Sedang Membaca
Boleh Tunjukkan Rasa Tidak Setuju atas Lagu Ya Tab-Tab oleh Nisa Sabyan, Tapi Jangan Sertai dengan Selera Rendah Hubungan Antaragama
Mifta Kharisma
Penulis Kolom

Peneliti ISAIs (Institute of Southeast Asian Islam), aktif dalam forum lintas iman, isu kemanusiaan dan minoritas.

Boleh Tunjukkan Rasa Tidak Setuju atas Lagu Ya Tab-Tab oleh Nisa Sabyan, Tapi Jangan Sertai dengan Selera Rendah Hubungan Antaragama

Kontroversi Lagu Ya Tab-Tab Saat Dibawakan Sabyan, Mereduksi Sikap Ekslusif Umat Islam ke Non Muslim.

“Ini modelan gini denger doa Bapa Kami versi Arab bakalan disautin Aamiin dah, kalaupun bertemu kitab Injil berbahasa Arab bakal terkedjoet terheran-heran” tulis suatu akun menyindir grup gambus Sabyan.

Siapa yang tidak mengenal lagu Arab satu ini? Anak kecilpun kalau mendengarnya juga berjoget riang. Beberapa pengguna aplikasi Tik Tok juga banyak yang memodifikasi lagu ini untuk hiburan yang menyenangkan. Pekan ini kita dikejutkan dengan kontroversi lagu Ya Tab Tab yang dinyanyikan oleh Sabyan diacara religi di sebuah stasiun TV. Masih banyak umat muslim jika mendengarkan lagu Arab misinya adalah dakwah ataupun shalawat kepada Rasulullah. Ini terjadi pada lagu Ya Tab Tab. 

Bulan Ramadan ini banyak para penyanyi lagu religi yang laris untuk mengisi  satu acara ke acara yang lainnya. Ini terjadi pada grup gambus Sabyan. Sabyan membawakan lagu Ya Tab Tab. Memang lagu ini kalau ditranslete akan bermakna “Ya Montok”. Yang menjadi perdebatan di sini adalah seperti apakah yang dimaksud lagu religi itu? Apakah yang memiliki substansi keislaman atau yang berbahasa Arab. Itu masih menjadi perdebatan di berbagai kalangan. Bahkan pada acara keagamaanpun dan acara acara besar Islam juga diiringi dengan lagu Arab non religi yang diputar keras.

Baca juga:  Film Pembuka Festival Film Madani 2023: Buhul Solidaritas bagi Palestina

Ya Tabtab Wa Dalla” merupakan satu dari 11 lagu dalam album kelima Nancy Ajram yang rilis tahun 2006 silam. Album yang kemudian juga diberi judul Ya Tabtab Wa Dalla’. Lagu ini belakangan kembali popular karena para pengguna aplikasi Tik Tok yang membawakan lagu ini sambil berjoget riang gembira. 

Lebih dari itu, lagu ini adalah lagu yang menceritakan tentang kegalauan perempaun terhadap pacarnya yang egois. Dalam makna lagu itu berharap agar laki-laki itu bisa bersikap wise dengan pasangannya. Maka dari sini kita tahu bahwa perempuan tersebut lebih bijak daripada laki-laki dalam embangun bhubungan percintaan Lelaki itu tipe orang yang sangat cemburu. Di dalam video tersirat dengan jelas, ketika Nancy sedang melakukan sulap dan ditertawakan oleh pacar yang berbadan kekar tersebut ngamuk dan mengancam semua orang. Bukanya untung, lelaki berbadan kekar tersebut malah digebukin oleh penonton. Akhiran video lagu menyiratkan kalau pacar lelakinya itu akhirnya babak belur.. 

Berikut ini terjemahan lirik lagu Ya Tab Tab

Pergi dan katakanlah kalau aku tak selalu ceria

terkadang aku marah dan terkadang aku merelakan mataku untukmu

Siapa yang bisa tahan dengan kondisi seperti ini?

Ini membuatku muak dan kesal (2x)

Baca juga:  Mahendraparvata: Sinema, Kinestetika, dan Permasalahan Bangsa

Antara aku tepuk, atau memanjanya?

atau dia akan mengatakan [bahwa] aku telah berubah

Aku kesal dan geram

Yang diperdulikan hanya ego/kesenangannya sendiri (2x)

Dia menuduhku berubah

dan tingkah lakunya seperti anak kecil

hatiku sangat bingung kepadanya

tapi aku sangat mencintainya, cinta mati padanya

Karena itulah, aku tetap akan bersabar bersamanya begitu lama (2x)

Pergi dan katakanlah kalau aku tak selalu ceria

terkadang aku marah dan teerkadang aku merelakan mataku untukmu

Siapa yang bisa tahan dengan kondisi seperti ini?

ini membuatku muak dan kesal (2x).

Senada dengan itu, lagu ini juga popular dan menjadi kontroversi ketika dinyanyikan oleh Sabyan diacara religi. Banyak yang membanjiri kolom komentar-komentar dengan berbagai cercaan. Yang memiriskan lagi adalah ada komentar bahwa membawa latar belakang penyanyinya yang beragama Kristen Ortodoks. Ini selera rendah yang diumbar.

Menurut saya dari manapun komentar-komentar itu tetap mengirimkan sebuah pesan. Secara langsung ataupun tidak, itu akan mereduksi cara berpikir umat muslim terhadap agama lain. Kemudian timbul lah sikap ekslusif ke agama lain, yang berdampak besar terhadap intoleransi terhadap society itu sendiri. 

Problematika umat Islam sekarang adalah susah untuk bersikap inklusif terhadap agama lain. Kekhawatiran mereka menggunakan budaya agama lain takut dianggap bid’ah dan yang lainnya. Padahal bagi seseorang yang memiliki pandangan luas ini adalah budaya yang sangat mengasyikkan tanpa meilihat latar belakang penyanyinya.

Baca juga:  Gus Im Mengajak Membaca "Puisi Metal" di TIM Jakarta

Kalau memakai teori Marx Jargen Mayer tentang Imagined Marginalization, ketakutan akan budaya Kristen yang mendominasi kebudayaan Islam di Indonesia, sehingga memunculkan sikap ekslusif terhadap agama lain.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
1
Terinspirasi
0
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top