Sedang Membaca
Ulama Banjar (119): Drs. H. Abdulkadir Munsyi, Dip.Ad.Ed.
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Ulama Banjar (119): Drs. H. Abdulkadir Munsyi, Dip.Ad.Ed.

Kai Kadir

Tokoh yang biasa dipanggil Kai Kadir ini mempunyai prinsip berusaha sedapat mungkin untuk hidup sesuai dengan tuntutan Alquran dan Al-Hadits dengan melaksanakan hablum minallah wa hablum minannas. Pria kelahiran Pelaihari tanggal 23 Nopember 1936 ini bernama Drs. H. Abdulkadir Munsyi, Dip.Ad.Ed, anak dari pasangan H. Subeli asal Birayang dan H. Syamsiah asal Mahang. Sekarang Kai Kadir tinggal di Jalan Samudera II No.12 Rt.20 Beruntung Jaya Banjarmasin.

Pendidikannya dimulai dari Sekolah Rakyat Negeri Birayang tamat tahun 1948. Sempat masuk Madrasah PPI Birayang tahun 1949 (selama 1 tahun) dan SMP Negeri Barabai tahun 1949 (selama 1 tahun). PGAP Negeri Banjarmasin tamat tahun 1953, kemudian melanjutkan Sekolah Hakim Islam Negeri (PHIN) Jogjakarta tamat tahun 1957. Selanjutnya masuk Fakultas Tarbiyah IAIN Martapura, sampai sarjana muda tahun 1972. Abdulkadir Munsyi melanjutkan kuliahnya di Fakultas Dakwah IAIN Antasari Banjarmasin, meraih sarjana lengkap tahun 1975.

Pendidikan lainnya terkait penguasaan bahasa Inggris, antara lain Intensive program English Language, IKIP Malang (1976), The Linguist School of English, London (1976), Pres Session Intensive English Course, Manchester (1976), The Use of Broadcasting BBC, London (1977), University Manchester England, Diploma Adult Education (1977-1978), University of the Philippine, Manila, Innotech Program (1989).

Baca juga:  Ulama Banjar (24): KH. Hasan Mugeni Marwan

Karir Abdulkadir Munsyi dimulai sebagai Pegawai Kantor Pendidikan Agama Provinsi Kalimantan Selatan (1960) dan pada tahun yang sama diangkat menjadi Kepala Kantor Pendidikan Agama Kabupaten Banjar di Martapura. Mulai tahun 1968 diangkat menjadi Sekretaris Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Cabang Martapura dan pada tahun 1983 diangkat menjadi Ketua Jurusan bahasa Inggris pada Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin.

Karier Kadir terus melejit, tahun 1986 dipercaya menjadi Pembantu Dekan II, pada tahun 1990 menjadi Pembantu Dekan I Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin. Pada tahun 2000, ia diangkat menjadi Kepala Unit Pelayanan Bahasa IAIN Antasari Banjarmasin dan tahun 2001 purna tugas dengan pangkat terakhir Pembina Utama Madya (IV/d)

Abdulkadir Munsyi selama tujuh tahun aktif sebagai penyiar Bahasa Inggris pada RRI Banjarmasin (1990-1996).  Disamping itu, ia menjadi pengajar bahasa Inggris di IAIN Antasari, sempat beberapa tahun mengajar di Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Ahmad Yani. Menyelenggarakan kursus bahasa Inggris dan private course di Banjarmasin/Banjarbaru, serta mengajar mata kuliah pendidikan Agama pada IAIN di Banjarmasin, Barabai, Amuntai, dan Samarinda.

Aktivitas lainnya, menjadi khatib dan imam di beberapa masjid di Banjarmasin dan sekitarnya. Sebagai Da’i pada Hari Besar Islam dan upacara keagamaan lainnya seperti talqin, haulan, aqiqah, nasehat perkawinan dan lain-lain. Kai Kadir juga dikenal sebagai mantan Wakil Ketua PWNU Kalimantan Selatan dan sejak 2007 ditunjuk sebagai Ketua Mustasyar PWNU Kalimantan Selatan.

Baca juga:  Esais Muda Pesantren (4): Kiai Asa’d di Abad 21: Sebuah Relikwi Sejarah atau Inspirasi Bangsa?

Abdulkadir Munsyi sempat mendapat tugas belajar ke University of Manchester, England (1977-1978) dan University of the Philippine (1989). Sekalipun sempat hidup di lingkungan berbudaya “barat”, namun ia tetap tegar sebagai orang Indonesia dan pemeluk Islam yang taat dalam melaksanakan ajaran agama, khususnya mendirikan shalat lima waktu.

Satya Lencana Karya Satya 30 tahun serta penghargaan-penghargaan lain diterimanya sebagai bentuk atas jasa dan pengabdiannya serta peransertanya dalam berbagai seminar, lokakarya, penataran serta penugasan yang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai Dosen atau PNS. Karya tulisnya berjudul Diskusi dalam Dakwah (1975), Pedoman Guru (1981), dan Kamus Akronim, singkatan, Inggris-Indonesia (1993), Tata Bahasa Inggris (1978) serta beberapa diktat tentang bahasa Inggris dan Metodologi Pengajaran (berkaitan dengan perkuliahan). Salah satu karya kebanggaannya adalan menerjemahkan buku A Practical English Grammar by A.J. Thomson & A.V.Martinet menjadi Tata Bahasa Inggris (sedang dalam proses).

Dari perkawinannya dengan Hj. Basthiah binti H. Maslan urang Mahang, ia dikaruniai lima orang anak yakni Ir. H. Muntiani, Ir. San Syarifsyah, Dra. Nida Mufidah, M. Khairansyah, S.Ag, dan Anis Khairani, SH. Setelah isterinya meninggal dunia, ia kawin lagi dengan urang Banua Binjai bernama Hj. Asniah binti Abdullah.

Drs. H. Abdulkadir Munsyi menitipkan beberapa nasehat sekaligus sebagai wasiat atau tausiyah khusus untuk anak-anaknya antara lain sebagai berikut :

  1. Jangan meninggalkan shalat.
  2. Jangan melecehkan orangtua.
  3. Jangan boros dan suka berlebihan.
  4. Jangan sombong, angkuh dan congkak.
  5. Jangan merasa paharatnya, lebih mulia, lebih mulia, lebih pintar, lebih alim, lebih kaya.
  6. Jangan suka ghibah (menceritakan keburukan orang lain).
  7. Bersikap sederhana, khusyuk, low profile.
  8. Meniru sifat nabi Muhammad SAW yaitu, shidiq, tabligh, fathanah, dan amanah.

Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top