri.

Malam harinya, Abu Bakar al-Furghani bermimpi bertemu nabi Muhammad lagi, ia pun mengabarkan keadaannya kepada nabi Muhammad, “Wahai Nabi, aku sudah sembuh, kini aku sudah bisa salat dengan berdiri,” ucap Abu Bakar al-Furghani.

Baca juga:  Kisah Sufi Unik (12): Syaqiq al-Balkhi, Di-Skak Penyembah Berhala

“Iya, aku sudah tahu. Tahukah sebab kesembuhanmu dari sakit? Itu tak lain karena induk kucing itu berterima kasih atas kebaikanmu,” terang nabi Muhammad menjelaskan.

Mari mencintai binatang, kalau pun ada dari kita yang phobia akan binatang-binatang tertentu, paling tidak kita tak mengusik hak-haknya untuk hidup. Wallahu ‘Aʻlam.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
2
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top