Abu Hamzah, nama lengkapnya Muhammad bin Ibrahim al-Baghdadi. Catatan Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya’ menegaskan bahwa Abu Hamzah adalah ulama, wali, dan sufi yang berasal dari Baghdad.
Masih dalam catatan Abu Nua’im, Abu Hamzah juga pernah belajar kepada Imam Ahmad bin Hanbal dan Bisyr bin al-Harits.
Sufi satu ini terkenal dengan sifat tawakalnya. Sebuah cerita yang diriwayatkan Ahmad bin Muhammad bin Miqsam dari Abu Bakr al-Khoyyath al-Sufi, bahwa Abu Hamzah pernah suatu ketika tercebur ke dalam sumur, dan di situlah ketawakalannya diuji. Begini kisahnya:
Suatu ketika Abu Hamzah pernah menempuh perjalanan dengan hanya berbekal tawakal. Singkat cerita, pada malam hari Abu Hamzah merasakan kantuk yang begitu sangat, ia pun tanpa sengaja terjatuh ke dalam lubang sumur. Abu Hamzah pun tertidur di dalam sumur itu, hingga akhirnya ia pun terbangun dengan keadaan sudah ada di dalam sumur, ia tak mampu keluar dari sumur itu. Abu Hamzah pun duduk termenung merenungi nasibnya di dalam sumur.
Dalam posisi duduk, Abu Hamzah yang ada di dalam sumur tiba-tiba mendengar ada dua orang yang berhenti tepat di atas sumur itu. Salah satu dari keduanya tiba-tiba nyeletuk, “Kita tidak boleh membiarkan sumur berada di tengah jalan seperti ini.”
Lalu salah satu temannya bertanya, “Apa yang harus kita lakukan?”
“Kita harus menutupnya,” ujar temannya.
Abu Hamzah yang mendengarkan percakapan kedua orang yang ada di atas sumur sebenarnya ingin sekali mengatakan kalau dirinya berada di dalam sumur. Namun niatannya seketika terhenti karena ada bisikan yang mengatakan, “Kamu bertawakal kepada Kami, namun kamu mau mengadukan cobaan yang kau alami kepada selain Kami.”
Di sinilah ketawakalan Abu Hamzah diuji. Mendengar bisikan itu ia pun terdiam. Kedua orang yang ada di atas sumur lalu meletakkan sesuatu di atas sumur dengan tujuan untuk menutupi sumur itu agar tak ada orang yang tercebur ke dalamnya.
Dengan penuh yakin dan tawakal Abu Hamzah terperangkap di dalam sumur itu. Ia yakin Allah akan menolongnya dengan caranya sendiri. Benar saja, setelah sehari semalam berada di dalam sumur, tetiba Abu Hamzah mendengar ada suara yang memanggilnya namun ia tak melihat wujud si pemanggil.
“Berpeganglah padaku dengan kuat,” hanya itu yang ia dengar.
Abu Hamzah pun menjulurkan tangannya seraya meraba-raba sesuatu untuk dipegang. Lantas ia pun merasakan memegang sesuatu yang kasar. Perlahan namun pasti, sesuatu yang ia pegang itu mengangkat dan menariknya keluar dari kedalaman sumur.
Ketika berhasil keluar dari sumur, Abu Hamzah terkaget bukan kepalang setelah mengetahui bahwa yang mengangkatnya keluar itu adalah seekor serigala. Rasa senang dan takut menghinggapi Abu Hamzah. Bagaimana tidak, dirinya ditolong oleh seekor serigala. Serigala itu pun pergi selepas menolong Abu Hamzah.
Selepas kepergian serigala itu tiba-tiba Abu Hamzah mendengar suara, “Wahai Abu Hamzah, Kami telah menyelamatkanmu dari bahaya (tercebur sumur) dengan bahaya (serigala), dan Kami akan melindungimu dari apa yang kamu khawatirkan.”
Begitulah kisah ketawakalan sufi Abu Hamzah saat tercebur sumur. Ada sebuah bait syair Abu Hamzah yang menggambarkan ketawakalannya, kira-kira begini;
لكَ مِنْ قَلْبِي المكانُ المصونُ * كلُّ صَعْبٍ عليَّ فيْكَ يَهونُ
“Di hatiku ada tempat yang senantiasa terjaga untuk-Mu, segala pelik kesukaran yang menimpaku adalah ringan bagi-Mu.” Wallahu a’lam.