Sedang Membaca
Ulama Banjar (108): H. M. Yakub
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Ulama Banjar (108): H. M. Yakub

H. M. Yakub

(L. 2 Februari 1932)

H. M. Yakub, biasa dipanggil sesuai dengan nama beliau dan itu sudah menjadi panggilan akrabnya. Beliau lahir di Banjarmasin tanggal 2 Februari 1932. Beliau berasal dari lingkungan keluarga yang terbiasa melaksanakan agama secara disiplin. Itulah sebabnya bisa dipahami jika beliau oleh keluarga dikirim mondok ke kota Serambi Mekkah, yakni di Pondok pesantren Darussalam sampai selesai. Sambil hidup menyanti, H.M. Yakub juga rajin menambah ilmu pengetahuan agama dengan beberapa ulama terkenal di Martapura.

H. M. Yakub sudah terbiasa belajar kitab kuning dengan mengaji duduk di rumah para guru atau di pengajian-pengajian yang dilaksanakan di tempat-tempat ibadah bersama teman-teman. Menuntut ilmu di luar pondok ini ternyata cukup banyak faedahnya dan sangat membantu dalam memahami pelajaran-pelajaran yang diberikan para guru di pondok. Dari sinilah pula beliau memiliki banyak pengalaman, teman sepergaulan dan sekaligus wawasan serta tambahan ilmu pengetahuan.

Setelah merasa sudah cukup menuntut ilmu, H. M. Yakub kembali ke kampung halaman di Sungai Lulut. Di sinilah beliau pertama kali mengamalkan ilmu yang dimiliki melalui pengajian-pengajian atau majelis taklim. Apa yang beliau lakukan ini mendapat respon positif sehingga selalu dipadati jemaah, baik mereka yang berdomisili di Sungai Lulut sendiri maupun dari daerah lain di sekitarnya.

Baca juga:  Ulama Banjar (178): KH. Mukeri Yunus

Seiring dengan ramainya pengajian beliau dikunjungi jemaah, maka hal ini membuat nama H. M. Yakub makin dikenal luas dan dihormati sekaligus dimuliakan masyarakat, sebagaimana layaknya seorang ulama. Beliau mulia ditokohkan, sehingga sering dimintai pendapat dan pertimbangan-pertimbangan dalam melaksanakan sesuatu untuk kemajuan, maupun ketika memecahkankan masalah yang muncul atau terjadi di masyarakat.

Sebagaimana kedudukan seorang tokoh masyarakat atau orang yang difigurkan sebagai tetua setempat, maka kondisi ini menyebabkan beliau harus terjun ke berbagai organisasi setempat. Antara lain beliau diberi kepercayaan untuk memegang jabatan sebagai Ketua Badan Pengelola Masjid Al-Kautsar Sungai Lulut. Juga diminta menjadi Penasihat Yayasan Pendidikan Islam Raudhatus Subban. Di luar semua itu tentu saja selaku tokoh masyarakat yang berpredikat ulama, banyak dimintai masyarakat untuk memipin berbagai upacara keagamaan serta tempat masyarakat memintakan nasihat dan arahan dalam mengatasi kehidupan.

Kehidupan berkeluarga H. M. Yakub cukup istimewa, sebab profesi sebagai juru dakwah tak hanya ditekuni beliau sendiri. Akan tetapi isteri yang disayangi pun sama-sama sebagai penceramah. Malah istri beliau yang bernama Hj. Sofiah, juga aktif sebagi daiyah dan sering memberikan siraman rohani di kawasan kota Banjarmasin dan sekitarnya. Isteri beliau ini termasuk daiyah yang disenangi masyarakat, terutama di sekitar Sungai Lulut.

Baca juga:  Sikap Rileks Gus Dur dan Arief Budiman

Dari pernikahannya dan membina rumah tangga sebagai suami isteri, H. M. Yakub dikaruniai Allah SWT empat orang anak, dua laki dan dua orang perempuan yaitu sebagai berikut: Ahmad Suhaimi, Hj. Saniah, H. M. Yusuf dan Selvia.

H. M. Yakub sekeluarga berdomisili di rumah sendiri yang beralamat di jalan Veteran Sungai Lulut KM 5 RT 5 Nomor 12 Banjarmasin.

Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top