Sedang Membaca
Gus Sholah, Kiai Peduli Aswaja
Yusuf Suharto
Penulis Kolom

Tim Aswaja NU Center PWNU Jatim, dan Tim Penulis Khazanah Aswaja.

Gus Sholah, Kiai Peduli Aswaja

Fb Img 1580700020678

Para kiai NU, mempunyai ciri yang kurang lebih sama, yaitu peduli dengan Ahlussunah walJamaah. Kepedulian itu dalam banyak aspek, pengamalan tradisi, pemahaman dalilnya, atau penulisan dalilnya. Di antara Kiai itu adalah KH. Salahuddin Wahid, Pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang.

Gus Sholah yang lahir pada 11 September 1942 adalah pengasuh Tebuireng, menggantikan pamannya, KH. Yusuf Hasyim, sejak April 2006.

Putra ketiga dari enam bersaudara pasangan KH. Wahid Hasyim dan Bu Nyai Hj. Sholihah Bisri ini melalui masa kecilnya di Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, asuhan kakeknya dari garis ibu, KH. Bisri Syansuri.

Pada masa liburan sekolah di bulan Ramadhn, Salahuddin al-Ayyubi banyak menimba ilmu keagamaan dan kepesantrenan bersama adiknya, Umar Wahid di Pesantren Denanyar. Hobi utama salah satu ketua PBNU pada periode 1999-2004 ini adalah membaca buku, dan hobinya ini lebih intens terutama pada Ramadan.

Kepemimpinan Gus Sholah adalah periode revitalisasi. Dan dalam konteks internalisasi Ahlussunah wal Jamaah, beliau mendirikan Madrasah Muallimin pada 2008, Ma’had Aly pada 06 September 2006 atas prakarsa KH. Yusuf Hasyim dan dilestarikan oleh Gus Sholah, dan Madrasah Diniyah pada 2006 dengan sistem klasikal. Seluruh santri Tebuireng diwajibkan mengikuti Madrasah Diniyah, kecuali santri Muallimin, dan Ma’had Aly. Juga ada pengajian takhassus dengan kitab standar Fathul Qorib.

Gus Sholah juga amat peduli pada kepenulisan Ahlus Sunnah wal Jamaah. Keseriusan beliau ini tampak pada gagasan pendirian website Tebuireng pada 2007 yang melibatkan tidak hanya santri Tebuireng, tapi juga para ahli di luar Tebuireng. Dalam website ini kita akan banyak menemui tulisan-tulisan keaswajaan. Dalam hal ini website ini juga mengajak bergabung Aswaja NU Center Jombang untuk menjadi tim ahli dalam tanya jawab hukum Islam, di samping menulis artikel keaswajaan.

Baca juga:  Perjalanan Intelektual dan Kelebihan Kiai Maimoen Zubair

Gus Sholah juga menggagas unit penerbitan yang didirikan pada 01 Januari 2007, yang meliputi Divisi Majalah, Divisi Buletin, dan Divisi Penerbit Buku. Majalah Tebuireng yang pernah eksis pada 1980-an, diterbitkan kembali secara berkala, mulai pada Juli 2007.

Divisi Penerbit Buku yang diberi nama Pustaka Tebuireng berkembang pesat. Untuk buku-buku keaswajaan dan keislaman, Pustaka Tebuireng mengundang editor ahli untuk mengoreksi naskah. Dan dalam konteks keaswajaan bagi para santri, Tebuireng sudah mencetak dan sedang proses mencetak buku Aswaja untuk santri segala tingkat, yaitu tingkat dasar, menengah pertama, dan menengah atas.

Untuk ikhtiar ini, Tebuireng di bawah kepemimpinan Gus Sholah melibatkan para penulis Aswaja di dalam maupun di luar Tebuireng untuk dimintai saran, masukan, dan koreksi yang terdiri dari para ahli Aswaja, antara lain dari para pakar alumni maupun para peneliti dari Aswaja NU Center PWNU Jatim.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top