Saya tertegun ketika membaca sebuah Maqal yang berjudul “Madza Qaddamta Li Auladik” kira-kira kalau diartikan, “Apa yang Engkau hadiahkan untuk anakmu?”.
Saya jadi berpikir, hadiah apa yang pantas dan bermanfaat bagi anak-anak nantinya; pulau, hotel, apartemen, kendaraan atau apa?
Sepertinya kurang pantas memberi hadiah di atas, apalagi sampai hari ini saya belum punya satu kamar hotel pun untuk saya hadiahkan.
Ah, ketimbang menghayal yang tidak-tidak, sepertinya hadiah di atas memang tidak cocok untuk anak-anak. Oh iya, hadiah-hadiah indah dan keren dari ulama dahulu untuk anak-anaknya adalah hadiah berupa kitab. Imam ibn Ajurmiya mengarang kitab “Al-Jurmiyah” untuk putranya. “Bulughul Al-Maram” yang dirajut oleh Ibnu Hajar juga untuk anaknya. Imam Al-Saqqaf mengarang kitab “Al-Aud al-Hindi” ia hadiahkan untuk anaknya.
Ada juga kitab yang luar biasa “Umdah al-Salik” yang dikarang Ibnu al-Naqib al-Misr al-Syafi’i ia hadiahkan untuk putra tercintanya. Imam al-Hafidh al-Iraqi mengarang kitab “Taqrib al-Asanid wa Tartib al-Masanid” yang kemudian ia beri syarah dalam “Tharh al-Tadrib” setelah seelsai beliau hadiahkan pada putranya, Abi Zar’ah al-Iraqi. Dan yang menarik Abu al-Walid al-Baji mengarang kitab khusus untuk anak-anaknya dan juga untuk anak-anak di muka bumi, “Al-Nasehah al-Walidiyah”.
Ibnu Hajar ketika kehilangan kedua putrinya pada masa pandemi yang banyak menelan korban pada waktu itu, ia mengarang kitab “Badz al-Ma’un fi Fadhail al-Ta’un”. Dan kitab ini paling banyak dirujuk pada masa pandemi Covid-19.
“Lamiyah al-Af’al” kitab yang dirajut oleh Ibnu Malik juga dihadiahkan untuk anaknya. Ini, beberapa kitab yang dirajut orang tua (ulama) untuk putra-putri tercintanya, sebagai hadiah dalam hidupnya. Hadiah beberapa kitab para ulama di atas, pada akhirnya tidak hanya sebagai hadiah untuk putra putrinya tetapi untuk generasi setelahnya, sampai hari ini, kita menikmati kitab-kitab berharga tersebut.
Kira-kira kitab apa yang akan kita hadiahkan untuk generasi kita, khususnya untuk anak-anak kita?
Mitab tidak hanya menjadi hadiah untuk generasi setelahnya, tetapi ia menjadi monumen penting pada setiap zamannya. Ia menjadi masdar ilmu pengetahuan dan perkembangan keilmuan setelahnya. Kitab adalah hadiah paling berharga untuk generasi setelah.
Mudah-mudahan kita juga bisa memberikan hadiah paling indah untuk generasi setelah kita.
Malang, 26 Agustus 2021