Sedang Membaca
Buku Ini Laris Manis Karena Sering Disebut Gus Baha
Rizal Mubit
Penulis Kolom

Guru Ngaji di Kampung. Pengajar di Universitas Kiai Abdullah Faqih Manyar Gresik, Jawa Timur. Alumni Pusat Studi Qur'an Ciputat dan Pascasarjana IAIN Tulungagung prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir. Menulis sejumlah buku bertema keislaman. Peneliti Farabi Institute.

Buku Ini Laris Manis Karena Sering Disebut Gus Baha

107518489 2678293172444652 2021360100094127852 O

Bagi sebagian orang yang tak mengenal dunia pesantren, barang kali model pengajian Kitab Kuning ala Kiai-Santri tidaklah menarik. Akan tetapi agaknya dugaan ini kurang tepat sebab kehadiran Gus Baha yang ditonton banyak orang di youtube.

Mungkin juga orang berprasangka jika model pengajian ala pesantren membuat santri terbatas bacaannya sebab hanya membaca kitab yang hanya dikaji oleh Kiai sehingga menutup diri membaca kitab lain. Dugaan ini juga keliru. Sebab kenyataannya santri terbiasa membaca kitab-kitab syarah atau penjelasan dari kitab yang dibaca oleh Kiai.

Tak hanya itu, ada kebiasaan unik di kalangan santri. Yakni, setiap kitab yang disebut Kiai atau Ustadz saat pengajian juga menjadi daya tarik tersendiri sehingga santri penasaran untuk membaca karena kiai hanya menjelaskan sekilas.

Contoh nyata yang terjadi saat ini adalah Kitab Syajaratul Maarif. Kitab ini sering disebut oleh Gus Baha dalam pengajiannya. Sebelumnya, jarang sekali kitab ini dikenal. Bahkan penulis sendiri baru mendengar pertama kali saat Gus Baha menyebutnya.

Kitab ini adalah salah satu karya terbaik Syekh al-‘Izz bin Abdus Salam. Ulama klasik yang digelari Sulthanul Ulama ini bertutur,“Aku telah melalui masa belajar selama tiga puluh tahun dengan mengurangi waktu tidurku sampai aku memahami betul banyak hukum di dalam sanubariku.”

Baca juga:  Launching Manuskrip Berusia 250 Tahun Karya Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari

Ditopang penguasaan sastra Arab, tafsir, fiqih, dan spiritualitas Islam yang mendalam, Syekh al-‘Izz berhasil mengulas tuntas tentang ihsan dalam kehidupan; mulai dari konsep-dasar-ilmiahnya hingga aplikasi-praktis-amaliahnya:

Apa hakikat ihsan? Apa maslahat dan mafsadat itu? Bagaimana menarik maslahat dan menolak mafsadat dalam seluruh aspek hidup kita, lahir dan batin, akidah maupun muamalah, personal maupun sosial?

Melalui telaah sistematis dan memudahkan atas dalil naqli dan dalil aqli, cara berpikir, bersikap, berkata, dan berbuat kita ditata agar benar. Tidak hanya benar tapi juga baik. Tidak hanya baik, tapi juga indah (ihsan) dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat, di dunia maupun akhirat.

Beberapa waktu lalu Penerbit Qaf menerbitkan terjemahannya untuk pertama kalinya di Indonesia. Yang istimewa, buku ini berisi terjemahan disandingkan dengan teks Arabnya, sehingga membacanya Anda serasa ngaji kitab, memahami maknanya sekaligus merasakan keindahan tuturan aslinya—saking indahnya, kitab ini nyaris tak bisa diditerjemahkan. Pesan berkelindan dengan kefasihan; rampai makna seirama dengan kata-kata berima. Tapi ikhtiar mesti dihadirkan. Bagi awam, akan memudahkan untuk mengerti artinya dengan baik; bagi ahli, akan menginspirasi untuk mencari alternatif pemaknaan yang lebih baik.

Buku setebal 916 halaman diterjemahkan dengan baik oleh Ustadz Kaserun As. Rahman, seorang penerjemah buku-buku berbahasa Arab dan penulis Kamus yang produktif asal Lamongan Jawa Timur. “Kitab ini merupakan sebuah tafsir yang lengkap dan padat, menuju ihsan pikiran, ucapan dan perbuatan.” demikian yang dituturkan Ustadz Kaserun.

Baca juga:  Sabilus Salikin (93): Sejarah Tarekat Khalwatiyah Masuk ke Indonesia

Selang beberapa hari pembukaan pra pesan, ada ribuan santri online Gus Baha yang membeli. Pemesanan kitab ini pun di luar prediksi penerbit Qaf. Ada sekitar 2.500 orang membeli dalam waktu yang singkat.

Penulis yakin ada banyak kitab yang tak dikaji secara formal di pesantren, namun dibaca santri karena rasa penasaran santri.

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
2
Ingin Tahu
6
Senang
6
Terhibur
1
Terinspirasi
4
Terkejut
1
Scroll To Top