Dua tokoh besar ini Punya hubungan erat, baik secara keluarga maupun Karir di Organisasi. Gus Dur memanggil Kiai Sahal dengan Man Sahal (Paman Sahal) karena dari jalur Kiai Bisyri Syansuri, nasab Kiai Sahal lebih sepuh. Gus Dur adalah cucu Kiai Bisyri Syansuri yang berasal dari Tayu Pati yang Punya nasab dengan keluarga Kiai Sahal di Kajen.
Di level Organisasi, sejak Gus Dur menjadi Ketua Umum PBNU Hasil Muktamar ke 27 di Situbondo tahun 1984, Kiai Sahal naik dari Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah ke jajaran Rais Syuriyah PBNU. Saat Muktamar ke-28 di Yogyakarta tahun 1989, Kiai Sahal masih menjadi jajaran Rais Syuriyah PBNU Dan Gus Dur terpilih lagi menjadi Ketua Umum PBNU. Saat Muktamar ke-29 tahun 1994 di Cipasung Tasikmalaya Jawa Barat, Kiai Sahal menjadi Wakil Rais Am Syuriyah PBNU Dan Gus Dur tetap menjadi Ketua Umum PBNU.
Keduanya Punya hubungan akrab karena sama-sama satu visi Dan misi dalam memperjuangkan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyyah yang moderat, toleran, Dan progresif. Keduanya saling menguatkan di wilayahnya masing-masing. Keduanya sering berkolaborasi dalam forum-forum seminar Nasional tentang kepesantrenan, Keislaman, Dan keindonesiaan.
Gus Dur sering menyuruh Panitia untuk menghadirkan Kiai Sahal sebagai pembanding Gus Dur dalam forum-forum ilmiah Nasional. Bahkan, saat Gus Dur masih sakit, beliau memaksakan diri menghadiri forum seminar untuk mendengarkan presentasi Kiai Sahal. Sebuah penghargaan besar Gus Dur kepada Kiai Sahal yang dikenal pakar fiqh, Ushul fiqh, Pesantren, kitab Kuning, Dan kebangsaan.
Menjadi Penasehat Gus Dur
Pagi ini penulis saget sowan KH Ali Muhtarom Sekarjalak Margoyoso Pati di ndalemnya. Beliau sering dereake Kiai Sahal dalam forum NU, khususnya Muktamar. Banyak kisah disampaikan KH Ali Muhtarom berkaitan dengan sosok Kiai Sahal sejak masih mudanya sampai sepuhnya.
Salah satunya adalah Kiai Sahal termasuk sedikit orang yang berani menasehati Gus Dur. Kiai Sahal melakukan tugas ini karena diminta langsung oleh Ibunya Gus Dur, yaitu Bu Nyai Sholihah Wahid Hasyim (Putri Kiai Bisyri Syansuri, Rais Am PBNU pasca Kiai Wahab Hazbullah).
Tugas ini dilaksanakan Kiai Sahal dengan baik. Ketika pemikiran Dan langkah Gus Dur Tidak Ada yang berani mengoreksi, maka Kiai Sahal menasehatinya supaya pemikiran Dan langkahnya berada di garis yang benar.
Demikian kisah Teladan yang disampaikan KH Ali Muhtarom. Sebuah good model bagi seorang tokoh supaya ada yang mengingatkan. Dalam bahasa politik, Hal ini penting supaya Tidak Ada absolutisme power yang mengancam demokrasi. Kisah ini juga teladan bagaimana seorang Ibu mempunyai perhatian besar kepada anaknya agar tetap di jalan yang benar.
Dalam perjalanan Gus Dur Dan Kiai Sahal, keduanya memegang garis perjuangan yang kokoh saat Gus Dur menjadi Presiden Dan Kiai Sahal menjadi Rais Am Syuriyah PBNU Dan Ketua Umum MUI Pusat. Kiai Sahal Menjaga independensi NU Dan MUI dari tarikan politik kekuasaan.
Pasca Gus Dur Tidak lagi menjadi Presiden kemudian beliau aktif mengkampanyekan PKB, Kiai Sahal termasuk pemimpin puncak NU yang tegas menyatakan bahwa khittah Harus ditegakkan supaya Pengurus NU berkonsentrasi mengembangkan potensi umat Dan Tidak terlalu jauh masuk dalam tarikan politik kekuasaan.
Kiai Sahal tampil sebagai penyeimbang Gus Dur. Kiai Sahal tampil sebagai pendekar khittah NU. Sedangkan Gus Dur tampil sebagai lokomotif pembaharuan NU yang melahirkan intelektual Muda NU yang dinamis Dan progresif.
Keduanya bahu membahu mengembangkan potensi warga NU Dan mencerahkan kehidupan bangsa dengan pemikiran Dan program pemberdayaan umat dan bangsa ala Aswaja An-Nahdliyyah.
Semoga Kita diberikan Taufiq Allah mampu meneladani Dua sosok Ulama besar ini yang hidupnya diwakafkan untuk umat Dan bangsa, amiin. (RM)
الي روح الشيخ العالم العلامة الحاج محمد احمد سهل محفوظ الحاجيني والشيخ العالم العلامة الحاج عبد الرحمن واحد الجومباعي الفاتحة … امين يا رب العالمين