Dosen di UNU Jakarta. Selain itu, menulis buku dan menerjemah

Haul Kiai Hasyim Asy’ari: Nasihat tentang Kebangkitan Peradaban Islam

“Nasehat Hadratus Syaikh Tentang Kebangkitan Peradaban Islam di Nusantara.” Ini adalah petikan nasehat Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari yang sangat menggugah. Nasehat tersebut termuat dalam risalah yang disampaikan oleh KH. Bisyri Syansuri di Majalah Soeara Nahdlatoel Oelama pada salah satu edisi wilangan tahun ke-2 (1929 M).

Dalam risalah tersebut, Hadratus Syaikh menyerukan Jemaah NU khususnya dan umat Islam di Nusantara umumnya untuk mempehatikan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan dengan sebaik-baiknya. Beliau benar-benar mewasiatkan agar anak-anak NU harus berilmu, harus mondok, harus belajar dengan sungguh-sungguh, di lembaga pendidikan yang mumpuni, dan tentu saja di bawah bimbingan para guru yang dapat menghantarkan mereka menjadi manusia paripurna.

Hadratus Syaikh juga menyerukan warga NU agar banyak membaca, menulis, dan aktif dalam kegiatan keilmuan, utamanya belajar mengajar. Aktivitas-aktivitas itulah yang menjadi penanda sebuah kebangkitan. Beliau menambahkan, bahwa kunci kemajuan ummat ini ada pada ilmu pengetahuan yang dalam dan ajaran agama yang lempang. Siapa menguasai ilmu pengetahuan, maka ia akan menjadi terhormat, ia akan menjadi teladan kemanusiaan, ia akan menjadi panutan.

Lebih jauh dari itu, Hadratus Syaikh juga menyerukan untuk berderma dan berinfak di jalan ilmu. Infak dalam ilmu adalah termasuk infak dan jihad di jalan Allah. Anak-anak kader NU harus disekolahkan. Lembaga-lembaga pendidikan harus banyak dibuka dan didirikan. Bahkan hingga sampai daerah-daerah pedalaman, harus mendapatkan sinar cahaya petunjuk dan peradaban Islam yang rahmatan lil alamin.

Baca juga:  Menelisik Wahabi (10): Konflik Ulama Banyuwangi dengan Golongan Anti Mazhab

Mari kita simak terjemahan beberapa petikan dari risalah Hadratus Syaikh tersebut:

“Aku menyerukan kalian kepada ilmu, agama, dan Alquran. Aku menyerukan kalian agar mendidik anak-anak keturunan kalian, menjadikan mereka generasi berkuaitas, mempersiapkan mereka untuk sukses di kehidupan yang abadi dan kebahagiaan yang kekal, baik di dunia atau pun di akhirat. Aku menyerukan kalian kepada kebangkitan, kewibawaan, dan kesempurnaan dengan wasilah ilmu-ilmu agama dan mengamalkannya”.

“Ayat-ayat di atas secara jelas menyerukan kita agar belajar dan mengajarkan membaca, menulis, serta mengajarkan ilmu pengetahuan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Ini adalah jalan yang lempang. Ini adalah pondasi kebangkitan, kemuliaan dan kebahagiaan umat ini. Tidakkah kalian lihat, wahai para ulama yang agung, jika bangsa-bangsa lain telah maju dan perhatian terhadap ilmu-ilmu kehidupan dan peradaban (sains, teknologi, dan humaniora; pentj)”.

“Infakkanlah sebagian harta kalian yang telah Allah berikan rezeki atasnya untuk mendidik anak-anak kalian. Bersiap-siaplah untuk membuka pesantren dan sekolah-sekolah di desa-desa kalian. Carilah guru-guru yang bijak, yang memiliki bashiroh. Yang bisa menempatkan setiap perkara pada porsi dan tempatnya. Yang mengerti bagaimana cara mendidik para santri hingga mereka bisa sampai pada tujuan yang dimaksud”.

Tepat pada hari ini, 71 tahun yang lalu berdasarkan penanggalan Masehi, 25 Juli 1947, Rois Akbar dan Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratus Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari meninggal dunia dalam usia beliau yang ke-76 tahun. Alfatihah..

Baca juga:  Menengok Miqyas al-Nil, Mukjizat Arsitektur Islam di Kairo

Juli 2018

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top