Sedang Membaca
Inspirasi Dakwah Milenial Mba Ienas (2)
Ienas Tsuroiya
Penulis Kolom

Admin Ngaji Ihya, suka masak, dan Traveler

Inspirasi Dakwah Milenial Mba Ienas (2)

Jumat (9/3), beberapa menit sebelum pukul 11, kami tiba di hotel UC UGM. Kamar yang semula disiapkan untuk kami menginap sejak Kamis sore, akhirnya hanya berfungsi sebagai tempat transit, dalam hitungan kurang dari tiga jam.

Leyeh-leyeh sebentar, kemudian kami sudah harus bersiap karena persis setelah Jumatan ditunggu Dekan Fisipol di ruangannya.

Sekitar pukul 12.50 kami siap berangkat, sekalian check out. Di lobi sudah ada Mas Abdul Arif yang akan mengantar kami ke Wonosobo, setelah kuliah di UGM kelar. Jadi barang-barang langsung masuk ke mobil semua. Di parkiran, Pak Harjono, sopir Mas Abdul Gaffar juga sudah stand by. Mas Ulil memilih bareng mas Arif, saya menemani Pak Harjono, beriringan menuju kampus Fisipol UGM.

Di lobi Fisipol, Mbak Miming Siti Qudsiati sudah menunggu. Dia memandu kami ke ruang Dekanat. Kami beramah-tamah di ruang Dekan Fisipol, Pak Erwan Purwanto, bersama mas Gaffar, mas Munjid dll. Di atas meja makan di ruangan itu sudah tersedia Nasi Gudeg Yu Djum yang menggoda iman. Tapi saya sadar, saya ngga bisa makan cepat. Kalau maksi bareng bapak-bapak itu, bisa dipastikan saya ketinggalan. Lagi pula, rasanya belum terlalu lapar karena barusan sarapan juga di Gudeg Sagan (sebelum ke hotel). Makanya saya memilih melipir duluan ke ruang kelas, untuk menyiapkan tripod, clip on mic, tes sinyal, dll, untuk proses live streaming. Jadi, kalau di dalam ruang kelas, saya “ngadmin” sambil ngemil snack yang disediakan panitia, mohon dimaklumi ya, kan belum maksi ?

Baca juga:  Kota Islam yang Terlupakan (13): Qazvin dan Jejak-jejak Dinasti Safawi

Untuk persiapan setting peralatan live streaming, saya dibantu mba Hesti (tim multimedia MHRD yang juga ikut meliput sesi kuliah ini). Semula saya ditempatkan persis di sebelah tripod mba Hesti, di seberang posisi dosen.

Tapi ketika saya mau pasang clip on mic, Mba Hesti keberatan karena kabelnya mengganggu pemandangan. Dia mencoba meyakinkan saya kalau suara akan terdengar jelas karena sudah ada speakernya. Saya ngga mau ambil resiko “diomelin” santri-santri online (. Jadi saya terpaksa ngeyel, mau tetap pake clip on mic supaya audio clear.

Akhirnya diambil jalan tengah: saya ubah posisi, mengambil gambar dari samping. Keuntungannya: bisa leluasa mengubah angle kamera untuk mengambil gambar para mahasiswa, terutama ketika sesi tanya-jawab.

Sesi kuliah yang disampaikan mas Ulil ini adalah bagian dari mata kuliah “Critical Emerging Issues of Human Rights in Asia Pacific” dalam program Master of Human Rights and Democratization (MHRD), sebuah program pascasarjana yang bertujuan mempromosikan HAM di kawasan Asia Pasifik. Peserta program ini adalah para pegiat HAM dan demokrasi dari negara Asia Pasifik. (Bersambung)

Selengkapnya

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top