Ngaji Ihya sudah menjadi tradisi dalam masyarakat Islam di Indonesia. Tidak ada kekecualian, di mana ada komunitas muslim tradisional, yang “hidup” tradisi keagamaanya, hampir dipastikan ada pengajian Ihya, dalam bentuk yang beragam. Ngaji Ihya seakan-akan “ritual”, menjadi “wirid”, sama halnya seperti Barjanjenan, Mauludan, Manakiban, Nariyahan, dll.
Wal hasil, pengaruh kitab Ihya Ulumuddin karya Imam al-Ghazali ini masuk dalam denyut nadi kehidupan masyarakat muslim, baik secara langsung ataupun tidak. Cara berislam/beribadah, cara hidup, cara membangun hubungan dengan manusia dan lingkungan, cara mempelajari Islam, bahkan adapula yang meresapi Ihya dengan cara makan.
Nah, dalam vidio pendek ini, Kiai Ulil Abshar Abdalla yang sudah memasuki tahun kedua #NgajiIhya secara live di Facebook ini, mengungkapkan poin yang selama tidak mengemuka. Apa yang beliau katakan?
Ihya, menurutnya, adalah dakwah bil hal, agar orang non muslim hormat kepada kita, kepada orang Islam. Mengapa mereka hormat?
Jawabannya ada dalam video ini. Mari menyimak bersama!