Ahmad Syah Alfarobi
Penulis Kolom

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kisah Nabi Ibrahim dan Asal-Usul Sejarah Bangsa Arab

Nasirsalo

Kisah dalam Al-Quran sejatinya merupakan sarana pendidikan dan media pengajaran. Manusia dituntut untuk mengambil hikmah sehingga perilakunya terpuji dan hidupnya seimbang.

Bila dicermati, kisah-kisah dalam Al-Quran terbagi menjadi dua bentuk: pertama, tidak di dalam satu surah tertentu (bertebaran di banyak surah). Kedua, kisah tersebut runtut dalam satu surah. Kisah Nabi Ibrahim AS, termasuk dalam kategori kisahnya yang bertebaran di dalam ayat-ayat Al-Quran. Nama Nabi Ibrahim disebutkan 69 kali dalam Al-Quran dan terdapat dalam 25 Surah dalam Al-Quran.

Nabi Ibrahim AS dilahirkan di sebelah selatan Irak dan Tinggal di kota Ur al-Kaldaniyah. Ayahnya bernama Azar bin Nahur. Ada yang mengatakan bahwa Azar adalah pamannya. Menurut kebiasaan masyarakat Arab, paman sama kedudukannya dengan Ayah. Dia termasuk penduduk Kusta. Kusta adalah salah satu desa di pinggiran kota Kufah. Dia dilahirkan di Kusta, Babilon, atau al-Warka’. Disitulah Ibrahim pernah dibakar.

Setelah Ibrahim gagal dibakar, Ibrahim melakukan perjalanan ke Carrhae (Harran atau Haran). Kemudian Ibrahim bertolak menuju Palestina bersama istrinya yakni Sarah dan bersama ponakannya yakni Luth bersama istrinya. Karena terjadi kekeringan, dia pindah ke Mesir pada masa Raja Ru’at (Hyksos).

Kemudian Ibrahim kembali lagi bersama Luth menuju selatan Palestina, keduanya berpisah agar hubungan kasih sayang mereka tetap terjaga dengan baik. Mereka berharap, masing-masing memperoleh makanan yang cukup dan rumput dan air untuk binatang gembalaannya. Ibrahim lantas tinggal di Be’er Sheva (Bi’r as-Sab’), sedangkan Luth tinggal di sebelah selatan laut mati yang dikenal dengan sebutan danau Luth.

Baca juga:  Cara Gus Dur Menyusun Kabinet dan Mengelabui Para Calon Menteri yang Kepedean

Selanjutnya, Ibrahim melakukan perjalanan bersama Hajar (istri yang kedua) dan anaknya (Ismail) menuju Mekah. Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail disana : “di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman”. Lantas setelah tempat tersebut terpancar air zam-zam karena mukjizat Ismail, lalu suku Jurhum datang melalui jalan Kada’.

Singkat cerita, Ibrahim meninggal dunia dan dimakamkan di kota al-Khalil (Hebron) Palestina.

Asal-Usul Sejarah Bangsa Arab

Bangsa Arab Modern yang dikenal masyarakat luas saat ini tak lepas dari sejarah yang mewarnainya. Mengenal lebih jauh Bangsa Arab dapat ditelusuri melalui sejarah panjang yang mewarnainya.

Dalam kitab Atlas Al-Quran karya Dr. Syauqi Abu Khalil, Para sejarawan membagi bangsa Arab menjadi dua kelompok besar antara lain Arab Ba’idah (telah hilang/punah) dan Arab Baqiyah (masih ada).

Arab Ba’idah merupakan nenek moyang Bangsa Arab dan dikenal sebagai bangsa pengembara. Jejak kehidupan Arab Bai’dah telah hilang dalam peradaban, seperti kaum ‘Ad, Tsamud, Jadis, dan Jurhum pertama.

Sedangkan Arab Baqiyah menurut para sejarawan membagi mereka dalam dua cabang pokok antara lain, Arab Aribah dan Arab Musta’ribah.

Arab Aribah merupakan orang-orang Qathan yang tempat tinggal asalnya adalah di Yaman. Kabilah mereka yang paling terkenal adalah kabilah Jurhum dan Ya’rub. Dari kabilah Ya’rub ini maka Kemudian lahirlah dua kelompok besar yakni Kahlan dan Himyar.

Baca juga:  Menelisik Hubungan Sunan Ampel dengan Wali-Wali Lain di Jawa

Dari Suku Kahlan yang paling populer adalah Azd. Ada juga Aus dan Khazraj, keturunan Jafnah (Al-Ghasasinah), Thayyi’, Madzhij, Nakh’, Ans, Hamdan, Kindah, dan Lakhm. Sementara itu Suku Himyar yang paling populer adalah Qudha’ah. Diantara cabang Qudha’ah adalah Baliy, Juhainah, Kalb, dan Bahra’.

Sedangkan Arab Musta’ribah atau Muta’aribah, merupakan keturunan Adnan. Menurut sebagian sejarawan, mereka disebut demikian karena awalnya Ismail berbicara dalam bahasa Suryani atau Ibrani. Ketika suku Jurhum (orang-orang Qathan), datang ke Mekkah dan tinggal bersama Ismail dan ibunya, diantara mereka juga ada yang menikah. Orang-orang Jurhum dan keturunannya belajar bahasa Arab. Oleh karena itu mereka disebut Arab Musta’ribah.

Orang-orang Arab Musta’ribah, mayoritas merupakan orang-orang Arab dari kalangan Badui maupun orang-orang kota yang tinggal ditengah-tengah Jazirah Arab, Hijaz sampai pedalaman Syria. Pada akhirnya tempat tinggal mereka bercampur dengan Arab Yaman akibat jebolnya bendungan Ma’rib.

Diantara keturunan Adnan adalah Ma’ad. Darinya bermunculan genersi penerus Adnan  secara keseluruhan. Ma’ad memiliki empat anak yakni Iyad, Nazar, Qanash, Anmar. Dan dari Nazar muncul dua kelompok besar yakni Rabi’ah dan Mudhar.

Bani Rabi’ah turun dari Nejad menuju ke al-Ghaur, Tihamah. Sementara itu, Bani Mudhar bertebaran di Hijaz dalam jumlah yang sangat banyak. Hingga pada akhirnya mereka berhasil menguasai sejumlah tempat di Najed dan lainnya. Dan, kepemimpinan al-Haram di Mekkah al-Mukarramah berakhir pada mereka.

Baca juga:  Menelusur Kapitayan, Agama Purba Nusantara

Mudhar berkembang menjadi dua kelompok, antara lain Qais Ailan dan Ilyas. Diantara Kabilah Qais Ailan adalah Hawazin, Sulaim, dan Tsaqif. Sementara itu, Ilyas memiliki tiga anak yang menurunkan banyak suku yakni yakni Aslam, Khuza’ah, Muzainah, Tamim, Khuzaimah, Haun, Asad, dan Kinanah. Dari Kinanah muncul Nadhr, dari Nadhr muncul Malik, dari Malik muncul (Quraisy).

Arab Musta’ribah merupakan “mitos” yang disebutkan oleh sebagian sejarawan. Padahal, masa Ibrahim dan putranya, Ismail, merupakan periode Arab yang berdiri sendiri dan tidak memiliki hubungan apapun dengan Suryani maupun Yahudi. Dan sekarang secara ilmiah dibedakan kaum Ibrahim, kaum Ya’qub (Israil), kaum Musa, Yahudi dan Ibrani.

 

 

 

 

 

 

 

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
2
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
2
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top