Sedang Membaca
Tafsir Baqi Ibnu Makhlad, Kitab Tafsir Tertua di Andalusia
Nur Hasan
Penulis Kolom

Mahasiswa Islamic Studies International University of Africa, Republic Sudan, 2017. Sekarang tinggal di Pati, Jawa Tengah.

Tafsir Baqi Ibnu Makhlad, Kitab Tafsir Tertua di Andalusia

Kajian tafsir dan penulisan kitab-kitab tafsir di barat dunia Islam (Andalusia dan sekitarnya), sejatinya sudah dimulai pada awal abad ketiga. Hanya saja, karya tafsir yang dihasilkan oleh para penulis awal di barat dunia Islam, masih sedikit yang bisa dilacak keberadaannya. Ada satu kitafsir tua yang ingin saya ulas. Kitab apakah itu? Siapakah penulisnya?

Kitab tafsir itu yang bernama Tafsir Baqi Ibnu Makhlad. Ini satu kitab tafsir yang dianggap sebagai bagian dari periode awal tafsir di Andalusia.

Baqi Ibnu Makhlad lahir di Qurtubah atau Cordoba, Andalusia pada tahun 201 H. Nama lengkapnya adalah Abu Abdurrahman Baqi Ibnu Makhlad Ibnu Yazid al-Qurtubi al-Andalusi. Pada usia muda, beliau gigih dalam mempelajari berbagai disiplin ilmu, baik di bagian barat dunia Islam ataupun ketika melakukan perlawatan intelektualnya ke wilayah timur dunia Islam.

Selama 24 tahun lebih, Baqi Ibnu Makhlad menjelajahi pusat-pusat kajian Islam pada waktu itu. Seperti Mekkah, Madinah, Baghdad, Kufah, Damaskus, Mesir, ataupun Kairouan. Dan menimba ilmu dari para ulama, di masing-masing wilayah yang beliau singgahi.

Selama berada di Andalusia Baqi bin Makhlad pernah belajar kepada Muhammad bin Isa al-A’sha, Yahya bin Yahya al-Laisi, Sahnun bin Said. Sementara ketika melakukan perlawatannya ke timur dunia Islam, Baqi dipertemukan dengan beberapa pemuka hadis seperti Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Abdillah bin Bakir, Abi Mus’ab az-Zuhri.

Baca juga:  Kitab Suci, Biografi, dan Matahari

Selain itu, kegigihan Baqi bin Makhlad dalam mencari ilmu sangat menakjubkan. Ketika masih berada di Andalusia, Baqi bin Makhlad sering jalan kaki dari Cordoba ke Sevilla untuk mencari ilmu. Begitupun ketika melakukan lawatannya ke wilayah timur dunia Islam, Baqi bin Makhlad juga pergi dengan berjalan kaki, hal ini sebagaimana diceritakan oleh al-Ulaimi dalam karyanya al-Manhajul Ahmad fi Tarajim Ashhabil Imam Ahmad.

Ketika berada di Baghdad, Baqi bin Makhlad pernah menyamar menjadi seorang pengemis gara-gara ingin berguru kepada Ahmad bin Hanbal. Pada waktu Ahmad bin Hanbal yang merupakan seorang yang mempunyai riwayat banyak tentang hadis, sedang mendapat sanksi dari penguasa pada waktu itu, karena dianggap mengajarkan ajaran tentang Alquran adalah makhluk.

Karena Ahmad bin Hanbal tidak boleh mengisi majlis-majlis ilmu pada waktu itu, akhirnya Baqi bin Makhlad yang ingin menimbal ilmu kepadanya datang, dan mengatakan bahwa dia datang jauh. Yaitu dari Barat (Andalusia) ke Timur (Baghdad), hanya untuk berguru kepada yang bernama Ahmad bin Hanbal.

Setelah mendengar alasan Baqi bin Makhlad datang ke Baghdad, akhirnya Ahmad bin Hanbal mengizinkan Baqi bin Makhlad untuk berguru kepadanya. Namun dengan syarat, tidak diketahui oleh orang banyak. Dari sinilah kemudian, Baqi bin Makhlad datang ke rumah Ahmad bin Hanbal setiap hari dengan menyamar sebagai pengemis.

Baqi bin Makhlad menulis kitab tafsirnya sekitar abad ketiga Hijriyah, namun kitab tafsir yang ditulisnya hanya bisa dilacak melalui sumber-sumber yang meriwayatkannya. Seperti Abdullah bin Abdul Malik yang secara khusus mengarang ikhtisar kitab tafsir ini. Ataupun melalui kutipan-kutipan para penulis dalam bidang tafsir. Adapun naskah aslinya yang berbentuk manuskrip belum bisa ditemukan secara utuh.

Baca juga:  Tarjamatul Mukhtar: Syarah Kitab Taqrib Sunda Pegon Karangan Syaikh Muhammad Ghazali Majalengka (1900)

Sebagaimana as-Suyuti yang meriwayatkan dari Ibnu Hazm, bahwa Tafsir Baqi Ibnu Makhlad lebih unggul daripada Tafsir Ibnu Jarir at-Thabari. As-Suyuti juga menginformasikan tentang adanya Tafsir Baqi Ibnu Makhlad dalam kitabnya yaitu Tabaqatul Mufassirin.

Selain itu Ibnu Abdil Barr dalam kitabnya at-Tamhid, menyebut bahwa penafsiran Baqi bin Makhlad terhadap Surah az-Zumar ayat 42, tentang perbedaan kata “an-nafs” dan “ar-ruh”. Penafsiran yang dilakukan oleh Baqi bin Makhlad menurut bin Abdil Barr, berdasarkan sebuah riwayat yang bersumber dari Sa’id bin Jubair. Riwayat-riwayat seperti inilah yang menyatakan tentang keberadaan kitab Tafsir Baqi ibnu Makhlad.

Adapun menurut al-Kauini dalam kitabnya Madrasah al-Qur’aniyyah, bahwa corak Tafsir Baqi ibnu Makhlad adalah tafsir asari yang mengkompilasi berbagai riawayat dalam ayat. Hal ini juga didasarkan pada latar belakang dan kepakaran Baqi bin Mahklad dalam bidang hadis.

Selain dianggap sebagai bagian dari para penulis tafsir pada periode awal di barat dunia Islam, Baqi bin Makhlad juga dikenal sebagai penyebar awal hadis di wilayah Andalusia. Beberapa karyanya yang tercatat adalah Tafsir Alquran yang kemudian dikenal dengan Tafsir Baqi Ibnu Makhlad, Musnad yang ditulis berdasarkan bab fikih, Fatawa as-Sahabah wa at-Tabi’in .

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (1)
  • Suatu kekeliruan yg teramat fatal, penulis menyebutkan imam ahmad mengajarkan Al quran adalah mahluk. Justru Imam Ahmad sampai disiksa dipenjara karena mempertahankan keyakinan bahwa alquran kalamullah bukan mahluk. Jadi curiga apakah ini suatu kesengajaan memutar balikan fakta

Komentari

Scroll To Top