Saat memasuki bulan Desember, pasti ramai perbincangan mengenai boleh atau tidak mengucapkan “ Selamat Natal” bagi umat Muslim kepada Nasrani. Yang mana topik tersebut sudah pernah dibahas oleh banyak Ulama’ dan para Tokoh Agama. Namun selalu saja menuai pro-kontra, sebab perbedaan pandangan serta penafsiran.
Kita hidup di Negara Indonesia yang mana masyarakatnya majemuk, terdapat berbagai macam perbedaan agama, ras, kebudayaan, dan bahasa. Di mana kita sebagai warga negara Indonesia yang sangat menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, dalam artian berbeda-beda namun tetap satu jua. Itu menjadi landasan kita untuk selalu menghormati dan menghargai perbedaan.
Saya ingin mengulas sedikit mengenai apa itu Natal? Natal diambil dari bahasa Portugis yang berarti “kelahiran” yang mana menjadi hari raya umat Kristiani yang diperingati pada tanggal 25 Desember sebagi peringatan hari kelahiran Yesus Kristus (Isa Al-Masih).
Natal dalam kitab Al-Qur’an juga sudah termaktub dengan kalimat Yauma Wulidtu (pada hari aku dilahirkan) secara historis ahli tafsir mengemukakan sebagai hari kelahiran Nabi Isa (Lihat, QS Maryam ayat 33). Dalam Firman Allah dalam surah Maryam tersebut, kita telah mengetahui bahwasanya bukan umat Kristiani saja yang merayakan kelahiran Isa (Yesus Kristus), namun umat Islam juga sebagai penghormatan terhadap Nabi Isa.
Dalam diskusi di channel Youtube Najwa Shihab bersama Romo Budiman dan Abi Quraish Shihab dengan topik “Hukum Mengucapkan Selamat Natal”, Quraish Shihab menyebutkan (dalam Al-Qur’an itu, orang yang pertama kali mengucapkan Selamat Natal adalah Nabi Isa was-salamu ‘alaiyya yauma walidtu (salam sejahtera untukku pada hari kelahiranku pada hari aku dibangkitkan).
Prinsip pada ajaran agama adalah kemanusiaan. Apalagi kita hidup di Indonesia. Hikmah dari kita mengucapkan Selamat Natal adalah untuk menjalin persaudaraan atas dasar kemanusiaan, toh hal itu tidak dilarang di dalam ajaran agama, justru dianjurkan. Namun perlu ditegaskan, selama perbuatan tersebut tidak mempengaruhi dan menggoyahkan keimanan tidak masalah, sebab ditunjukkan atas rasa kemanusian saja.
Namun berlebihan juga yang beranggapan mengucapkan Natal bisa menggoyahkan keimanan seseorang. Agama lain juga banyak memberikan ucapan selamat kepada umat Muslim saat Idul Fitri dan perayaan lain, bahkan ada yang sampai memberikan hadiah. Namun dengan begitu tidak lantas mengubah agama mereka menjadi Muslim.
Ya, namun tetap saja Quraish Shihab dalam video di Youtube tersebut memberi kesimpulan bahwasannya bagi mereka yang merasa dengan mengucapkan Selamat Natal akidahnya berubah dalam artian keimanannya menjadi goyah maka jangan mengucapkan. Namun bagi mereka yang mengucapkan sebagai bentuk menjalin hubungan harmonis kepada sesama maka silakan mengucapkanya. Karena kita menghormati dan menghargai perbedaan, dengannya kehidupan ini akan menjadi indah, rukun, harmonis, dan damai.