Menurut Imam Ibnu Katsir dan Ibnu Abbas, surat al-Fatihah atau surat yang memiliki nama lain as-Sab’ul Matsani ialah diturunkan di kota Makkah, yakni termasuk surat Makkiyah. Sedangkan menurut Imam Abu Hurairah, Ibnu Yasar, dan Az Zuhri, surat al-Fatihah termasuk surat Madaniyah, artinya diturunkan di kota Madinah.
Namun, ada beberapa ulama’, berpendapat bahwa surat al-Asas atau surat al-Fatihah ini diturunkan dua kali, di Madinah dan juga di Makkah. Dan di antara perbedaan pendapat tersebut, menurut Imam Ibnu Kastir ad-Dimasyiqi, mengatakan bahwa yang mendekati kebenaran adalah diturunkan di kota Makkah al-Mukarromah.
Turunnya surat al-Fatihah begitu dramatis, bahwa ketika turun iblis begitu kesakitan dan terkapar tak berdaya. Diceritakan di dalam kitab Abwabul Farath karangan Sayyid Muhammad Alawi dan juga kutipan dari beberapa kitab lainnya. Bahwa ketika surat al-Fatihah turun, iblis terbaring kesakitan, sehingga para anak buahnya mengunjunginya, setan-setan begitu penasaran, ada apa gerangan rajanya mengalami demikian.
Ketika para setan datang menjenguk iblis, iblis berkata ‘’kalian tidak usah jenguk saya mendatangkan obat atau dokter, saya ini bukan sakit fisik, tapi saya sakit karena turun sebuah surat, yang ketika surat-surat itu dilafadzkan pasti akan selamat dari neraka, padahal misi terbesar kita adalah semua manusia masuk neraka, dan sekarang mereka punya tamengnya.‘’
Jadi cita-cita iblis adalah membuat manusia masuk ke dalam neraka dan salah satu tameng untuk menggagalkan cita –cita tersebut adalah membaca surat al-Fatihah. Betapa beruntungnya kita bisa hafal surat tersebut, ditaqdirkan hafal membaca dan bahkan sering mendengarnya. Bagaimana seandainya kita bernasib menjadi seseorang yang bahkan membaca saja tidak bisa.
Lalu bagaimana dengan iblis dan setan supaya cita-cita tersebut tetap berjalan dan sukses. Iblis berkata “kita bikin mereka (manusia) lupa, sehinggga mereka tidak bisa membaca lagi, karena ketika mereka membacanya, kita pasti keok atau kalah.”
Jadi ketika kita jarang membaca surat al-Fatihah berarti itu adalah sebagian kemenangan dari iblis.
Tentang bagaimana iblis melalaikan kita untuk membaca surat al-Fatihah, sedangkan umat muslim siapa dan di mana yang tidak hafal dan tahu dengan surat al-Fatihah? bagaimana iblis bisa menghentikan kita dan membuat kita lupa untuk tidak membaca surat al-Fatihah?.
Ada korelasi penting antara surat al-Fatihah dan sholat, bahwa Rasulullah Saw bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَاب
Artinya: “Tidak dikatakan sholat seseorang jika tanpa surat Al fatihah”.
Jadi surat al-Fatihah menjadi salah satu rukun yang wajib dilakukan di dalam sholat, baik sholat fardlu maupun sholat lainnya.
Ada sebanyak 17x surat al-Fatihah yang wajib kita baca setiap hari, yaitu di dalam setiap raka’at dalam sholat. Dzuhur 4x Asar 4x dst. Di selain waktu itu, setidaknya surat al-Fatihah menjadi pengantar tawassul kita kepada Allah Swt.
Shalat itu sebentar kok, besok kita mati, berarti selesai. Di kalangan para pecinta sholat bukan tentang kewajiban, tapi tentang kenyaman. Bacaan-bacaan yang di dalamnya ditakdirkan begitu sangat mudah untuk dihafal siapa saja, manusia normal, manusia disabilitas, anak kecil, orang tua. Tapi juga bukan tentang siapa yang paling hafal, tapi tentang siapa yang gembira melakukannya.
Sebegitu hebatnya surat al-Fatihah ini, di dalam kitab Mausu’ah Fadha’il, hal 86, Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ عَبْدِ المَلِك بن عُمَيْر قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلم فِي فَاتِحَةِ الْكِتَابِ شِفَاءٌ مِن كُلِّ دَاءٍ
Artinya: “Ibnu Malik berkata Rasulullah Saw bersabda ; Di dalam surat Al Fatihah tedapat obat untuk segala penyakit.”
Begitu banyak maziyyah atau kelebihan di dalam surat al-Fatihah dan semoga kita selalu senang mengamalkannya.