Pengasuh Pondok Pesantren Daar Ummahatil Mukminin, Kramat Jati, Jakarta Timur Habib Hamid bin Ja’far Al-Qadri menjelaskan cara Nabi Muhammad mencegah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang tercantum dalam Kitab Syama’il Muhammadiyah.
Habib Hamid menegaskan, meskipun Nabi Muhammad diutus oleh Allah pada sekitar 14 abad atau 1400 tahun lalu tetapi berbagai petuah dan petunjuknya masih sangat relevan hingga kini. Hal inilah yang disebut sebagai rahmatan lil alamin. Artinya, bukan hanya soal alam semesta tetapi juga bermakna zaman, tempat, serta situasi dan kondisi.
Salah satu hal yang relevan adalah soal cara Nabi Muhammad mencegah KDRT. Sebab KDRT merupakan penyebab kegagalan di dalam membina rumah tangga. Efeknya, berpengaruh besar terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak-anak.
Jika seorang anak kerap menyaksikan perseteruan kedua orang tuanya, maka tidak akan pernah menemukan tempat yang menyenangkan dirinya. Saat pulang sekolah dalam keadaan lelah, misalnya, seorang anak mestinya menemukan kedua orang tuanya yang menyambut dengan senyuman dan tenang. Bukan justru melihat orang tuanya bertengkar atau bahkan berakhir pada perceraian.
“Akibatnya, anak itu akan tumbuh menjadi seorang yang tidak beres di dalam kejiwaannya sehingga rentan terlibat di dalam pergaulan bebas dan melampiaskan keinginannya (atau) terkena narkoba,” terang Habib Hamid Al-Qadri dalam kajian Kitab Syama’il Muhammadiyah di Pesantren Digital Majelis Telkomsel Taqwa (MTT), pada 16 September 2021 lalu.
Dalam hal membangun rumah tangga, Habib Hamid menjelaskan bahwa Nabi Muhammad merupakan contoh paling ideal untuk ditiru. Kebaikan di dalam rumah tangga senantiasa dicontohkan Nabi Muhammad dalam kesehariannya.
“Beliau (Nabi Muhammad) mengatakan, sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarga kalian dan saya yang terbaik dalam hal ini (rumah tangga),” jelas Habib Hamid menerangkan sebuah hadits.
Suatu ketika, Sayyidah Aisyah pernah ditanya mengenai perilaku Nabi Muhammad. Kemudian dikatakan bahwa perangai kekasih Allah itu seperti Al-Qur’an. Lalu saat ditanya soal hubungan rumah tangga, Sayyidah Aisyah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad sama seperti orang pada umumnya.
“Beliau terkadang membantu urusan rumah tangga sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada pasangan hidupnya. Beliau suka menambal sepatu yang rusak, menjahit sendiri pakaian yang robek, bahkan ikut serta dalam membersihkan rumah. Beliau tidak menampakkan sikap arogan,” jelas Habib Hamid.
Selain itu, pernah Rasulullah sedang sangat khusyuk di dalam shalatnya. Kemudian dilanjutkan bermunajat kepada Allah. Namun kalau Sayyidah Aisyah tiba-tiba terbangun, Nabi Muhammad lantas mempercepat shalatnya.
“Beliau langsung duduk menemani Aisyah dan menanyakan bagaimana keadaannya. Padahal saat itu, Nabi sedang bersama dengan Allah, akan tetapi masih punya kesempatan dan memberi waktu di tengah kesibukannya yang penting sedang bermunajat kepada Allah,” terang Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor DKI Jakarta itu.
“Melalui cara-cara seperti itulah, KDRT tidak pernah terjadi dan tidak pernah dilakukan Nabi Muhammad,” pungkas Habib Hamid.