Sedang Membaca
Nissa Sabyan di Thailand
Alamsyah M Djafar
Penulis Kolom

Peneliti The Wahid Foundation

Nissa Sabyan di Thailand

Saya beritahu hal penting ini. Siapa tahu Saudara belum mendengarnya. Di antara lima pesohor muda di Indonesia, Nissa Sabyan ternyata manusia pertama yang paling banyak dicari mesin pencari google sepanjang Juni 2018. Sabyan mengalahkanMarion Rambu Jola, Lucinta Luna, dan Blackpink. Lain waktu saya ceritakan siapa mereka.

Saya sebetulnya bukan penggemar berat Nissa Sabyan. Bagi saya, selain dangdut musik di dunia ini sama saja. Di hadapan musik lain, dangdut itu ibarat mengenakan batik di tengah orang-orang berdasi dan berjas di forum PBB. Yang berdasi bukan tak bagus. Tapi berbatik mencerminkan karakter dan kekhasan.

Hanya saja saat mendengar lagu Nissa Sabyan diputar sopir taksi Thailand membuat saya melupakan dangdut untuk sementara waktu. Taksi ini membawa kami menuju NBK, sebuah mall di jantung kota Bangkok.

Nasionalisme saya bangkit. Dan perempuan yang tanggal dan bulan kelahirannya sama dengan Tenggara itu pahlawannya. “Aduh… lagu Sabyan ini bikin saya ingin pulang ke Depok,” kata saya kepada tiga teman Indonesia yang pergi bersama saya, Rabu malam itu (12/12).

Di luar jalanan macet. Jarak hotel-NBK ditempuh dalam waktu sejam. Saya perhatikan jalanan itu mirip jalanan menuju gedung DPR di Indonesia. “Jika lancar hanya butuh waktu 20 menit,” kata si sopir yang saya taksir usianya di bawah 30 tahun ini.

Baca juga:  Mitos Pohon, Penanda Sejarah dan Beragama yang Sadar Ruang

“Do you know Nissa Sabyan?” kata teman Indonesia saya pada sopir taksi. “She is from Indonesia,” tambahnya lagi seperti petugas komuter yang memberi tahu penumpang lewat pengeras suara meski tak pernah diminta.

Sayang sekali si sopir tak tahu siapa Nissa. Saya kira ia bukan tipe orang yang menyukai musik yang komperhensif. Sebab orang yang suka musik sepenuh hati akan mencari lagu-lagu dari negara lain. Bukankah musik itu sangat universal sepertinya halnya prinsip dan nilai-nilai HAM?

Tak cukup pengetahuan akan musik dangdut di Indonesia, saya mencari dan memang menyukai lagu-lagu Melayu dari negeri jiran Malaysia. Akhirnya saya mengenal Iklim dan sangat menyukainya. Saya kira pecinta musik memang seperti itu seharusnya.

Kalimulya, 16 Desember 2018

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top