Sedang Membaca
Ulama Banjar (178): KH. Mukeri Yunus
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Ulama Banjar (178): KH. Mukeri Yunus

Kh. Mukeri Yunus 1

KH. Mukeri Yunus yang lahir pada tanggal 5 Mei 1955 ini menimba ilmu agama pada mulanya kursus di Madrasah Aliyah Islam Negeri di Pandeglang selama satu tahun. Kemudian masuk pesantren Madrasah Islam Indonesia (MII) selama 12 tahun. Kemudian melanjutkan ke Pesantren As-Syafi’iyah Jakarta sambil mengajar.

Ketenaran nama Kiyai yang satu ini tidak dapat dipisahkan dari Pondok Pesantren yang diasuhnya, yakni Pondok Pesantren Nurul Hijrah. Untuk menempuh lokasinya yang beralamat di Kecamatan Jorong, atau sekitar 1, 5 kilometer masuk ke jalan Gunung Kencana.

Hanya ada tiga ruang kelas belajar, ruangan itu pada pagi hari digunakan untuk sekolah formal yaitu aliyah yang jumlah siswanya 60 orang dan pada malam harinya digunakan untuk santri pondok pesantren sebanyak 100 orang santri putra/putri. Di sebelah kiri gedung belajar terdapat asrama putra yang bangunannya terbuat dari kayu yang disusun sirih, juga sederhana, para santri pun terkadang harus berjejal tidurnya karena masih terbatasnya daya tamping, bangunan kantor guru yang satu atap dengan perumahan guru, juga demikian, sedangkan asrama putri memang sudah beton.

Di tengah-tengah komplek itu berdiri mushalla yang bernama Nurul Hijrah, sedangkan rumah pimpinan pontrennya berada tidak jauh dari mushalla itu. Pontren Nurul Hijrah adalah pontren terbesar di Kecamatan Jorong, meskipun terbesar tetapi suntikan dana dari Depag hanya pernah satu kali. Hebatnya pesantren ini meskipun masih baru berumur jagung dan masih sangat sederhana, tetapi banyak santrinya berasal dari berbagai Kecamatan di luar Jorong, bahkan dari Sungai Danau hingga Kotabaru pun ada. Pontren Nurul Hijrah yang merupakan aset Pelaihari untuk mendidik dan menciptakan SDM generasi mudanya, wajib kiranya pemerintah daerah menjadi donator tetap untuk melanjutkan pembangunan fisiknya dan biaya operasionalnya.

Baca juga:  Ulama Banjar (32): KH. Abdul Muthalib bin H. Mardiah

Keramah-tamahan, dan tutur bahasa yang halus adalah di antara akhlak kiai Kharismatik Kecamatan Jorong ini, bahkan ketika ada tamu datang, kiai ini tidak segan-segan menyuguhkan minuman dan makanan kepada tamunya. Tamu-tamu yang datang ke rumahnya hanya berjalan kaki, ia perintahkan keluarganya untuk mengantar tamu itu hingga ke tepi jalan raya.

Pada tahun 1987, KH Mukeri Yunus hijrah dari kampung halamannya di Jawa Barat ke Jorong. Saat pertama kali menginjakkan kakinya di sana, ia sempat terkejut karena yang ditemui di tanah tandus dan berkerikil, sedangkan tanah yang ia tinggalkan bersama beberapa orang transmigran, lebih subur dari tanah yang mereka datangi. Tetapi keadaan itu tidak mengecilkan niatnya, apalagi niatnya hijrah ke Kalsel menjalankan tugas dari MUI Jabar untuk melaksanakan misi dakwah.

Beliau aktif memberikan ceramah dan khutbah dari masjid ke masjid dan dari mushalla dari mushalla. Pada suatu ketika ada masyarakat yang mengatakan, “apabila kiai mendirikan pesantren, saya titip anak di pesantren Pak Kiai, ” nada-nada semacam ini terus bergulir. Dari kegiatan dakwah inilah, akhirnya KH. Mukeri Yunus banyak dikenal dan mengenal masyarakat, mulai dari masyarakat kecil sampai pada pejabat dan pengusaha. Karena adanya keinginan masyarakat minta menitipkan anaknya pada kiai dan kiai pun berfikir anak cucu pasti tinggal di daerah Jorong.

Baca juga:  Ulama Banjar (79): KH. Birhasani

Akhirnya pada bulan Juli tahun 1999 diadakanlah peletakkan batu pertama pem pembangunan Pontren Nurul Hijrah. Pernah beberapa kali ada tawaran dari masyarakat dan perusahaan untuk mendirikan pesantren di luar dari komplek kediaman kiai Mukeri Yunus. Pembangunan Pontren Nurul Hijrah ini banyak dibantu oleh perusahaan kelapa sawit dan perusahaan batu bara yang berlokasi di Kecamatan Jorong ini, di samping itu ada dana pribadi dan beberapa bantuan dari Depag.

Kiai Mukeri Yunus, selain sebagai ulama kharismatik di Jorong ia juga sebagai Ketua Forum Komunikasi Ulama dan Umara (Fokum) yang berdiri sejak tahun 1997. Forum ini bertujuan untuk menengahi dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi antara perusahaan dengan masyarakat.

Memang kiai ini menjadi tempat mengadu, baik masyarakat maupun perusahaan apabila ada konflik diantara elemen masyarakat ini, jadi sangat besar Peranan KH. Mukeri Yunus, bahkan menurut salah seorang warga, pernah masyarakat melakukan demonstrasi yang mengepung muspida Pelaihari, aparat keamanan tidak mampu menghalaunya, akhirnya didatangkanlah KH. Mukeri Yunus, keadaan pun mereda.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
2
Ingin Tahu
1
Senang
1
Terhibur
2
Terinspirasi
3
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top