Beberapa hari setelah dilantik menjadi Presiden RI ke-4, beberapa ulama atau kiai, khususnya dari NU, berbondong-bondo mendatangi Gus Dur untuk bersilaturahim di Istana Negara.
Setelah bersalam-salaman, mereka pun ngobrol ngalor-ngidul sambil ngemil makanan kecil yang dihidangkan. Tak jelas apa yang diomongkan. Tapi tawa keras kerap kali terdengar seolah ingin mematahkan “keangkeran” istana seperti yang dibangun selama puluhan tahun terakhir.
Tiba-tiba, di tengah obrolan santainya itu, Gus Dur yang alergi dipanggil “Bapak Presiden” ini kangen dengan cemilan kacang. Makanan kesukaannya itu ternyata luput disuguhkan. Saking ngebetnya, akhirnya Arifin Junaidi disuruh mencari makanan bulat kecil itu. Setelah dapat, disuguhkanlah makanan favorit itu.
Sambil meraupnya, Gus Dur nyeletuk, “Ini kacangku.”
(Sumber: Ger-Geran Bersama Gus Dur, Penyunting Hamid Basyaib dan Fajar W. Hermawan, Pustaka Alvabet, 2010)