Syekh Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jili dalam karyanya Al-Insan Al-Kamil Fi Ma’rifati Awakhir Wal Awail (Juz, 2, Hlm. 322-323 ) menjelaskan tentang awal mula munculnya agama dan macam-macam agama yang dianut oleh umat manusia.
Ketika Allah menciptakan segala sesuatu, Allah menempatkan Nabi Adam di surga, Nabi Adam ketika itu berstatus Waliyullah (kekasih Allah) beliau belum bergelar Nabi. Karena di surga adalah tempat kemuliaan dan musyahadah (persaksian). Ketika Allah menurunkan Nabi Adam ke muka bumi, baru Nabi Adam berstatus Nabi, karena di dunia tempat dijalankannya syariat dan perintah Allah.
Nabi Adam diutus oleh Allah untuk menjadi Nabi bagi keturunannya. Nabi Adam mengajarkan kepada keturunannya ajaran-ajaran yang merupakan wahyu dari Allah SWT. Nabi Adam juga memiliki suhuf (lembaran-lembaran wahyu). Keturunannya yang membaca suhuf (lembaran-lembaran wahyu) akan langsung beriman kepada Allah. Sebaliknya, keturunannya yang tidak membaca suhuf (lembaran-lembaran wahyu) karena sibuk dengan urusan dunia tentu mereka akan tersesat. Mereka inilah cikal bakal dan leluhur orang-orang kafir.
Setelah Nabi Adam wafat, keturunan Nabi Adam pecah menjadi berbagai kelompok dan golongan, diantara kelompok tersebut ada yang membuat patung Nabi Adam untuk disembah, merekalah orang-orang yang pertama kali meyekutukan Allah di muka bumi ini, dengan menuhankan patung Nabi Adam.
Sebagian kelompok yang lain juga tidak mau kalah mereka tidak mau menyembah patung Nabi Adam seperti kelompok yang pertama. Mereka menyembah empat unsur alam, yaitu, panas, dingin, kering, dan lembab. Empat unsur alam ini diyakini oleh mereka sebagai dasar bagi wujudnya alam semesta, dan patung Nabi Adam tidak lain hanyalah salah satu wadah dari keempat unsur tersebut.
Sebagian keturunan Nabi Adam ada yang menyembah bintang yang berjumlah tujuh, yaitu, as-Suhal, al-Mustari, al-Marikh, as-Syamsi, az-Zuhrah, Atharah, dan al-Qamar. Mereka meyakini bahwa benda-benda langit memiliki kekuatan yang dapat menggerakkan semua peristiwa yang ada di bumi. Bintang-bintang di langit dapat mendatangkan kebaikan dan kerusakan bagi yang ada di bumi. Bagi mereka, bintang-bintang itu hidup layaknya manusia.
Ada juga yang menyembah cahaya dan kegelapan. Bagi mereka gerak kehidupan itu dilandaskan oleh dua hal, yaitu, cahaya dan kegelapan. Cahaya dan kegelapanlah yang menggerakkan alam semesta ini. Menurut mereka menyembah cahaya dan kegelapan lebih utama daripada menyembah benda lain yang ada di alam semesta ini.
Dan juga keturunan Nabi Adam ada yang menyembah api. Menurut mereka api adalah asal muasal keberadaan. Atas dasar pemahaman seperti itu, mereka menyembah api. Mereka disebut sebagai kaum Majusi. Dan ada pula kelompok lain dari keturunan Nabi Adam yang tidak menyembah apa-apa. Bagi mereka, ritual penyembahan adalah tindakan yang sia-sia. Mereka disebut sebagai ateis (al–mulahidah).
Selanjutnya Syekh Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jili menjelaskan agama samawi dengan sebutan ahli kitab:
ثم إن أهل الكتاب متفرقون، فبراهمة وهؤلاء يزعمون أنهم على دين إبراهيم وأنهم من ذريته ولهم عبادة مخصوصة. ويهود وهؤلاء الموسويين. ونصارى وهؤلاء العيسويون. ومسلمون وهم المحمديون
Artinya: Kemudian sesungguhnya ahli kitab itu terpecah belah, Barahimah mereka mengklaim mengikuti agama Nabi Ibrahim dan mereka mengaku sebagai keturunannya dan mereka mempunyai ibadah khusus. Dan Yahudi mereka adalah umat Nabi Musa. Dan Nasrani mereka adalah umat Nabi Isa. Dan Muslim mereka adalah umat Nabi Muhammad.
Sebenarnya agama yang dianut oleh umat manusia di muka bumi tidak terhitung jumlahnya, namun Syekh Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jili meringkas agama menjadi sepuluh bagian, yaitu, kuffar, tabaiyyah, falasifah, tsunaiyyah, majusi, barahimah, dahriyah, yahudi, nasrani, dan islam.
Wallahu A’lam Bissawab.