Lewat novelnya yang berjudul Celestial Bodies, Jokha al Harthi menjadi penulis Arab pertama yang memenangkan penghargaan bergengsi Man Booker International. Novelnya yang menceritakan transformasi pasca-kolonialnya Oman ini berhasil mencuri perhatian dewan juri. Dalam perhelatan tersebut novelis asal Oman ini bersaing dengan bersaing dengan Annie Ernaux dari Prancis, Marion Poschmann dari Jerman, Olga Tokarczuk dari Polandia.
“Saya senang bahwa jendela telah dibuka untuk budaya Arab yang kaya,” kata Alharthi, 40, kepada wartawan setelah upacara di Roundhouse di London. “Oman mengilhami saya, sehingga saya pikir pembaca dapat berhubungan dengan nilai-nilai kemanusiaan dalam buku ini yaitu kebebasan dan cinta,” katanya.
“Celestial Bodies ” terdiri dari lebih dari 60 bab pendek. Novel ini mengisahka tiga perempuan bersuadara bernama Mayya, Asma, dan Khawla. “Dalam novel itu, mereka semua bertingkah sangat berbeda dalam cinta dan menunjukkan kemandirian semangat, kompleksitas dan kekuatan, yang saya percaya benar bagi wanita di Oman sekarang,”ujar Alharthi
Ceritanya fokus pada kisah tiga saudara dengan kepribadian yang sangat berbeda. Kisah mereka banyak berkaitan dengan cinta, ambisi, dan peran sebagai ibu. Novel ini menyoroti perbudakan di Oman, salah satu negara terakhir yang secara resmi melarangnya pada tahun 1970. Salah satu karakter wanita utama novel ini adalah Zarifa seorang budak wanita yang lahir dari keluarga budak asal Afrika, tetapi tidak mengenal rumah selain desanya, al-Awafi.
The Guardian mengatakan bahwa Al Harthi menawarkan “pandangan sekilas pada budaya yang relatif sedikit dikenal di barat” Sedangkan laman The National mengatakan bahwa menyebut buku tersebut sebagai tur de force dengan jalinan cerita yang padat dan sangat imajinatif. Menurut juri novel Celestial Bodies, sangat kaya,menarik dan puitis. Ketua dewan juri, Bettany Hughes mengatakan bahwa gaya bahasanya penuh metafira, halus menolak rasisme, dan jenis kelamin.
Novel Celetine Bodies ini sebenarnya telah digagas oleh al Harthi 10 tahun yang lalu. Saat itu dirinya berada di Edinburgh dan mengerjakan gelar doktornya dalam puisi Arab klasik. Pada walanya gagasannya sederhana yaitu sebuah novel yang mengeksplorasi kehidupan dan hubungan tiga saudara perempuan di Oman yang berubah bisa dieksplorasi.
“Plot dan karakter sebagian dalam pikiran saya. Tapi titik awal sebenarnya adalah aku merasa sedikit rindu rumah,” ujarnya kepada laman The National. Al Harthi tidak dapat meramalkan pada saat itu bahwa buku yang ditulisnya akan memenangkan Hadiah Man Booker Internasional yang bergengsi.
“Saya senang bahwa orang akan membaca Celestine Bodies tetapi saya juga berharap para pembaca akan berharap untuk membaca literatur Arab lainnya, dan penulis lain dari Teluk,” ujar Alharthi. Penghargaan bergendi tersebit jelas merupakan kesempatan bagi sastra Oman untuk dibaca dan dihargai oleh khalayak yang lebih luas.
Al Harthi dikenal Arab. Ia pernah belajar puisi Arab klasik di Universitas Edinburgh dan mengajar di Universitas Sultan Qaboos penulis novel dan cerita pendek sebelumnya. Ia juga menulis sebuah buku anak-anak dan tiga novel dalam bahasa di Muscat. Selain sebagai penulis, Jokha al-Harthi dikenal sebagai akademisi Oman. Dia dididik di Oman dan di besarkan di Inggris. Memperoleh gelar PhD dalam sastra Arab klasik dari Universitas Edinburgh. Saat ini adalah profesor di departemen bahasa Arab di Universitas Sultan Qaboos . Karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Serbia, Korea, Italia, dan Jerman dan diterbitkan di majalah Banipal.
Buku yang telah diterbitkan diantaranya adalah “Kharidat al-Qasr”) 2010, Sayyidat al-Qamar , “Narinjah” (Bitter Orange), 2016, buku anak-anak ”The Cloud Wishes”, 2015, Kumpulan puisi Diwan Ahmed b. Abdullah, dikumpulkan dan diedit oleh Jokha Alharthi.2014, Buku anak-anak “ushsh lil-Asafir” (Nest for Birds) 2010, kumpulan cerita pendek “fi Madih al-Hubb” (Impressing Love) 2008, “Manamat” (Dreams) 2004, lumpulan cerita pendek “Sabi Ala al-Sath” (A Boy on the roof) 2007
Al Harthi memenangkan Penghargaan Sultan Qaboos untuk Budaya, Seni dan Sastra, untuk novelnya Narinjah ( Bitter Orange ) pada tahun 2016. Sayyidat el-Qamar terpilih untuk Zayed Award 2011 dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Marilyn Booth. Itu diterbitkan di Inggris oleh Sandstone Press pada Juni 2018 dengan judul Celestial Bodies, dan memenangkan Man Booker International Prize 2019. (aa)